Rabu, 11 Desember 2013

BIRAHI IBU SELFI


Sebut saja nama pemuda itu adalah Randy 22 tahun, 172/65 berparas seperti kebanyakan orang pribumi. Dialah pemeran utama dalam kisah ini… Dia ganteng dan  manis, atletis, hidung mancung, bertubuh sexy karena memang dia suka olah raga. Randy ini adalah mahasiswa di salah satu PTN di Jakarta, tepatnya di Jakarta Selatan. Iya, ia anak UI.
Kisah ini berawal terjadi sebagai dampak seringnya anak kuliahan pada umumnya nongkrong di mall baik itu saat kuliah lagi kosong maupun saat jam-jam kuliah.
Dari seringya dia nongkrong di mall...biasanya dia menghabiskan waktuku main di game zone yg ada di mall tsb. Dia berjumpa dengan teman-teman yg juga suka main game...anak-anak...dan juga orang-orang dewasa yg menemani anaknya bermain game.
Siang itu seperti biasa Randy terlihat di Citos, mall yang ada di Cilandak itu.
Dan di situlah dia berkenalan dengan Selfi, seorang ibu rumah tangga yang berumur 41 tahun.wanita sedang mengantar anaknya bermain game. Dia mengenalnya ketika duduk setelah cukup jenuh bermain game. Wanita itu yang rupanya bosan juga menemani anaknya yang belum selesai bermain game lalu duduk di tempat duduk yang sama dengan tempat Randy duduk. kebetulan tempat duduk yang ada di lokasi tersebut sudah penuh semua.
Dia sempat terpana dengan bentuk tubuhnya. Wanita itu mengenakan gaun panjang semata kaki. Dan model pakaian yang sangat ngepas tersebut telah mencetak seluruh lekuk tubuhnya. Pinggul dan pantatnya sungguh besar. Padat. Dan busungan dadanya sungguh akan membuat lelaki manapun mengeluarkan ludah. Randy betul-betul terpesona...terpesona dengan daya tarik tubuhnya...daya tarik seksual yang memantul dari tampilannya.
Sebenarnya sejak Randy bermain games tadi, perhatiannya terusik dengan hadirnya ibu Selfi ini. Ia sering mencuri lihat pada ibu setengah baya ini. Bahkan entah saling mengetahui atau tidak, pernah sangat sekilas mereka bertubrukan pandang. Akan tetapi hanya sebatas itu, dan hanya sekali saja.

Ketika wanita itu duduk, ia menyilangkan kaki. Dan terpampanglah betis yang putih, mulus, dan liat karena pakainnya memiliki belahan di sisi kaki.
Ketika wanita itu duduk, aroma wangi langsung menyerbu hidung pemuda itu.
Dia sedang asyik menunduk BBM-an dengan teman walau ujung matanya selalu mengawasi. Wanita paruh baya itu menyapa,"..permisi duduk mas...!"
"Oh iya, silahkan bu, milik umum kok,"sahut Randy sambil tersenyum wajar.
Eh, iya senyum juga... Lucu mungkin baginya mendengar sahutan Randy...
Wangi yang berpendar dari sosknya mau gak mau mengusik keberadaan pemuda itu.
Setelah jeda sekitar 3 menit...
"Nunggu anaknya iya bu,"dia mencoba menetralkan aromanya.
"Hmm, iya, mas,"balasnya singkat. Iya memalingkan wajahnya pada pemuda itu. Ia memandang Randy sesaat. Nampaknya wanita itu mencoba memeriksa dan meneliti. Ada senyum dalam wajahnya...
"Anak-anak kalau belum coba semua games ga akan berhenti,"ujar pemuda itu mencoba berakrab ria. Dia tahu wanita tidak akan kabur dengan sikap ini, karena dia juga selalu wangi kalau ke kampus dan ke mana saja. Ibu ini pasti juga merasa aroma yang keluar dari tubuhku walau tidak seglamor aromanya, pikir Randy dalam hati. Itulah salah satu kunci memikat perempuan.

"Iya mas. Dari tadi keliling-keliling. Dah ada kali 2 jam-an,"balasnya.
"Iya bu. Namayanya juga anak-anak. Aku juga begitu barangkali dulu."

Sungguh....
Dalam sesi pertama ini dia begitu kagum pada kemolekan tubuh ibu ini. Dia sering mencuri pandang dadanya yang busung ketika ia lengah dan mengalihkan pandangan ke arena games.
"Ping!
Tiba-tiba BB yang ada di tangan wanita itu berbunyi. Ia menunduk membaca, lalu sejurus kemudian ia tersenyum. Dan tiba-tiba tubuhnya bergoyang dan tangannya bergerak menutup mulut. Hhmm, pasti dapat BBM yang lucu, pikir Randy dalam hati.
"Hm, bagi-bagi dong lucunya,"cetus Randy ketika wanita itu selesai membaca. Ia menatap pemuda itu, dan nampaknya sisa kelucuan BBM masih tergambar di raut wajahnya.
"Mau?"wanita memandang dengan wajah sangat manja.
"Mau dong. Apa tuh yang lucu?"tanya Randy tersenyum sok penasaran.
Lalu wanita itu membaca isi BBM yang ternyata memang lucu. Hahaha, mau ga mau Randy juga tertawa... Lucu sekali... Lalu...
"Eh, maaf kirim dong ke aku bu. Aku mau kirim ke teman-teman,"kata Randy dengan wajah yang memang merasa terkesan dengan kelucuan BBM itu. Ibu Selfi wanita menatap. Tatapan yang wajar. Agak lama, wanita itu kembali membaca BBM nya... Nampaknya aku ga beruntung, pikirku Randy...
Tetapi...
"PIN nya mana?!" cetus Bu Selfi. Tangannya masih menutup mulut karena nampaknya wanita itu kembali membaca BBM yang lucu itu.
Yesss, pikir Randy. Tanpa berlama-lama dia mendiktekan PIN-nya. Lalu...
"Ping!"
Yes... BBM yang lucu tadi telah di kirim ke BB pemuda yang beruntung itu. Tapi yang penting adalah dia telah mendapat PIN ibu yang aduhai-semlohay ini.

Setelah sesi ini, semua berjalan lancar....Wanita itu memberitahu namanya, umurnya, alamatnya, nama anaknya yang sedang bermain games... Dan Randy juga... Dan pemuda itu menciptakan sesi ini dengan suasana yang sangat besahabat tanpa pretensi apa-apa... Wanita itu dalah seorang ibu rumah tangga beranak dua (cewek 1 cowok 1)... Anak cewek kelas 2 SMP anak cowok yang sedang bemain games umur 10 tahun... Suaminya, Untarto Suroto, yang berumur 52 tahun adalah seorang pejabat menengah di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral... Dan saat ini suaminya sedang ke Sulawesi Selatan... Mereka asli berasal dari Yogyakarta…
Sesaat wanita itu menghampiri anaknya... Tapi sang anak nampkanya masih belum mau berhenti...
Ia pun kembali pada Randy...

Sesi selanjutnya... Cerita-cerita mengalir... Kebanyakan topik umum dan juga tentang susana kampus di mana pemuda itu kuliah... Ketika Ibu Selfi mengetahui bahwa Randy kuliah di PTN bergengsi se-Indonesia wanita itu nampaknya langsung makin akrab saja dengan kehadiran Randy. Dan wanita itu pun juga bercerita tentang dulu waktu kuliah...
Lalu Randy mencoba satu hal...
"Eh, boleh foto dong...?"ia meminta pada wanita di depannya itu.
Ibu Selfi memandangnya dengan dengan senyum yang kalem menjurus keibuan. Pemuda itu inisiatip merapatkan tubuh padanya, tetapi tidak sampai bersentuhan,  sambil menjauhkan BB untuk mengambil foto... Dan selanjutnya mereka berfoto sebanyak 5 kali... HHmmm...mantap, piker Randy... Selajutnya mereka saling berbagi alamat Facebook... Request dan accept!
Dan akhirnya semua sesi itu selesai dengan wajar... Pemuda itu memang seorang ahli… Anak Ibu Selfi akhirnya datang... Mereka saling lempar senyum biasa…
Wanita itu pamit duluan...


Sepuluh menit setelah wanita itu menghilang Randy mengirim BBM padanya...
"Iya sama-sama. Makasih,"wanita itu membalas BBM ketika Randy bilang 'hati-hati di jalan bu'.



Beberapa hari kemudian dia rutin mengirim BBM lucu pada ibu paruh baya yang baru dikenalnya itu dan dibalas dengan sukses. Wanita itu mengatakan berbagai BBM lucu yang dikirim pemuda itu sangatlah lucu... Bahkan pernah Ibu Selfi menelepon ketika Randy menceritakan bahwa dia sedang di ruang kuliah dan dosennya sangat lucu tampilannya, bahasa, dan pakaiannya... Wanita itu mengaku terpingkal-pingkal dengan kelucuan BBM kiriman Randy… Akan tetapi lalu dengan satu langkah menentukan ia segera meminta wanita itu jangan menelepon sekarang karena kuliah sedang berlangsung... Itulah langkah yang dianggap Randy sangat menetukan karena dengan cara itu dia akan menimbulkan kesan bahwa dia tidak sedang menggoda kesendirian perempuan paruh baya itu...
Berdasarkan cerita-cerita yang mereka saling beritahu, dalam kesehariannya memang Ibu Selfi ini selalu sendirian di rumah sejak dari anak-anak dan suaminya berangkat pagi-pagi hingga siang hari pukul 13.00 WIB, ketika ia menjemput anaknya yang paling kecil. Ada dua orang wanita pembantu. Tetapi mereka bukanlah teman yang tepat untuk bergosip. Apalagi Ibu Selfi ini juga adalah seorang sarjana.
Dan Randy memang hanya kirim BBM atau SMS padanya di jam-jam kerja karena dia yakin suaminya tidak ada di rumah pada jam-jam kerja... Tidak pernah ada dalam kehidupan Randy hadir seorang pacar yang usianya lebih tinggi… Ia hanya berpacaran dengan anak-anak SMU yang selalu ngiler melihat anak kuliahan… Dan kini, ia dengan sadar sedang pendekatan dengan istri orang! Kadang Randy terbersit, akan tetapi lalu pikiran nakalnyalah yang ambil peranan…!!

Sebenarnya Randy berasal dari keluarga yang baik. Keluarga besarnya tinggal di Citeureup Kabupaten Bogor. Kakeknya merantau ke Jakarta dari Palembang sebagai seorang tentara. Ketika pensiun sang kakek membuka usaha pencetakan batako yang menyuplai proyek-proyek kecil di Angkatan Darat. Dan sekarang usaha tersebut dilanjutkan ayahnya di Citeureup dengan berbagai diversifikasi yang maju. Keluarganya juga membuka toko material yang cukup besar di Jalan raya Cibinong. Dan oleh ayahnya, Randy dibelikan sebuah rumah Type 36 di sebuah perumahan di Depok serta Isuzu Panther sebagai kendaraan ke kampus. Akan tetapi Randy menjual Panther tersebut dan mengganti dengan sepeda Motor Tiger. “Di mana-mana macet. Bisa telat terus ke kampus kalau pakai mobil,”begitu alasan Randy ketika ia mengirimkan uang sisa penjualan Panther pada Ibunya.
BBM-an antara dua insan beda usia itu berlangsung baik dan interaktif... Berhari-demi-hari... Berhari-demi-hari … Terus begitu... Mereka bercerita hal-hal lucu… Kiat-kiat hidup… Sinetron yang amburadul… Politik… Lagu-lagu… Filem… Dan banyak lagi… Mereka pernah dua kali lagi bertemu di Citos, akan tetapi pertemuan itu hanya seperti pertemuan pertama…
Ibu Selfi merasa senang karena BBM atau SMS Randy selalu mengingatkannya, “Bentar lagi jam 1, jam anak-anak pulang sekolah…”. Jadi Ibu Selfi tidak pernah telat menjemput anaknya sekolah. Yang ia tidak sadar adalah ia telah menyembunyikan dari suaminya sebuah BlackBerry yang bulan lalu dibelinya…

Pada suatu hari, ketika bersantai di rumahnya, dia dapat balasan SMS yang bikin dia sangat senang ketika mengirim SMS 'Dah makan belum?'
"Duh... Kayak pacaran aja nih....," balas Ibu Selfi.
"Habis teman-teman pd kirim pesan spt itu sih...,"katdia.
"Iya, mungkin mereka kan SMS-an ama pacar."
"Iya kali yah,"kata Randy berlagak bego.

Tiba-tiba Ibu Selfi call... Dada Randy berdegup tak karuan... Ia langsung tutup pintu, pasang lagu yang oke dengan suara yang perlahan, pasang gaya yg pas di ranjang... Lalu..
"Hallo...,"sapanya renyah....
Pembicaraan pun mengalir lancar... Topik mengenai banyak hal... Pembicaraan di tutup dengan....
"Ma kasih iya, tadi dah ngingetin aku makan...."kata-kata Ibu Selfi terdengar renyah-manja.
"Hehe-iya...jangan lupa iya makannnya...,"balas Randy lagi sok akrab.
"Iya-iya...,sok perhatian kamu iya..."suara wanita itu manja.
"Iya deh...ga lagi...,"
"Hihihih...,"dibalas renyah.

Tiba-tiba perempuan paruh baya itu berbisik...
"Eh, udah dulu iya...ada suamiku pulang.."
"Eh, iya-iya deh, mmuuaahh...,"ucap Randy pelan.

Dia terdiam... Hatinya jelas senang.. Dan ketika pada saat terakhir dia berani ucapkan "mmmuuuaaahh" adalah karena wanita memberitahukan bahwa suaminya datang dengan cara berbisik. Dengan cara berbisik seperti itu, pikiran pemuda itu cepat menarik kesimpulan bahwa Ibu Selfi ini sudah ada dalam "jangkauan", sehingga dia berani ucapkan "mmuuaahh". Dengan wanita itu ada dalam "jangkauan" maka dia hanya tinggal merawat komunikasi dan merawat kesan, sesudah itu maka semua akan matang, itulah daalam benak Randy....!!!

Dan... Hanya lima belas menit kemudian sebuah SMS masuk.
"Mmmuuuaaahhh...." itulah isi SMS dari Ibu Selfi.
"Jangan dibalas.."SMS-nya datang lagi.
"Jangan lupa makan...,"SMS-lagi.

Tiga SMS yang masuk dalam rentang waktu 5 menit itu membuat hati pemuda itu terbang ke awan-awan...
Berulang kali SMS-SMS itu dibacanya dengan hati yang membuncah... Bahkan ketika matanya ngantuk berat hendak tidur pada malam harinya SMS-SMS itu masih dibaca lagi...

Esoknya di kampus, jam 10 pagi SMS dari Ibu Selfi masuk...
"Allow...,"sapanya. Hmm, pikir Randy, cara menyapanya telah membuatku yakin. Semua hanya menunggu waktu.
"Hai, honey,"balas Randy dengan berani," lg apa nih? Aku lg di kampus, Bu... tau nggak aku lg ngapain?"
Dia tidak berminat membahas tentang kedatangan suaminya kemarin atau kenapa tadi malam wanita itu tidak sekalipun SMS memberi kabar. Jika itu dia bahas dia yakin wanita itu akan kehilangan selera.
"Oh iya... Aku baru selesai bantu masak nih... Emang kamu lagi ngapain?"tanya Bu Selfi.
"Aku lagi nunggu SMS darimu... He-he,"Randy mulai melangkah maju perlahan.
"Oh iyaaaa? Ma kasih dah menunggu,"balas Ibu Selfi."Emang kenapa nunggu SMSku?"tanyanya kemudian.
"Aku ga mau SMS atau call kamu duluan, sebelum ada SMS atau call-mu,"kata Randy sok memaklumi. "Padahal...dari pagi sampai detik ini dia kangeeeennn...!"lanjut Randy akhirnya. Dia ga lagi memakai "topeng".
Dan...
"Sama. Aku juga kangen...,"balas Ibu Selfi.

Iyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!! Randy menjerit dalam hati. Sekali lagi ia baca isi SMS itu dengan penuh kesenangan....
Lalu SMS-SMS-an berlanjut dengan saling memberitahu. Randy memberitahu bahwa ia suka suaranya yang merdu-manja. Dia suka wanginya yang lembut ketika pertama jumpa dulu. Pemuda itu bilang bahwa dia suka tutur-bahasanya. Dia suka cara dia menunduk dan cara dia tertawa... Dia bilang pada Ibu Selfi bahwa ia suka cara dia mengalihkan pandangan...

Pokoknya pemuda itu tidak pernah menyebut sensualitas dan kebahenolan tubuhnya. Dan wanita itupun senang dengan semua pujian itu...
"Hihihi..gombal!"tukas ibu Selfi kemudian dalam SMS. Tapi buru-buru wanita itu pun mengirim lagi SMS,"and I like it!"
Dan wanita itu bilang bahwa dia suka dan sekaligus benci dengan mata pemuda itu. Dia bilang dia suka dengan cara pemuda itu memandangnya. Dan dia bilang dia suka karena ketika berbicara mata pemuda itu selalu tertuju pada matanya. Ibu Selfi suka dengan SMS lucu Randy yang tidak norak. Ia suka berbagi cerita-cerita dengan pemuda itu. Ia suka dengan keluhan-keluhan khas anak mudanya.
Ketika wanita itu selesai menjelaskan itu semua, Randy mengirim SMS padanya. "Mmmuuaahhh!"
"Mmmuuaahhh!"demikian balasan Ibu Selfi.
"Mmmuahhhhhhhhhhhhhhhhh....1000 kali,"pemuda itu melanjutkan SMSnya. Randy tidak lagi ragu-ragu. Ia kini dengan mantap menyongsong sebuah cerita yang akan dijalaninya.
"Cup-cup-cup-mmmuuaaahhh! Sejuta kali"nampaknya Ibu Selfi pun sudah tidak peduli dunia.
Huhhh, pemuda itu begitu terangsang dengan Ibu Selfi ini. Kontolnya langsung tegang maksimal.
"Hmmm, ma kasih,"dikirimnya SMS dengan sabar.
Lalu ketika dia yakin wanita itu sudah membaca SMS itu, kembali dia kirim lagi SMS,"Mmmuahnya yang sejuta itu di mana aja, Bu?"tanya Randy. Pemuda itu sepenuhnya dikendalikan birahi.
"Maunya di mana sayang?"Ibu Selfi membalas SMS menantang. Ibu Selfi tidak pernah berpikir panjang atau merenungkan semua rangkaian perhubungannya dengan Randy. Ia begitu terpesona dengan gairah muda dalam tubuh anak muda itu. Pemuda itu seperti mengungkit getar-getar masa muda yang pernah dilaluinya dahulu kala. Dan ketika suatu saat ia pernah menyadari, Ibu Selfi hanya tersenyum nakal di depan cermin. Ia hanya memandangi dengan sepenuh perasaan wajah pemuda itu dalam foto di ponselnya. Ibu Selfi dalam kesendiriannya siang itu memandangi foto wajah Randy dengan penuh nafsu-birahi.
Membaca SMS yang masuk itu, kontol Randy hampir muncrat. Lalu dia langsung bergegas ke toilet kampus. Bukan mau onani. Tetapi dia ingin SMS-an dengan Ibu Selfi ini dengan leluasa, tentu saja sambil meremasi kontolnya yang menegang.
“Di leherku…dan..,”Randy mengirim SMS segera dengan kalimat tanggung.
“Muahhh di lehermu…!”balas Ibu Selfi.
“Mmmuuaahh…di lehermu juga,”pemuda itu betul-betul terangsang.
“Owh! Lagi…lagi…,”Ibu Selfi menunjukkan birahinya dalam SMSnya.
“Cup-cup-cup…mmmuuaahhh…di lehermu, pundakmu, dan di bahumu…!”
“I like it dear…more and more…!”.
“Bu Selfi, I want you!”kata Randy tegas dalam SMSnya.
“I want you too, say,”Ibu Selfi membalas SMS.
“Aku ingin memeluk tubuhmu erat sayang…,”SMS Randy makin maju.
Ibu Selfi lalu menelepon. Ketika Randy menjawab call-nya, tanpa menunggu lama wanita itu langsung saja….
“Muah-muah-muah…cup-cup-cup-muah-muah…,”begitulah wanita paruh baya itu melepaskan birahinya pada anak muda itu.
“Muah-muah-muah…oohh-oohh-cup-cup-cup-muah-muah…,”Randy membalas dengan keliaran khas anak muda.
“Hehe…,”Ibu Selfi tertawa renyah-manja hampir seperti rajukan dalam telepon.
Dan pemuda itu langsung mengecupi suara tawanya itu. “Mmuuaahhh…Cup-cup-cup-mmmuuuahhhhhh-mmmuuaahh,”
“Bu Selfi, aku kangen,”suara pemuda itu hampir seperti bisikan.
“Iya aku tahu. Aku juga kangen kamu sayang.,”suara Ibu Selfi mendesah parau.
Lalu telepon-hot yang diwarnai ciuman-ciuman penuh nafsu itu berakhir. Dan mereka menyepakati sesuatu.

“Hihi, masa kamu ajak aku jumpa di mall. Emang aku abg?”Ibu Selfi merajuk manja.
Inilah strategi Randy. Dengan begitu pemuda itu yakin bahwa Ibu Selfi sangat ingin berjumpa di suatu tempat yang privat. Randy memang dengan penuh pertimbangan mengajak Ibu Selfi berjumpa di Citos untuk dilanjutkan nonton bioskop… Dan pemuda itu senang dengan pancingannya!
Mereka akhirnya sepakat berjumpa di Bintaro. Di tempat yang mereka sepakati itu memang pengunjung tidak pernah ramai. Tempat itu memang bukan tempat yang akan sering dikunjungi orang. Orang-orang biasanya akan datang ke situ untuk urusan pembicaraan bisnis yang tertutup tetapi santai.  Juga sering digunakan perempuan atau laki-laki yang iseng kencan dengan sesama teman kerja atau bawahan-atasan. Dan tentu saja tarif makan siang di sana mahal.
Tempat itu memang cukup indah dan asri. Berisi pondok-pondok atau saung-saung di atas danau-danau kecil. Pondok-pondok itu tidak memiliki dinding. Pondok terbuka. Akan tetapi pondok itu juga memiliki semacam tirai bambu yang talinya dapat ditarik untuk membuat tirai tersebut naik-turun sesuai keinginan pengunjung. Pondok-pondok itu terhubung ke restoran utama di sebuah bangunan yang merupakan lobby utama tempat itu dengan semacam jembatan-jembatan kecil. Pondok-pondok di atas danau kecil itu dibangun sangat kokoh sehingga jika terjadi perkelahian sekalipun maka tidak akan menimbulkan getaran sama-sekali. Dan satu lagi, pelayan di situ tidak akan datang jika tidak dipanggil.
Ibu Selfi menghitung dalam hatinya. Jarak antara sekolah ke pondok itu hanya sekitar 30 menit lewat jalan tol. Juga berjarak 30 menit ke rumahnya lewat tol. Jadi ia tidak akan telat jika ia ingin segera pulang atau ingin segera menjemput anaknya.
Mereka janji bertemu di sana hari Jumat tgl 23 Oktober 2009 pukul 09.00 WIB. Hari yang benar-benar pas bagi waktu wanita paruh baya yang sedang birahi itu.

Jadi, hari itu Jumat pagi pukul 07.00 WIB..
“Ma, jangan lupa nanti bayar kartu kredit, cicilan mobil, dan tagihan premi asuransi. Nanti pulang sekolah anak-anak, papa dah janji sama mereka mau ke Teraskota – BSD,”begitulah yang biasanya akan diucapakan suaminya jika memasuki tanggal 23 setiap bulannya.
“Iya pa,”jawab Ibu Selfi yang masih meringkuk dalam tidurnya.

Dan ketika ia mendengar suara pembantu mengunci pagar rumahnya tanda anak-anak dan suaminya telah berangkat, Ibu Selfi pun bangkit dari tidurnya. Dengan getar yang merasuki tubuhnya ia mempersiapkan diri.
Pukul 08.45, Wendu sudah duduk di dalam saung. Ia santai sambil menyeruput juice jeruk pesanannya. Sekali-sekali ia mencomot kentang goreng lalu asyik memencet tombol-tombol mungil di ponselnya. Sepuluh menit lalu ia sudah mengabarkan pada Ibu Selfi bahwa ia sudah di tempat yang disepakati. Ia sudah menitip pesan pada pelayan yang diberinya uang Rp.50,000 agar mengantarkan tamunya ke pondok. Dan Randy sudah memberitahukan kepada Ibu Selfi agar mencari pelayan itu jika sudah sampai.
“Ping!”
“5 menit lagi aku sampai,”itu adalah BBM dari Ibu Selfi.
Dan ketika tirai di pintu tersingkap, Randy akhirnya melihat sesosok wanita berkaca-mata hitam. Randy membaca senyumnya, lalu berdiri meraih tangan Ibu Selfi dan dengan ringan membimbingnya duduk di bantal gepeng yang ada di lantai pondok. Setiap pondok itu memang di lengkapi bantal sebagai alas duduk.
Merak tidak lagi bergetar, tetapi bergemuruh… Akan tetapi dengan mantap Randy bertanya…
“Pesan makanan apa  kita,Bu?”
Maka seketika gemuruh di dada Ibu Selfi lenyap. Ia sejenak kagum, lalu dengan renyah ia berbicara sambil melepaskan kaca-mata hitamnya dan merapihkan rambutnya… Randy memandangi wanita di depannya dengan takjub… Ibu Selfi berbicara sambil membaca menu, sementara Randy mendengar dan menulis… Ibu Selfi memesan sejumlah makanan yang banyak yang mereka yakin tidak akan di makan… Tetapi Ibu Selfi yakin dengan pesanan itu, pemilik tempat akan senang dan akan membiarkan mereka berlama-lama di dalam pondok… Selama menunggu pesanan Randy tidak pernah melepaskan genggaman dari jemari Ibu Selfi.. Ia meremasnya perlahan… Pemuda itu melontarkan rayuan yang tidak ada dalam kamus abg-abg, juga tidak ada dalam dialog sinetron… Ia melontarkan rayuan kepada wanita terhormat… Ibu Selfi duduk membelakangi dinding terpisah meja kecil dari pemuda di depannya…
Ibu Selfi memandangi pemuda tampan di depannya dengan tatapan manja… Lelaki ini bertubuh bagus pikirnya… Saat ini ia begitu menikmati dipandangi oleh mata pemuda yang ada di depannya ini… Ia juga menikmati remasan-remasan kecil tangan mereka… kadang ia mencubit kecil di jari-jari Randy… Dan menikmati ketika jari telunjuk Randy dengan nakal menelusuri batang tangannya, dari punggung tangan hingga ke sambungan sikunya… Dan ketika aksi kecil itu berlangsung mata mereka saling pandang dan bibir tersenyum aneh…
Dalam dada Randy begitu bergelora… Betapa tidak? Ibu yang ada di depannya ini datang dengan rok ketat yang mencetak pinggul dan pantatnya yang besar… Roknya sedikit di bawah lutut tetapi hal itu sudah membuat seluruh batang kaki Ibu Selfi yang mulus dan sekal terpampang ketika ia duduk… Di bagian atas, Ibu Selfi ini hanya memakai blazer coklat tanpa apa-apa lagi di dalam kecuali BH… Sehingga Randy bisa langsung menikmati belahan dada besar yang menggunduk itu… Dan ketika pelayan datang dan selesai menunaikan tugas-tugasnya, Randy langsung bergerak dan berpindah duduk di damping wanita paruh baya itu…
Ibu Selfi bergerak menghadapkan wajahnya pada laki-laki muda di sebelahnya. Matanya nanar… Tangan pemuda itu langsung bergerak merangkul pundak Ibu Selfi… Ia meremas pundak itu dan merapatkan tubuhnya denga ketat… Tangan kekar Randy mengarahkan tubuh Ibu Selfi padanya, lalu akhirnya wajah wanita yang menunduk itu diraihnya dengan mulutnya… Ia mencium lembut di mulut Ibu Selfi… Lalu ia menciumi mulut Ibu Selfi lagi… Lagi dan lagi… Ia kini menghisap bibir itu…melumatnya.. Dengan reaksi yang panas Ibu Selfi merangkul leher Randy. Mengarahkan tubuhnya, lalu Ibu Selfi merangkul sepenuhnya tubuh muda di sampingya dan menikmati ciuman-ciuman dan lumatan-lumatan dari pemuda itu… Mereka saling lumat dengan rakus… Memutar-mutar kepala untuk memenuhi mulut mereka dengan bibir pasangannya…
“Ohh..,”akhirnya Ibu Selfi merintih bagai kucing ketika tangan Randy bergerak meremas dadanya. Ibu Selfi menegakkan tubuhnya, dan dengan begitu ia bisa mencipoki mulut Randy dan juga menikamti dadanya di remas-remas. Mereka menggeliat penuh nafsu. Rok Ibu Selfi tersingkap tidak karuan jadinya.
Tangan kiri Ibu Selfi bergerak memasuki kemeja Randy. Ia meremas dada Randy yang hangat. Tangan kanan Randy bergerak membuka kancing blazer. Lalu Randy akhirnya merasakan BH Ibu Selfi di telapaknya. Dada itu besar. Ia meremas dada itu dari luar BH..
“Okhh,”Ibu Selfi kembali merintih. Randy begitu antusias merasakan dada yang besar itu. Tetapi ia tetap dengan lembut meremasnya sambil dengan buas mencipoki mulut Ibu Selfi. Birahinya makin tinggi ketika Randy merasa puting susunya di usap-usap telapak tangan kiri Ibu Selfi.
“Akh,sayang..”erang Randy perlahan ketika puting susunya di jepit jari-jari tangan Ibu Selfi.
Ibu Selfi menarik mulutnya dari bibir Randy. “Suka sayang?”tanya Ibu Selfi manja pada pemuda di depannya. Ia tetap menjepiti puting susu Randy perlahan. Wajah mereka begitu dekat. Ibu Selfi begitu suka melihat ekspresi darah muda di depannya ini ketika terangsang oleh aksinya. “Hmm, suka?”bisiknya perlahan.
Randy menatap bibir yang bertanya itu. Lalu melumatnya lagi... Lalu tangan kanannya bergerak ke bawah… Bibirnya mengulum dengan dalam ketika ia menempatkan tangannya di paha sekal Ibu Selfi yang sudah terbuka. Ia merabainya dengan halus… Meremas paha Ibu Selfi yang mulus itu…
“Akh,ahh, sayang,..,”erang Ibu Sefli lirih ketika merasa tangan pemuda itu merams pahanya makin dalam ke pangkal pahanya. Ia mengatur duduknya sehingga ia dapat melebarkan pahanya… Dan..
“Akh,ahh,ahh,ahh..sayang,…akh..,”Ibu Selfi mengerang ketika ia merasa celana dalamya di remasi oleh pemuda itu. Ibu Selfi mengangkat sedikit badannya, lalu dengan sigap ia menarik roknya ke atas… Kini tubuh bagian bawahnya sudah terbuka sama sekali… Ia tidak lagi mencium pemuda itu.. Kepalanya kini telah bersandar di bahu pemuda itu… Pemuda itu meraih rambutnya yang lebat, lalu menggulung rambut itu… Sementara telapaknya menggeseki memek Ibu Selfi dari luar celana dalam… Lalu Randy berbisik penuh birahi di telinga Ibu Selfi…
“Sayang, hoh,”bisik Randy. Lalu seketika ia menjilati leher putih mulus Ibu Selfi. Bibirnya dan lidahnya bergerak lembut di leher dan telingan Ibu Selfi… Ibu Selfi dilanda nafsu birahi… Ia menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan mengitkuti irama telapak tangan Randy yang menggeseki memeknya. “Okh,hoh…hoh…ohhh,”nafas Ibu Selfi makin hangat memburu…
Lalu ia merasa blazernya disingkap sebelah, dan nafsu seksnya makin menuntut ketika ia merasa bibir pemuda itu telah menciumi dan menjilati pundaknya yang terbuka… Tangan pemuda itu berpindah dari celana dalamnya… Ia merasa tangan pemuda itu membantu bibir pemuda itu meremasi pundaknya… Lalu ia merasa tali BH-nya diturunkan… Pundaknya yang terbuka kini polos, dan diremasi, dikecupi, diciumi, dan dijilati dengan penuh nafsu oleh anak muda itu…

Randy lalu bergerak menggeser meja… Lalu dengan tenang ia menghadapkan wajah Ibu Selfi ke wajahnya… Mereka saling pandang dengan mata redup… Tangan Randy bergerak ke belakang kepala Ibu Selfi… Ia menggulung rambut Ibu Selfi yang lebat itu dan mengikatnya dengan pengikat rambut… Lalu perlahan wajahnya mendekati wajah Ibu Selfi… Randy mengecup mata Ibu Selfi… Kiri dan kanan…
Dan ketika mata itu terpejam, Randy langsung mencium lembut bibir ranum Ibu Selfi… Mencucupi perlahan… Ibu Selfi begitu menikmati perlakuan itu.. Kembali Randy mencium lembut, dan kali ini mulutnya terbuka menelan bibir Ibu Selfi… Mengulumnya… Melumatnya… Randy menjilati bibir Ibu Selfi dengan penuh nafsu…
Dan ketika tangan Randy bergerak ke dada, Ibu Selfi lagsung bereaksi dengan balas melumat bibir Randy… Ibu Selfi memutar kepalanya dan meraih belakang kepala Randy dengan tangan lalu Ibu Selfi dengan liar menguasai aksi cipokan-mencipok itu…
Seluruh kancing kemeja Randy telah lepas. Begitu juga dengan kancing blazer Ibu Selfi…
“Ohh, akh…ahhh…,”erang Ibu selfi kembali ketika tangan Randy kembali meraba pahanya dan juga celana dalamnya… Ia melepaskan bibirnya lalu menegakkan badan menengadah menahan nikmatnya remasan pemuda ini di memeknya…
“Ohh…,”ia makin mendesah. Dan ketika ia menengadah mendesah itulah Randy menunduk lalu mencium gundukan di atas dada Ibu Selfi…
“Ohh…,”erang Ibu Selfi.. Pemuda itu mencimui dan menjilati gundukan yang membusung di atas buah dada Ibu Selfi. Dan akhirnya tangan Randy mengeluarkan tetek yang besar itu dari BH… Seketika Ibu Selfi menurunkan wajah… Dan matanya pun menyaksikan mulut pemuda itu akhirnya menelan puting susunya…
“Hah…sayang…hah…sayang..hah,”hanya itu desah Ibu Selfi. Ia merasakan bibir dan gigi pemuda itu mengusik-usik puting susunya. Ia mendesah sambil menyaksikan aksi pemuda itu menciumi teteknya yang besar. Secara naluri tangannya bergerak meremas lembut rambut pemuda itu.
“Oohhh sayang…oh sayang…,”bisiknya. Pemuda itu dengan lembut menciumi tetek Ibu Selfi yang besar. Tangan Randy meremasi pangkal tetek itu ketika ia dengan penuh nafsu mengemuti tetek Ibu Selfi.  Dan…
“Okhhh…ohhh….mmuah…ohhh sayang…ohhh sayang…ohhh,”tak kuasa akhirnya bibir Ibu Selfi bergerak mencium telinga Randy. Ibu Selfi membisikkan nafsunya ke telinga Randy, dan pemuda itu makin liar melumat puting susu Ibu Selfi.
“Ohhh sayang…ohhh…ohh…,”erangan berbisik Ibu Selfi memenuhi pondok itu.
Lalu tangan kanan Randy bergerak meremas pinggul besar Ibu Selfi… Meremasi pantat yang besar bahenol itu… Tangan kiri Randy juga bergerak… Pemuda itu betul-betul ingin merangsang sampai habis nafsu Ibu Selfi… Tangan kirinya menggesek celana dalam Ibu Selfi… Tangan kanan dan kirinya, dan juga mulutnya merayapi bagian paling merangsang bagi Ibu Selfi… Dan itu membuat Ibu Selfi menggeliat-geliat bagai cacing… Darah muda Randy betul-betul membuat Ibu Selfi bergelora panuh nafsu seks… Lalu…
“Akh sayang, oh sayang…oh…sayang…oh sayang..ahhh…ahh…ohhh sayang…ohhh…,”suara Ibu Selfi akhirnya terus menerus mengerang bagai kucing ketika jari-jari Randy menusuk-nusuk lobang memeknya…. Jari itu menusuk dan menggeseki lobang memeknya membuat Ibu Selfi hanya mampu mebisikkan erangan di telinga Randy…. Sesekali di sela erangannya Ibu Selfi menciumi teinga dan leher Randy…
“Ohhh sayang…oh sayang…oh sayang..hoh sayang…,”Ibu Selfi hanya mengerang sementara Randy bagai bisu menikmati seluruh tubuh wanita paruh baya itu.
Kemudian Ibu Selfi merasa jemarinya di genggam dan di arahkan…  Tangan Randy meraih jemari Ibu Selfi, lalu Ibu Selfi merasa jemarinya menyentuh kontol pemuda itu. Nafsu seks yang berkobar membuat jemari Ibu Selfi meremas kontol itu dengan gemas. Ibu Selfi meremas kontol Randy dari luar celana jeans pemuda itu.
Ibu Selfi makin bernafsu dan ia menengadah karena birahinya…. Ia telah meremas kontol anak muda yang panas ini… Kontol muda itu memenuhi hayal seksualnya saat itu… Dan ia merasakan kontol pemuda itu besar dan panjang… Dan ketegangan kontol itu mengeras memancing birahinya makin panas…
Ibu Selfi akhirnya dengan antusias membuka ikat pinggang, dan lalu retsleting celana jeans Randy… Jemarinya langsung menyelusup ke dalam celana dalam Randy… Telapak tangan Ibu Selfi merasakan kehangatan kontol pemuda itu… Kontol itu sungguh tegang dank keras… Ia meraih seluruhnya dan akhirnya mengetahui kontol itu memang besar dan panjang…
“Hohh sayang…,”bisiknya di telinga Randy…
Lalu Randy menarik wajahnya dari tetek Ibu Selfi..Ia menatap mata Ibu Selfi yang nanar… Mereka saling pandang…Lalu merekapun berciuman lagi… Mereka saling cium dengan penuh kelembutan sementara tangan mereka menggesek memek dan mengocok kontol… Ibu Selfi mengocok kontol Randy dengan lembut ketika pemuda itu menciumi bibirnya…  Randy merasakan nafsunya melayang-layang ketika jemari Ibu Selfi mengocok-ngocok kontolnya… Ia pun menengadah…
“Oh sayang…oh bu…oh sayang…oh sayang…oh Bu Selfi..oh Bu Selfi…ohhh bu ohhhh…,”Randy mengerang kenikmatan.
Ibu Selfi merapatkan bibirnya ke leher pemuda itu dan menciuminya, lalu berbisk,”enak sayang?”Ibu Selfi membisiki telinga Randy sementara tangannya mengocoki kontol Randy…
“Okhhh enak bu…oh kocok bu…ohhhh enak bu…kocok bu…ohhh,”erangan Randy.
Dan Ibu Selfi begitu terangsang melihat ekspresi darah muda ini. Ibu Selfi terus mengocok kontol itu dengan lembut…Ibu Selfi dapat merasakan kontol itu betul-betul maksimal kerasnya di telapaknya… Ibu Selfi begitu suka mengocok kontol muda ini… Apalagi kiontol ini besar dan panjang… Ibu Selfi memandangi kontol itu penuh nafsu…
Akhirnya karena nafsu yang makin menggelegak, Ibu Selfi lalu menyudahi kocokannya, dengan kedua tangannya ia meraih belakang kepala Randy lalu melumati bibir pemuda itu. Lalu ia beringsut, dan…Ibu Selfi akhirnya duduk mengangkangi Randy… Ia duduk di pangkuan pemuda itu sementara mereka saling cipok. Ibu Selfi makin merapatkan painggulnya… Lalu akhirnya ia merasakan memeknya yang masih terbungkus celana dalam itu menekan kontol Randy… Seketika ia menggenjoti Randy dan menggeseki kontol Randy dengan memeknya…
“Ohhh…ohhh…ohhh…ohhh sayang…ohh enaknya sayang..,”erang Ibu Selfi bagai kucing.”Oh sayang..oh enaknya sayang…ohhh gesekin sayang…ohhh enaknya…oh sayang enak sayang…oh sayang…okh…enaknya…ohh sayang enak banget sayang…ahhh sayang enak banget gini sayang…ohhh,”
Wajahnya Ibu Selfi menengadah…Tangan Ibu Selfi bertumpu di pundak Randy…dan dengan cara seperti itu ia terus menggeseki memeknya ke kontol Randy. Ia menggenjoti, memompa, dan menggagahi pemuda itu. Walau mereka masing memakai celana dalam mereka nampaknya merasa gesekan-gesekan itu sungguh nikmat…
Randy begitu antusias merasakan nafsu ibu paruh baya itu. Ia dalam hati tidak menyangka seorang wanita berumur 40-an bisa memiliki nafsu begini rupa. Dan birahinya semakin tersulut begitu mengetahui memek Ibu Selfi dan kontolnya telah saling menggesek… Walau masih dihalangi celana dalam masing-masing… Ia merasakan memek itu begitu empuk…begitu tebal…, dan begitu enak digeseki dengan kontolnya.. Pemuda itu meraba dan meremas seluruh tubuh Ibu Selfi yang bias dijangkauanya. Ia meremasi pantat Ibu Selfi Yang bahenol…Pemuda itu meremasi pinggul besar-mulus Ibu Selfi…dan mulutnya tak henti mengenyoti tetek Ibu Selfi yang besar…
Mereka betul-betul dilanda nafsu syahwat yang membara… Pemandangan itu sungguh begitu mesum… Seorang paruh baya sedang duduk mengangkangi seorang pemuda muda di sebuah pondok dan menggenjoti pemuda itu dengan nafsu yang panas serta nafas yang memburu… Pinggul dan pinggang mereka menjadi pusat dari aksi yang penuh birahi itu…
“Ohhh sayang enak banget rasanya memek ibu ohhhh sayang…,”bisik Ibu Selfi di telinga Randy.,”Ohh sayang gesek terus memekku sayang oh…Ohh, Randy kontolmu keras dan tegang banget sayang..okhhh enaknya sayang…,”Ibu Selfi terus mengerang di telinga Randy.
“Okhhh Ibu Selfi, kontolku juga enak banget digesek gini..oh bu oh pantatmu seksi bu oh pinggulmu padat banget bu…oh…bu enak bu…ok enaknya bu kontolku…oh geseki kontolku bu..,”
“Okhh iya sayangku ohhh aku suka kontolmu…kontolmu keras say..,”bisik Ibu Selfi sambil menjilat kuping Randy.
Randy yang memiliki darah muda itu akhirnya tak kuasa hanya saling gesek begitu. Lalu tangannya bergerak, ia mencoba menarik celana dalam Ibu Selfi ke samping agar ia dapat mengentoti Ibu Selfi di pondok itu. ,”okhhh Ibu Selfi sayang…oh enak bu,’desahnya sambil berusaha makin menarik celana dalam Ibu Selfi…Dan ketika ia merasa celana dalam itu telah cukup terbuka lebar ke samping, ia pun mengarahkan kontolnya… Ia merasakan kontolnya bertemu dengan jembut yang lebat dan daging yang tebal…,”Okhhh bu, “desahnya ketika kontol itu menempeli memek Ibu Selfi.
“Okhhh sayang…akhhh Randy jangan…,”Ibu Selfi menarik pantatnya menjauhi pinggang Randy. Lalu kedua telapak tangannya memegang erat pipi Randy dan menciumi mulut pemuda itu dengan lliar. Nafasnya memburu…
“Ohhh sayang, jangan, ga boleh sayang..,”bisik Ibu Selfi di telinga Randy. Pantatnya masih menjauh…tapi ia memeluk kepala pemuda itu di dadanya. Nafas mereka masih menderu-deru.
“Kenapa bu,”akhirnya Randy menarik kepalanya dan memandangi Ibu Selfi.
“Ga bisa sayang…,”bisiknya lalu kembali menjilati mulut Randy,”…ga bisa sayang…ga boleh disini…masa begituan di sini…,”
“Di mana bu,”suara Randy serak. Ia nampak kaku.
“Di tempat tidurlah sayang. Masa di tempat seperti ini”bisik Ibu Selfi. Randy menatap Ibu Selfi, kemudian ia lumat bibir ibu paruh baya itu. Ia remas pantat yang semok itu. Ibu Selfi menimati.
“Kita ke rumahku, bu?”bisik Randy. Ibu Selfi dengan tatapan tenang dan dewasa menatap pemuda itu, ia tersenyum.
“Iya sayang, tapi jangan sekarang, nggak hari ini…,”Ibu Selfi berkata pelan. Randy menatap mata Ibu Selfi penuh selidik. Hatinya begitu galau, takut wanita ini kabur darinya atau berubah pikiran. Tetapi Ibu Selfi lebih berpengalaman dari Randy, ia langsung tahu ini hati pemuda itu. Dengan gerakan ringan ia memagut mulut pemuda itu dan merapatkan selangkangannya ke selangklangan pemuda itu. Ketika ia merasa memeknya telah bertemu kontol Randy, ciumannya makin liar dan sejenak ia geseki kembali kontol itu dengan memeknya…
“Apa kamu masih ragu setelah kita sudah begini…,”bisik Ibu Selfi di telinga. Ia pandangi mulut dan mata anak muda itu. Ia masih menggeseki kontol pemuda itu…,”hhmmmhh sayang…kamu masih ragu…,”bisiknya. Ia tersenyum nakal lalu menjulurkan lidahnya ke mulut Randy…,”jilat say…,”pinta Ibu Selfi. Randy dengan antusisa kembali bersemangat. Ia menyambut lidah sekdi yang terjulur itu. Ia menjilati lidah itu dengan lidahnya… Lama mereka bermain lidah… Lalu akhirnya Ibu Selfi memeluk kepala Randy ke dadanya. Lalu ia tarik kepala itu agar memandangnya…
“Say..,”bisiknya Ibu Selfi penuh desahan.
“Iya sayaang…,”Randy membalas.
“Kamu harus tanggung jawab…,”bisik Ibu Selfi. Ia mencium titpis bibir pemuda itu. Dahi mereka saling bertemu.Bibir dan hidung mereka hanya bersentuhan tipis. Ibu Selfi masih mengangkani pinggang Randy…’”kamu harus tanggung jawab say…aku pengen ngentot sama kamu…kamu harus cari cara dan waktu yang tepat…kamu harus tanggung jawab…,”ibu Selfi meraih ke bawah. Ia meraih kontol Randy dan meremasnya gemas…,”aku pengen dientot,”desahnya. Ia menjilati tipis mulut pemuda itu…,”tetapi ibu tidak mau di tempat-tempat seperti ini…,”
Akhirnya, dalam hatinya Randy memutuskan bahwa hari ini hanya sebatas ini. Dan ia pun tidak ingin terlihat seperti orang yang mementingkan diri sendiri…Jadi ia meremasi tetek Ibu Selfi dengan lembut…ia menciumi lembut leher mulus dan jenjang itu…lalu berbisik…,”Hhhmmhh, iya sayang…mmmuuahhh…mmmuuuahh…,”




Beberapa saat kemudian waktu telah menunjukkan pukul 12.35 WIB…mereka sudah rapi dan hendak bergegas meninggalkan tempat itu. Mereka berdiri dalam ruangan itu…ketika mereka hendak melangkah keluar, Randy meraih pinggul besar Ibu Selfi lalu menciumi kembali mulut wanita itu…Ibu Selfi membalas tak kalah liar… Setelah nafas mereka sesak, Randy berbisk,”Bu, boleh aku kasih cupangan merah di badan ibu,”bisik Randy dengan malu tetapi penuh tatapan birahi. Ibu Selfi tersenyum manja. Ia dalam hati kagum…selama pergumulan tadi Randy memang tidak membuat tubuhnya bercupang merah. Padahal ia tidak mengingatkan.
“Di mana sayang,”bisiknya. Ibu Selfi bersandar manja di tubuh anak muda itu.
Lalu Randy jongkok di bawah. Ia menaikkan rok ketat Ibu Selfi… Dan terpangpanglah selangkangan dan paha mulus Ibu Selfi… Randy menelan ludah… Celana dalam itu begitu seksi, memek yang membusung, pikir Randy. Randy mendekatkan bibirnya, Ibu Selfi dengan senang melihat aksi anak muda itu… Dan lalu... “hhhmmm-muah-muah…,”sejenak ia ciumi celana dalam Ibu Selfi, lalu..”cuppppppppp…,”Randy mendaratkan sebuah sedotan panjang persis di pangkal paha bagian dalam Ibu Selfi… Ibu Selfi kegelian dan juga senang… Dan cupangan merah menyala terlihat sangat jelas di pangkal paha mulus dan montok Ibu Selfi.

Mereka berpisah dengan kenangan yang sangat indah dan membekas di hati masing-masing…
Dan dalam hati mereka masing-masing mereka siap menyambut pertemuan yang tidak akan lama lagi… Mereka sama-sama yakin…!

Beberapa hari kemudian Ibu Selfi terlihat menyusuri jalan di komplek perumahan itu. Di komplek perumahan itulah Randy tinggal… Kadang ia terlihat pagi-pagi, kadang siang, kadang sore, dan kadang malam jam sekitar jam 08.00 – 09.00 WIB… Ia meneliti komplek perumahan itu hanya untuk mengambil keputusan, apakah ia yang akan datang ke rumah Randy atau Randy yang ia suruh datang ke ruamahnya… Pikiran dan hati Ibu Selfi ini memang sedang galau dipenuhi bayangan birahi panas anak muda yang beberapa hari lalu menggelutinya… Dan tubuhnya sedang menuntut penuntasan… Beberapa hari kemudian ia sudah menentukan saat yang tepat… Waktu dan kondisi memang telah tanpa sengaja mendukung niat dua insan yang sedang birahi…
Malam itu jam delapan malam di sebuah rumah yang mewah…
“Ma, kamis depan papa ke Halmahera Barat meninjau lokasi pertambangan. Papa pergi bertiga dengan staff penelitian. Tadi anak-anak bilang mereka mau ikut, sekalian mau lihat-lihat dan mau tahu daerah tambang itu sepertii apa. Gimana ma?”tanya Pak Untarto pada istrinya, Ibu Selfi.
“Lha, kalau emang anak-anak yang mau iya ngga apa pah. Tapi rekan kerja papa gimana, apa anak-anak nggak mengganggu nantinya?”
“Kebetulan mereka juga pada bawa anak-anak juga,”
“Iya, baguslah kalau gitu pah.”
Jadi begitulah keadaan mendukung semua itu…
Dan begitulah, pada Kamis pagi itu, di hari berangkatnya suami Ibu Selfi dan anak-anaknya ke Halmahera Barat, Randy mendapat sms dari Ibu Selfi..
“Sayang, aku sangat rindu,”itulah isi sms Ibu Selfi yang terbaca di ponsel Randy.
“Aku juga sayang. Aku sangat merindukanmu…,”balas Randy.
“:Ntar malam aku ke rumahmu!”
Dug! Itulah yang dirasakan Randy bergemuruh di dadanya… Dan entah kenapa kontolnya langsung tegang saja…
Dan Randy pun langsung menelepon ibu paruh baya itu…
Malam itu pukul 19.30 WIB, dengan gaun terusan berwarna hijau berdada rendah, Ibu Selfi turun dari mobil yang ia parkir di depan rumah Randy. Pagar rumah yang tinggi menutupi pemandangan itu dari tetangga sekitarnya.
Sampai di dalam rumah, Randy yang bercelana pendek saja serta bertelanjang dada langsung merangkul tubuh semok Ibu Selfi. Ia menciumi Ibu selfi di bibirnya. Ciuman yang panas lagi buas. Bahkan suara sedotan dan lumatan bibir mereka mengeluarkan suara yang keras. Tangan Ibu Selfi yang seketika bersentuhan dengan kulit tubuh Randy langsung terangsang… Ia mendekap erat pemuda itu ke tubuhnya.
Dan akhirnya pemuda itu langsung menarik tubuh bongsor dan bahenol Ibu Selfi menuju kamar tidurnya… Geliatan tubuh dan lumatan yang penuh getar birahi membuat tubuh mereka terhempas ke ranjang… Randy menindih wanita setengah baya itu di tempat tidur… Ia meremasi dan meraba seluruh bagian tubuh Ibu Selfi…
“Okh sayang…,”desah Ibu Selfi ketika mulut pemuda itu merangsek ke dadanya.
Tangan Randy dengan liar membuka gaun bagian atas Ibu Selfi, ia membuka BH Ibu Selfi sehingga dada wanita itu sepenuhnya telanjang… Mulutnya langsung bergerak menjilati tetek Ibu Selfi yang besar, mengemut puting susu Ibu Selfi, dan semua itu begitu merangsang birahi Ibu Selfi.
“Okh sayanag…jilatin susuku…emut susuku sayang…,”erang Ibu Selfi…
“Oh Bu Selfi besarnya susumu ini…oh aku suka susumu Bu,”desah Randy..
“Jilatin semua sayang…hisapin semua susuku sayang…,”
Randy dengan rakus menjilati, menciumi, mengemuti, dan menghisap susu besar Ibu Selfi. Ia melakukan semua itu dengan nafsu yang menggelegak dan nampaknya ia tidak lagi peduli apakah ciumannya itu meninggalkan cupangan merah di seluruh permukaan susu Ibu Selfi. Pemuda itu begitu terangsang dengan bahenolnya tubuh wanita paruh baya yang sedang digelutinya itu. Ia dipenuhi nafsu syahwat… Tangannya lalu bergerak meraba ke paha mulus Ibu Selfi… Ia menyingkap gaun Ibu Selfi… Dan ketika ia merasa telapaknya telah bertemu, ia menggeseki celana dalam itu…
Ibu Selfi begitu terbuai dengan aksi anak muda yang sedang menggeluti tubuhnya. Ia begitu merasa di damba dan dirundukan. Dan ia dengan sepenuh nafsu membalas semua aksi pemuda itu… Ia mengerang bagai kucing… Ia menunjukkan nafsunya yang besar di hadapan anak muda itu… Ia pun dengan penuh naluri menggerakkan tangannya meraih kontol pemuda itu… Kontol yang besar dan panjang… Kontol yang dirasanya saat ini begitu tegang dan keras…
“Okh sayang…aku suka kontolmu ini…,”erangnya sambil meremas kontol Randy.,”Okh…buka celanamu sayang….aku pengen kontolmu…,”desahnya di telinga Randy.
Randy lalau bangun duduk dan membuka seluruh pakaiannya… Ia telah telanjang bulat…
“Okh…,”Ibu Selfi mendesah ketika ia menatap tubuh bugil anak muda di depannya.”Ohh sayang, besarnya kontolmu itu…oh sayang aku suka kontolmu…kontolmu besar dan panjang…,”wajah Ibu Selfi benar-benar berwarna gelap tanda birahi memandangi kontol muda itu..,”Ohh sayang….coba kocok kontolmu sayang….,”pinta Ibuu Selfi
Randy bergerak menciumi mulut Ibu Selfi. Ia melengkungkan tubuhnya, dan dengan begitu ia pun mengocok sendiri kontolnya… Tangannya mengocok kontol sementara mulutnya melumati bibir Ibu Selfi…
“Ohh sayang…aku ga tahan,”Randy akhirnya mengerang… Lalu ia bergerak menelanjangi wanita setengah baya itu… Kini tubuh wanita paruh baya itu telah bugil… Ibu Selfi bugil di atas tempat tidur milik anak muda yang siap menggelutinya… Randy akhirnya melihat memek itu… Memek Ibu Selfi ini benar-benar montok menggembung, pikir Randy dalam hati… Memek yang enak dientoti pikirnya… Dan jembut lebat yang memenuhi permukaan memek itu makin membuat nafsunya memuncak…
“Oh bu memekmu…,”desahnya lalu mulut Randy bergerak mencium memek tebal itu. Dan pada saat yang sama Ibu Selfi mengangkat pinggulnya menyambut mulut pemuda itu…
“Jilat say..,”ucap Ibu Selfi…
Randy akhirnya menciumi memek montok Ibu Selfi. Memek yang sudah dibenaknya sejak berdua di pondok itu. Ia melahap bibir memek itu. Membuat Ibu Selfi menggeliat bagai cacing… “Ohh sayang…,”desah Ibu Selfi penuh nafsu.. “Oohh.. enaknya sayang…ohhh,” Ibu Selfi merintih-rintih saat lidah Randy merayapi memeknya. Ibu Selfi kadang mengangkat-angkat pinggulnya untuk turut menggeseki mulut yang menempeli selangkangannya. Tangannya mendesakkan kepala pemuda itu agar lebih menempeli memeknya yang gatal
Randy begitu senang akhirnya bisa menguasai memek ibu paruh baya yang memang sudah diinginkannya itu. Lidahnya bergetar, meliuk, dan menusuki setiap celah memek itu. Tanggannya turut memberikan remasan di pinggul yang besar itu. Kadang ia menusukkan lidahnya sedalam yang ia bisa di lubang memek Ibu Selfi…
“Ohkk…tusuk lobang memekku sayang…hhh…ohh enaknya lidahmu…ohhh terus sayang…masukkan lagi lidahmu ke dalam memekku…akkkhhhh…akhhh…oh sayang…enaknya..ohh sayang…ohhh jilatin memekku sayang…ohhh jilat sayang…ohhh sayang…enaknya lidahmu…ohhh,”begitulah desahan penuh syahwat Ibu Selfi memenuhu kamar itu.
Pemandangan itu memang terlihat sangat mesum. Seorang anak muda dengan penuh nafsu menggumuli tubuh telanjang wanita setengah baya yang sedang bugil di bawahnya. Dua insan berbeda usia yang sangat jauh  saling mengejar syahwatnya di kamar itu..
Kaki Ibu Selfi yang panjang mengangkangi tubuh telanjang pemuda yang sedang menggumulinya. Ia begitu suka dengan nafsu muda yang mendesakinya. Dan itu membuat memeknya sangat gatal sehingga ia merasa keenakan ketika memek gatalnya terus digeseki lidah dan mulut pemuda itu.
“Okhhh sayang…enaknya memekku dijilatin seperti itu, “desahnya.
Dan Randy merasa ia jantan ketika pikirannya membayangkan diri sendiri menggeluti tubuh bahenol Ibu Selfi…
Akhirnya tangan Ibu Selfi bergerak menarik kepala Randy… Ia meraih kepala itu lalu menciumi mulut Randy… Randy balas melumat dan tangannya meremasi susu besar Ibu Selfi…
“Ohhh sayang entot aku sekarang. Ibu udah ngga sabar pengen ngentot,”bisik Ibu Selfi di telinga Randy.   Randy lalu bangkit… Ia menempatkan diri dengan sempurna di tengah-tengah kangkangan kaki-kaki Ibu Selfi… Sejenak ia angkat kaki kiri Ibu Selfi lalu menciumi betil sekal dan mulus itu…Sementara tangan kananya mengocoki kontolnya… Randy melakukan itu semua sekitar dua menit…
Lalu akhirnya ia menunduk… Ia memegang batang kontolnya yang panjang besar itu lalu mengarahkannya ke lobang memek Ibu Selfi… Ia mendorongnya perlahan seraya bergerak menindih tubuh Ibu Selfi…
“Okkhhhh sayang….ohhh,”desah Ibu Selfi ketika ia merasa kontol besar pemuda itu telah memasuki lobang memeknya. Kegatalan dalam memeknya makin menjadi.”Okhh sayang…ohhh besarnya kontolmu sayangh…,”erangan Ibu Selfi tak terbending lagi…
Randy hanya mendorong pelan. Ketika ia merasa kontolnya sudah masuk sedikit, ia mengatur posisi lagi. Lalu ia menindih tubuh Ibu Selfi semakain rapat. Mulutnya mencari mulut Ibu Selfi. Ibu Selfi menyambut mulut itu dan melumatnya. Ibu Selfi menempatkan kedua tangannnya merangkul leher Randy…
‘”Ohh enaknya Bu,”hanya itu desahan Randy. Lalu ia mendorong lagi.. Kontol itu pun masuk makin dalam…
“Ohh sayang enaknya….oh tekan lagi sayang…,”Ibu Selfi begitu menikmati ketika kontol besar itu perlahan memasuki lobang memeknya makin dalam. “Okhh Sayang…besarnya kontolmu…ohhh dalemin lagi sayang…ohhh sayang enaknya…,”Ibu Selfi benar-benar dipenuhi nafsu seks ketika kontol pemuda itu menusuk makin dalam. Ia menggerakkan kedua kakinya ke pinggul Randy..Ia menjepit pinggul pemuda itu…
Randy menarik sejenak kontolnya... Lalu,”Ohhh bu enaknya…,”desahnya kemudian sambil mendorong kontolnya masuk makin dalam.
“Nggghhaahh…,”desahan Ibu Selfi makin lirih ketika akhirnya ia merasakan kontol itu telah masuk seluruhnya ke dalam memeknya… ,”Okkhhh sayang..enaknya sayang…ohhh dalam banget sayang…oh sayang panjangnya kontolmu….okhhh…hhhaaahhh…akhh…enaknya sayang…kontolmu dalam banget sampai masuk ke rahimku sayang….ohhhh sayangg…entoti aku sayang…ohhh entot memekku ohhh…enaknya kontolmu ini sayang…,”Ibu Selfi berbisik lirih di telinga Randy.
“Ohhh bu kontol ku juga keeanakan bu…ohh bu memekmu enak bu…oh aku sanagt bernafsu menggumulimu bu…ohhh aku nafsu sama tubuhmu yang bahenol ini bu…ohh,”balas Randy di tengah entotannya.
Randy dengan sepenuh rasa mengentoti ibu paruh baya itu. Ia menggerakkan pinggulnya dengan teratur. Ia memompa dan menggenjoti wanita paruh baya yang sedang birahi itu.
“Ohh sayang…aku suka ngentot sama kamu sayang…oh Ibu suka kontolmu yang besar dan panjang ini…okkhhh pompa terus aku… ohhh tusuki memekku…ohhh Randy sayang terus entoti memekku..ohhh..sayang…,”Ibu Selfi mendesah-desah penuh birahi.
“Ohh bu Selfi…aku suka tubuhmu…aku mencintaimu bu selfi…ohhh  suka ngentot samu Ibu Selfi…oh bu Selfi…oh enaknya memekmu ini bu…aku mencintaimu bu,”
“Ohhh sayang…kontolmumu besar…ohhh enak…oh sayang…entoti terus lobang memekkku…ohhh…Ibu juga mencintaimu sayang…ohhh Ibu juga suka ngentot sama kamu…ohhh enaknya kontol panjangmu ohhh…ibu juga suka entotanmu…ohhhh kontolmu masuk dalam banget sayang…ohhh kontolmu massuk sampai rahim ibu sayang…ohhh enaknya…entoti lobang memekkku…oh aku suka ngentot sama kamu…oh kalau perlu kita ngentot sampai pagi sayang…ohhh enak…,”
Randy kaget sejenak. Ia mendorong kontolnya. Selangkangan mereka menempel. Randy berhenti sejenak.. Ia angkat wajahnya memandangi Ibu Selfi. Ibu Selfi dengan mata birahinya memandangi anak muda itu, lalu wanita paruh baya itu melumat mulut Randy. Ibu Selfi berbisik pelan dengan nafas ngos-ngosan,”suami dan anak-anakku pergi seminggu ini. Jadi Ibu akan nginap lima hari di sini sayang…,”desah Ibu Selfi berbisik lalu kembali ia lumat dan sedoti bibir pemuda itu penuh nafsu seks.    
“Okkhh bu….,”mendengar itu semua nafsu seks Randy makin menggelegak….,”Okkh bu oohh kita ngentot sampai pagi bu…ohhh kita ngentot tiap hari iya bu…ohhh enaknya.” Randy menggerakkan pinggulnya semakin intens. Genjotannya membuat kontolnya masuk menekan makin dalam. Kontolnya menegang dengan keras. Kontol itu seperti makin besar dan panjang. Dan Ibu Selfi meras kontol itu makin membuat lobang memeknya makin gatal… Ia merasakan kontol itu makin besar dan panjang…membuat nafsu seksnya semakin liar…
“Okkkhhh sayang…entoti ibu sampai pagi…ohhh iya sayang kita ngentot tiap hari…oh entoti ibu tiap hari sayang…ibu suka ngentot tiap hari sama kamu sayang…okkhhh…hhhaahhh..ahhh sayang dalamnya entotanmu…ohhh enaknya sayang…ohhh…,”
“ohh bu memekmu enak...ohh bu memekmu dalam bu…okkkhh bu…oh bu memekmu tebal banget bu…ohhhkkk bu…ohhhhh bu memekmu enak dientot bu…ohh enaknya mengentotimu bu Selfi ohhh enaknya…ohhh…memek ibu empuk dientot…ohhh bu aku suka ngentot sama ibu…ohhh buuuu memekmu membusung bu…ohhh enaknya ngento sama ibu…ohhhhh,”
Genjotan dan desahan penuh birahi di antara mereka membuat mereka betul-betul di landa nafsu seks yang makin menggelora. Membuat nafsu seks mereka saling berkejaran… Genjotan dibalas dengan tekanan… Selangkangan mereka menempel ketat… Alat kelamin mereka saling gesek dengan liar membuat mereka di ujung klimaks…
“Okkhh sayang…enak sayang ahhh…ohhh entot lobang memekku sayang…oohh sayang…tekan kontolmu sayang…ohhhh sayanggg…enaknya kontolmu…ohhh sayang…entoti ibu sayang…oh sayang enaknya entotan kontolnmu…ohhhh tegangnya kontolmu ohhh sayang…kontolmu keras sayang  ohhh enaknya ohh sayang…kontolmu rasanya makin membesar sayang…ohh entotin ibu…entot ibu…oh entotin ibu sayang…okhhhh..hhhhh enaknya kontolmu…,”
“Ohhh bu kepala kontoku gatal ….ohhh bu enaknya memekmu…ohhh aku mau keluar bu…hhhohhh enaknya ohhh,”desahan Randy makin liar.
“Ohhh sayang..ohh ibu juga mau keluar…entot yang yang kuat…hhhhoohhh entoti…ohhhhh iya ohhhh iya sayang…entot memek ibu sayang…ohhh ohhh….sayang ibu mau keluar sayang…oh entot ibu…hhhhaaahhhkkkk…oh kontolmu….ohhh kontolmu…ooo enaknya kontolmu…ohhh enaknya entotanmu…ohhhh sayang entotin ibu…oh mau keluar…okkkk sayang…hohhhhhhhhhh  ibu keluar…akhhhh…akkkk genjot terus sayang iyahhhh….tusukin terus sayang….aaaahhhh sayang…ibu keluarr….oooooohhhhhhh sayang…aku keluar…ohhh enaknya…..okhhh,”Ibu Selfi menggoyangkan pinggulnya makin liar. Ia bergerak-gerak bagai ulat…. Ia mendesakkan selangkangkannya ke selangkangan Randy. Ia memeluk pundak Randy dengan ketat… nafasnya tercekat… matanya terpejam… Birahinya di puncak… Dan ia menuntaskan birahinya dengan sepuas-puasnya di selangkangan pemuda itu…
“Okkhhhhhhh enaknya ohh buuuu oooohhh enaknya… ohhhh enak….oookkhhh…hhhooooohhhkkkk…hhhaaaahhh enaknyahhhhh…oh bu aku keluarin di mana bu…oohhhhh enaknya memekmu bu Selfi ohh….,”
“Okkh sayang…ohh keluarin di dalam sayang biar enak…ohhh semprot manimu di dalam sayang….ookkk enaknya…okkhhh enaknya kontolmu ini…ohhkk nusuk banget ….ohhh sayang keluarin semua spermamu sayang…iyahhh…,”akhirnya Ibu Selfi merasakan kontol pemuda itu ditusukkan dengan keras dan dalam, dan ia merasakan kontol pemuda itu bergetar, lalu ibu Selfi merasakan sesuatu yang hangat memenuhi lobang memeknya, ia merasakan sperma pemuda itu memasuki rahimnya…sperma itu sangat banyak…seketika Ibu Selfi menggerakkan kedua kakinya dan di bantu tangannya meremasi pantat pemuda itu…Ibu Selfi menekankan pantat pemuda itu dan kontol panjang pemuda itu pun menusuk makin dalam….,”Okkkhhh sayang…spermamu hangat…ohhh sayang enaknya…ohhh sayang manimu banyak sayang…ohhh sayang keluarin semua sayang….ohhh sayang keluarin semua spermamu sayang…hhhaaaahhh keluarin semua spermamu dalam rahimku sayang…ohhh sayang…okkhhh sayang kontolmu nusuk banget sayang… okkkhhh enaknya sayang….,”
Tubuh mereka masih berayun pelan… Rasa nikmat persetubuhan masih memenuhi mereka… Pemuda itu meraskan memek Ibu Selfi seperti meremasi batang kontolnya…memek itu seolah ingin mengeluarkan semua sperma dari tubuhnya… Dan itu ia rasakan manakala Ibu Selfi meremasi tubuhnya dengan ketat.
“Okhh bu Selfi…,”desahnya Randy.
“Oohh Randy sayang…,”desah Ibu Selfi di telinga Randy.
Akhirnya nafas mereka melemah. Tubuh mereka berayun makin pelan. Tetapi mereka masing saling himpit. Mereka masing saling remas dengan ketat. Sisa-sia nikmat senggama masih mengaliri tubuh mereka, terutama benak mereka.
“Ohhhh Ibu Selfi-ku sayang…,”bisik Randy di telinga wanita itu.
“Ohhh knapa sayang…,”desah Ibu Selfi.
“Aku sayang kamu bu…,”
“Ibu juga sayang kamu…,”
“Tadi aku keluarin semua di dalam bu….ohh enak..,”
“Emang kenapa sayang,”tanya ibu Selfi. Ibu Selfi meraih wajah Randy. Sejenak ia lumat bibir pemuda itu dengan lahap.,”Knapa sayang? Kan enak keluarin di dalam,”
“Ibu minum pil kb nggak,”tanya Randy polos memandang wanita paruh baya itu.
Ibu setengah baya itu tersenyum.. Lalu ia kecup pelan bibir pemuda itu…
“Nggak sayang… ibu nggak minum pil KB…emang kenapa sayang..,”tanya Ibu Selfi dengan bibir tersenyum manja. Kembali ia kecupi bibir Randy.
“Kalau ibu hamil?”tanya Randy di sela-sela kecupan-kecupan kecil mereka.
“Emang kenapa sayang…emang kenapa kalau ibu sampai hamil karena ngentot sama kamu…emang kenapa…,”tanya Ibu Selfi dengan senyuman tenang lagi manja.
Randy hanya terdiam. Ia menciumi pelan mulut Ibu Selfi. Ia melumatnya…
Ibu Selfi membalas lumatan itu, lalu berkata,”Ibu masih bisa hamil sayang…dan kalau ibu hamil karena kamu berarti itu anakmu…itu anakku…kalau gara-gara ngentot sama kamu ibu hamil iya hamil aja…emang kenapa sayang….,”Ibu Selfi makin merangkul pemuda itu. Ia makin liar memnciumi mulut pemuda itu. Lidahnya bergerak liar menjilati mulut pemuda itu…
“Aku sayang sama Ibu Selfi…,”akhirnya Randy berkata. Ia balas mendekap lebih erat. Ia dengan liar kembali menggumuli wanita paruh baya itu.
“Hmmm sayang…,”desah Randy di bibir Ibu Selfi. Ia mengatur posisinya. Ia merasakan kontolnya tegang lagi.
“Iya sayang…ohhh…,”desah Ibu Selfi. Ia merasa kontol pemuda itu telah menegang lagi. Ibu Selfi dengan penuh nafsu syahwat kembali membuka pahanya lebar untuk member posisi pada anak muda berdarah panas itu. Lobang memeknya kembali merasa gatal.
“Bu..ohhh bu Selfi…kalau gitu..ohhh..,”desahnya sambil mencerucupi mulut Ibu Selfi, “aku ga akan kuliah lima hari ini bu…ohh..,”kembali Randy menjilat mulut wanita itu. Ia meraih kontolnya dan mengarahkannya ke lobang memek Ibu Selfi.,”..aku akan entotin ibu Selfi  selama lima hari ini biar ibu hamil…ohhh akan kuhamili kau Bu Selfi  ohhhhhohhh..,”akhirnya Randy mendorong kontolnya memasuki memek Ibu Selfi.
“Hgggooohhhhhh…enaknya kontolmu…ohhh tekan sampai dalam sayang…oohh iyahh…ohh gitu iyah…hhhh…ohhh entoti memek ibu oo…ohh iya sayang entot ibu sampai hamil ohhh…ohh entoton ibu sayang..ohhh sayang hamilin aja ibu ohhh sayang…entot ibu sampai bunting sayang…hhhoohhh…,”Ibu Selfi kembali mengerang-erang di bawah tindihan Randy.



“Aku sayang sama Ibu Selfi…,”akhirnya Randy berkata. Ia balas mendekap lebih erat. Ia dengan liar kembali menggumuli wanita paruh baya itu.
“Hmmm sayang…,”desah Randy di bibir Ibu Selfi. Ia mengatur posisinya. Ia merasakan kontolnya tegang lagi.
“Iya sayang…ohhh…,”desah Ibu Selfi. Ia merasa kontol pemuda itu telah menegang lagi. Ibu Selfi dengan penuh nafsu syahwat kembali membuka pahanya lebar untuk memberi posisi pada anak muda berdarah panas itu. Lobang memeknya kembali merasa gatal.
“Bu..ohhh bu Selfi…kalau gitu..ohhh..,”desahnya sambil mencerucupi mulut Ibu Selfi, “aku ga akan kuliah lima hari ini bu…ohh..,”kembali Randy menjilat mulut wanita itu. Ia memegang batang kontolnya yang membesar itu dan mengarahkannya ke lobang memek Ibu Selfi.,”..aku akan entotin ibu Selfi selama lima hari ini biar ibu hamil…ohhh akan kuhamili kau Bu Selfi ohhhhhohhh..,”akhirnya Randy mendorong kontolnya memasuki memek Ibu Selfi.
“Hgggooohhhhhh…enaknya kontolmu…ohhh tekan sampai dalam sayang…oohh iyahh…ohh gitu iyah…hhhh…ohhh entoti memek ibu oo…ohh iya sayang entot ibu sampai hamil ohhh…ohh entotin ibu sayang..ohhh sayang hamilin aja ibu ohhh sayang…entot ibu sampai bunting sayang…hhhoohhh…,”Ibu Selfi kembali mengerang-erang di bawah tindihan Randy.
Insan berbeda usia itu kembali memacu syahwat di kamar Randy. Randy dengan tenaga mudanya menggoyang pinggulnya, pantatnya naik turun menggenjot tubuh ibu paruh baya yang sedang mendesis keenakan di bawahnya. Randy sangat antusias mengentoti Ibu Selfi.
Kadang kontolnya ia tarik panjang untuk kemudian ia tusukkan dalam-dalam di lobang memek Bu Selfi. Pemuda itu memang pintar menimbulkan kegatalan di memek Bu Selfi, sehingga Bu Selfi mendesah dan mendesis sangat kuat. Suara erangan itu begitu membuat khayal mesum Randy berkobar.
Kadang ia menarik kontolnya sehingga hanya menyisakan kepala kontolnya yang bulat besar dalam memek Bu Selfi. Randy mengocoki lobang itu hanya dengan kepala kontol itu.
“Ohhhh...sayang...enaknya gitu sayang....oh entot begitu sayang...ohh memek ibu makin gatel sayang...ohhh...ohhh kontolmu sayang.....ohh kontolmu enak sayang...ohhh..,”Bu Selfi menjepit paha Randy dengan kedua kakinya yang bagai belalang. Tangan kananya meremasi rambut Randy sementara tangan kirinya meremasi pinggul Randy. Pinggul Bu Selfi bergerak bagai ulat berjalan. Ia menyambut kocokan Randy dengan geliatan liar menekan ke atas.
“Ohh bu...ohhh bu...enaknya bu....,”
“Oh sayang...enaknya ngentot sama kamau sayang...ohh aku mau tiap malam ngentot sama kamu sayang....oh besarnya kontolmu...oh kontolmu bikin memek ibu gatel sayang...mmmhhhaaahhhh...enaknya entotanmu Randy...ohh,”Bu Selfi terus mendesah. Ia begitu antusias dan bernafsu dientoti anak muda itu. Tenaga anak muda itu yang masih segar membuat nafsunya mendesak makin liar. Iya mendesak-desakkan selangkangannya ke selangkangan Randy.
“Oohhh...oughh ibu ga tahan sayang...tusuk lagi yang dalam sayang...ohhh...oh Randy....dalemin lagi kontolmu sayang...memk ibu gatel...aghhhh...,”
Randy yang sejak tadi hanya membiarkan kepala kontolnya terbenam dalam lobang memek Bu Selfi lalu dengan satu dorongan panjang menusukkan kontalnya yang besar-panjang itu ke dalam memek wanita setengah baya itu. “Ohhhh bu Selfi...ohhh enaknya..ohhh...,”desah Randy ketika ia mendorong kontolnya masuk makin dalam.
“Ohhhhhhh sayang...enaknya...ohhh sayang...enaknya...ohh...,”desah Bu Selfi ketika kontol muda yang segar itu menusuk memknya.”Ohhh Randy sayang...ohhh...dalam sekali sayang entotanmu...ohhh panjangnya kontolmu sayang.....ohhh...enaknya sayang...ohhh besarnya kontolmu Randy...tusuk terus memk ibu..ohhh..akhhh...enaknya...ohh kontolmu nusuk dalem sekali Randy...ohhh Randy kontolmu rasanya mentok sayang...ohhhh enaknya...oh memek ibu makin gatel sayang..ohhh dorong lagi sayang...dalemin lagi sampai masuk rahimku sayang....ohhh Randy tusukkan lagi lebih dalam sampai masuk rahim ibu Randy ...ohhh iyah gitu...ohhhh yahh gitu sayangku...ohhhh...ohhhh...,”
“Oohh Bu Selfi enak banget...ohhh kontolku masuk dalam banget sayang....ohh bu...ohhh...memekmu enak Bu Selfi...oh kontolku keenakan bu..ohhh bu...kontolku masuk dalem sekali bu...ohh ibu Selfi...ohhh...ibu suka kuentoti kan bu oh....ibu bernafsu kuentot kan bu..oh...bu Selfi aku keenakan menggauli tubuhmu sayang...ohhh Bu Selfi...ohhh....,”
“Oh Randy sayang...kontolmu besar sekali Randy…Ohh Randy kontolmu panjang sekali…oh enaknya ngentot sama kamu Randy..ough..Sayang, kontolmu nusuk dalam banget sayang..ohh ibu suka kamu entoti Randy...ohhh Randy Sayang..Ohh Randy ibu bisa ketagihan kamu entotin ohh…yahh…yahhh..ngghaaahh…oh dalem banget sayang…,” Bu Selfi semkain mengerang dan menggelinjang disodoki kontol Randy. Ia merasa begitu terangsang oleh kulit muda Randy yang sedang menggagahinya. Dari atas ia menjepit erat seluruh tubuh Randy ke tubuhnya, ia betul-betul dipenuhi nafsu seksual terhadap pemuda itu.
“Ohggngghahh…ibu nafsu banget ngentot sama kamu Randy…oh…sayang…ohhh sayang..hhooohhh sayang…terus pompa lobang memek ibu sayang….hhoohhh sayang…tusuk sedalamnya sayang….hhhaaahhh…sayang…..oh enaknya kontolmu…ohhh Randy….gauli aku oh setubuhi ibu sayang…ibu suka kamu sayang….ibu nafsu banget ngentot sama kamu Randy…ohhh…,”
Kamar itu semakin dipenuhi aroma persetubuhan yang sangat mesum. Tubuh mereka menyatu erat saling mendesakkan tubuh. Tubuh mereka menggeliat-geliat mencari kenikmatan yang sempurna. Ibu Selfi menggelinjang tak tentu, susunya yang besar itu telah dipenuhi oleh cupangan-cupangan merah, begitu juga dengan pundak serta lehernya yang mulus jenjang. Tubuh mereka berkeringat, dan nafs mereka menderu-deru.
Dan ketika genjotan dan pompaan selangkangan mereka semakin liar, nafas serta erangan mereka tak lagi terkendali. Ibu setengah baya itu begitu menikmati digumuli dan disetubuhi oleh pemuda itu.
“Okhh…Bu Selfi..hhhooohhh….hhhh…aghkhhh Bu Selfi enaknya mengentotimu bu..ohhh…maniku lagi banyak bu..hhhohhkhhhh…aku mau keluar bu…oookh sayang…ooohhh Bu sSlfi sayang…hhhooohhh...”
“Hhhhaaanhhgghhhh Randy…ibu juga mau klimaks ohhh…genjoti lobang memek ibu lebih cepat sayang…hhhaaahhh…ooohhhh yahhh…oooohhhh yahhhh…oooohhh tusuk lebih dalam sayang….ohhhkkk entot lobang memekku hhhaahhh…mentokin kontolmu Randy….ooohhh yahhhh…ooohhh yahhh…ooohhh kontolmu mentok banget sayang….hhhooohhh sayang kontolmu masuk dalam banget sayang…hhhooohhh Randy kontolmu dalem banget sampai ke rahim ibu sayang…ohhh sayang…sembur rahim ibu dengan manimu sayang…oooggghhh…keluarin semua spermamu ke dalam rahim ibu sayang….keluarin sebanyak-banyaknya…ohhhh sayang semprot manimu dalam rahim ibu sayang biar ibu hamil aaaahhhhh…hhhoohhh…hamilin ibu…ohhhh Randy entoti ibu sampai hamil sayang…hhhh…ohhh Randy kamu suka ibu hamil kan sayang…ohhh…hhhooo sayang kamu mau ibu hamil karena spermamu kan sayang….ooohhh…ohhh…hhhaaahhh….hhhaaahh..oohhh….,”akhirnya tubuh Bu Selfi melengkung, ia membusungkan dadanya. Kedua kakinya menjepit keras paha Randy, serta kedua tangannya mendekap sangat ketat punggung pemuda itu. Ia telah mencapai klimak. “Nhhhhhhhooo…ibu keluar sayang…hhhoooohhh enaknya….ooohhh enaknya….hhhoooo enaknya kontolmu…ohhh aku keluar…hhhooo…”
“Ohhh bu…aku mau keluar juga bu….nngghhhooohh…hhh kontolku keenakan bu….hhhaahhh…oohhh bu…ohhh bu…ohhh enaknya bu..ohhh maniku keluar bu…oohh aku suka kalau ibu sampai hamil karena entotanku bu…ohhhh..aku mau ibu hamil…ooohh bu..ohhh aku mau ibu hamil karena maniku bu…ooohhh kuhamili kau bu…oohhh ini spermaku banyak bu…ooohhh enaknya….ohhh aku keluar bu…”
Bu Selfi yang sedang menikmati puncak klimaksnya itu begitu keenakan ketika ia merasa kontol pemuda itu makin panjang dan makin besar ketika mendekati klimaks…Kaki Bu Selfi makin menekan pinggul Randy agar kontol anak muda itu semakin dalam masuk ke dalam rahimnya…Dan ketika entotan pemuda itu makin cepat ia mengkontraksikan dinding-dinding lobang memeknya yang membuat Randy menusukkan kontolnya yang panjang… Dan akhirnya Bu Selfi merasakan semburan hangat sperma pemuda itu dalam rahimnya… Ia merasakan kontol pemuda itu bergerak-gerak ritmis ketika memompakan sperma ke dalam rahimnya… Mani pemuda itu begitu banyak keluar memenuhi lobang memeknya… Dan Bu Selfi merasa dirinya di awang-awang… Randy semakin mengetatkan selangkangannya ke selangkangan Bu Selfi… Nafasnya menderu-deru.. Ia merasakan kontolnya seperti di remas-remas oleh memek Bu Selfi… Dan ia dengan penuh nafsu menyemprotkan sperma sebanyak-banyaknya ke rahim ibu paruh baya itu…
Dan beberapa saat kemudia gerakan mereka perlahan-lahan melemah…. Melemah… Dan akhirnya mereka diam… Hanya dada mereka yang bergerak memompakan nafas akibat pergumulan yang penuh energi itu… Bu Selfi meremasi rambut Randy… Dan Randy menyusupkan kepalanya di leher wanita itu…
“Ohhh Bu Selfi…ohh enak banget bu..,”bisik Randy di telinga Bu Selfi.
“Oh, Randy, sayang…ibu juga merasa enak sayang…”balas Bu Selfi berbisik seraya meremasi rambut Randy.
Malam itu Randy dan Bu Selfi memacu birahi mereka tanpa henti… Berkali-kali Randy menyenggamai Bu Selfi… Pemuda itu tak henti-hentinya menyemprotkan spermanya ke dalam memek ibu paruh baya itu… Bu Selfi merasa seperti terbang di awang-awang… Ia begitu bernafsu sepanjang malam digeluti pemuda itu.. Bu Selfi begitu menikmati dientoti pemuda sampai pagi… Nafsu syahwatnya yang jarang tersalurkan begitu tersalurkan malam itu oleh abak muda yang masih berumur 22 tahun itu… Benak Bu Selfi begitu dipenuhi nafsu seks ketika membayangkan selama lima hari ke depan akan terus bersetubuh dengan pemuda yang ada dipelukannya itu…

Robby sayang keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang..ohhh


Ilham, 22 tahun, adalah anak orang kaya di kota Semarang. Rumahnya besar dan megah, bahkan terlihat bak gedung pertemuan saja. Terdiri dari banyak sekali ruangan serta pekarangan yang luas. Ayahnya, Wahyu Sukotjo, bekerja di perusahaan pertambangan terkemuka di dunia.
Rumah besar keluarga Wahyu Sukotjo terdiri dari tiga bangunan. Bangunan utama adalah ditempati oleh Pak Wahyu dan istrinya. Bangunan utama ini diapit oleh dua bangunan di kiri-kanannya. Bangunan kiri ditempati anak paling bontot keluarga itu. Bangunan kanan adalah tempat di mana tamu-tamu biasanya menginap. Sedangkan lantai dua rumah besar itu ditempati Ilham. Lantai dua memiliki banyak ruangan dan kamar yang mana sering digunakan oleh Ilham untuk menampung teman-temannya yang berkunjung.
Ilham adalalah anak ke-3 dari empat bersaudara. Dua orang kakaknya adalah laki-laki dan sudah menikah semua. Yang paling bontot adalah seorang perempuan yang masih menginjak kelas 3 SMU. Kakaknya yang paling besar, bernama Herry Sukotjo, berumur 36 tahun memiliki 2 orang anak, sekarang menetap di Jakarta. Sementara kakaknya yang nomor dua, bernama Setyadi Sukotjo, berumur 28 tahun memiliki seorang anak, dan tinggal di Purwokerto.
Ilham kuliah di Universitas Diponegoro, sebuah kampus negeri ternama di kota itu bahkan juga salah satu kampus ternama di Indonesia. Ilham sering membawa teman-teman sekampusnya ke rumah, apalagi Ilham bukanlah pemuda yang sombong. Jadi rumah Ilham yang besar itu tidak pernah sepi, ada saja teman-temannya yang saban hari berkunjung ke rumahnya. Tetapi hanya ada beberapa teman dekat saja yang paling kerap berkunjung ke rumah itu. Kadang beberapa di antara mereka bahkan sampai menginap berhari-hari. Keluarga Ilham tidak pernah memprotes itu semua. Apalagi mereka juga tahu prestasi Ilham di kampus cukup cemerlang.
Salah satu dari beberapa teman kampus Ilham yang sering menginap di rumah Ilham adalah Robby. Robby adalah pemuda asal Banjarnegara, Jawa Tengah, yang kuliah di Fakultas Tekhnik UNDIP. Robby bahkan pernah diminta Ilham tinggal di rumahnya saja, tetapi ditolak oleh Robby. Robby kadang bahkan sering terlibat dalam acara-acara yang diadakan oleh keluarga Ilham, walaupun hanya sekedar membantu Ilham temannya itu. Pertemanan Ilham dan Robby memang sudah berlangsung sejak semester satu. Mereka teman se-jurusan di Fakultas Tekhnik.
Oleh karena itu keluarga dekat dan keluraga jauh Ilham banyak yang sudah mengenal Robby dan beberapa teman Ilham lainnya. Salah satunya adalah Intan Priana. Teman-teman Ilham memanggil wanita itu dengan sebutan Bu Intan. Bu Intan, wanita berumur 45 tahun, adalah istri dari Suriono Rusmanto, 51 tahun. Bu Intan dan Suriono Rusmanto adalah orang tua Windya Ristanti. Sedangkan Windya Ristanti adalah istri dari kakak Ilham yang bernama Setyadi Sukotjo. Bu Intan sering bertemu dengan teman-teman Ilham manakala keluarga besannya itu mengadakan acara.
Bu Intan asli dari Sukabumi. Kulitnya mulus-kulit langsat. Postur tubuhnya standar orang Indonesia, akan tetapi beberapa bagian tubuhnya akan membuat laki-laki iseng akan sering memelototinya. Dadanya, pinggulnya, dan pantatnya memang bisa menciptakan khayal mesum seseorang. Dan seseorang yang paling sering mencuri pandang ke Bu Intan adalah Robby.
Robby pertamakali bertemu Bu Intan dua tahun lalu ketika keluarga Ilham mengadakan acara tujuh bulanan kehamilan Carol, istri Herry Sukotjo, kakak Ilham. Pakaian kebaya ketat yang mecetak lekuk-lekuk tubuh Bu Intan sangat menyita perhatian. Robby yang waktu itu ikut bantu-bantu di rumah temannya itu begitu terpukau dan meneguk air liur menyaksikan Bu Intan.
Akan tetapi Robby tidak pernah menunjukkan secara terbuka lirikan-lirikan matanya ke bagian-bagian tubuh Bu Intan. Hanya satu orang yang mungkin tahu, yaitu Bu Intan sendiri. Bu Intan tahu ketika orang-orang lengah, maka mata Robby selalu jelalatan melihat dadanya. Mereka sering beradu pandang, akan tetapi hanya sekilasan saja. Tidak lebih-tidak kurang.
Maka seringlah Robby onani di kamar mandi sambil menghayalkan Bu Intan yang berbody semok. Ia sering meremas-remas kontolnya sambil memandangi foto Bu Intan yang tanpa sepengetahuan orang sengaja di ambilnya dari album foto keluarga yang ditemukan Robby di kamar Ilham.
Beberapa kali mereka pernah bertemu lagi di rumah itu dalam acara-acara lain, dan di antara beberapa pertemuan itu pernah terjadi obrolan singkat. Walau Bu Intan tidak sedang memakai kebaya, akan tetapi pandangan mata Robby selalu terlempar ke bagian-bagian tubuh Bu Intan. Seperti ketika suatu sore, enam bulan lalu, Robby bertemu dengan Bu Intan di rumah itu. Robby ketika itu sedang bergegas turun dari lantai dua untuk keluar membeli rokok. Di bawah, di bangunan untuk tamu, ia bertemu dengan Bu Intan yang sedang duduk membaca Koran.
“Eh, Bu Intan, selamat sore, Bu,”sapa Robby ramah. Ia berlaku biasa saja.
“Heh, nak Robby. Sore juga. Mau pulang?”balas Bu Intan sambil melipat Koran.
“Ah, nggak kok, Bu. Mau beli rokok aja keluar sebentar. Bapak mana, Bu?”
“Belum datang. Ini saya lagi nunggu bapak. Karena besok mau ke Jakarta sama-sama Papa dan Mama-nya Ilham.” Saat itu Bu Intan hanya berpakaian santai. Celana panjang berbahan longgar serta kemeja wanita. Robby lalu memutuskan duduk sejenak menemani Bu Intan yang sintal itu.
“Emang ada acara apa di Jakarta, Bu?” tanya Robby sambil bergerak duduk. Ia mengambil tempat duduk di kursi yang berada di depan kanan Bu Intan. Mereka sama-sama menghadapi sebuah meja yang ada di teras bangunan itu. Cuaca di rumah dan di pekarangan sungguh sejuk.
“Mas Herry lusa merayakan Ultah anaknya paling besar. Jadi Mas Herry minta orang-tuanya datang. Kami hanya diajak menemani saja,”ujar Bu Intan menerangkan dengan mimik bersahabat. Lalu perempuan itu merasakan hidungnya mencium parfum yang dipakai Robby. ”Eh, nak Ilham mana?” tanya Bu Intan selanjutnya.
“Ilham lagi jumpain dosennya, Bu,” ucap Robby. Di hadapan Bu Intan yang sedang sendiri itu Robby tidak menyembunyikan kekaguman dan keterpesonaanya akan keayuan Bu Intan. Dan Bu Intan sangat merasa dirinya begitu dipandangi oleh sepasang mata anak muda yang duduk di dekatnya itu. Memang Bu Intan tidak melihat mata itu memandangi secara jelalatan atau secara begitu kurang ajar, akan tetapi ia sering memergoki mata itu secara sembunyi menatap ke arah dadanya ketika ia lengah. Dan Bu Intan entah mengapa tidak menunjukkan sikap menegur.
Di mata Bu Intan, di antara teman-teman Ilham yang sering datang Robby merupakan sosok yang tampan. Robby-lah teman dekat yang paling sering diajak ke mana-mana saja oleh Ilham. Rambutnya ikal serta hidung agak mancung. Wajah ovalnya menambah kemanisan di wajah pemuda itu. Dan Bu Intan sangat paham bahwa dari sekian banyak teman-teman Ilham, Robby-lah satu-satunya yang memberi atensi padanya, pemuda itu kerap mencoba mengajak berbicara walau hanya sejenak. Dan entah mengapa Bu Intan hafal bahwa pemuda di depannya ini selalu wangi oleh parfum.
Robby menikmati keberduaanya dengan Bu Intan. Ia dengan percaya diri menggoda secara wajar wanita paruh baya di depannya itu. Robby tahu keberaniaanya muncul sejak ia bertemu dengan Pak Suriono Rusmanto, suami dari Bu Intan. Pak Suriono Rusmanto adalah Kepala Bagian di salah satu instansi Dinas di Semarang. Di usianya yang sekarang 51 tahun, sosok Pak Suriono Rusmanto kadang terlihat kelelahan membawa perutnya yang sangat buncit. Kaki-kaki yang pendek menambah tampilan yang terkesan lucu. Dalam benak Robby sering muncul kesimpulan bahwa Pak Suriono Rusmanto pasti tidak bisa meladeni nafsu seks Bu Intan.
Godaan-godaan Robby memang tidak pernah kurang ajar. Malah godaan-godaan itu jika dilontarkan pada anak-anak ABG hanyalah guyonan basi, tetapi menjadi godaan yang tidak seharusnya jika dilontarkan kepada wanita paruh baya.
“Eh, ketawanya jangan bablas, Bu. Ntar hidungnya jatuh lho.”
“Ketawanya ntar habis lho, Bu.”
Hanya goodaan seperti itu yang ia lontarkan manakala ia menceritakan hal-hal lucu. Tetapi yang membuat Robby makin berani adalah ketika sore itu Ilham datang.
“Eh, itu nak Ilham dah datang.” Kedatangan Ilham menjadi isyarat bagi Robby bahwa obrolan mereka harus segera diakhiri. Robby bergegas bangkit. Bu Intan juga bergegas bangkit dan ia hendak menuju bangunan utama. Jadi ia berjalan bersisian dengan Robby di koridor yang menuju bangunan utama.
“Hfft, gara-gara ngobrol ama ibu jadi lupa beli rokok nih,”ujar Robby dengan suara mendayu sambil menggaruk rambutnya.
“Makanya kamu itu malah ngelucu terus sih.”timpal Bu Intan dengan suara agak manja.
“Mmmhhf, jadi asem nih mulut. Ga ada yang diisep.”ucap Robby lagi santai.
“Hihihi, isep permen aja biar ga asem.” Mereka hampir sampai di semacam persimpangan empat di koridor rumah itu. Arah ke kiri menuju dapur dan tangga ke atas, ke kanan menuju ke bangunan utama, dan lurus akan menuju ke bangunan di sisi lain juga menuju pekarangan lainnya.
“Mana dong permennya?” tanya Robby sambil berhenti dan menjulurkan tangannya. Ia tersenyum manis pada wanita itu. Wanita paruh baya itupun berhenti, ia dengan senyum yang agak manja memandang wajah Robby.
“Ih, beli sendiri dong,” ucap Bu Intan sambil seketika ia menepuk pelan telapak tangan Robby yang terjulur meminta. Bu Intan sangat paham dalam posisi mereka berhadapan begini mata pemuda ini mencuri pandang belahan dadanya yang tidak tertutup sempurna oleh kemeja longgarnya.
“Kirain Bu Intan punya,”sahut Robby tersenyum dan ia dengan berani menatap dada Bu Intan. Lalu dengan senyum yang manis ia berkata lagi,”oke deh. Aku ke atas dulu Bu,”Robby tersenyum mengangguk pamit kepada Bu Intan. Robby melangkah melewati sisi Bu Intan hendak menuju ke arah tangga yang menuju ke lantai dua.
“Iya. Kamu ini,”Bu Intan nyeletuk. Akan tetapi tangan kirinya bergerak, lalu jari-jarinya mencubit lengan Robby. Tindakan ini membuat langkah Robby berhenti sejenak, ia memalingkan wajah memandang Bu Intan. Bu Intan hanya diam membalas tatapan Robby. Rona wajahnya berada di antara tersenyum dan menantang manja. Lalu Robby berlalu sambil tersenyum sangat manis pada ibu setengah baya itu. Dan Robby tahu ia tidak boleh melanjutkan keberduaan itu sekarang. Akan tetapi benak Robby langsung memutuskan bahwa segera nanti ia akan menindak-lanjuti sinyal itu.
Dan Bu Intan sangat senang karena Robby tidak membalas. Bu Intan begitu suka pemuda itu tidak terburu-buru menanggapinya. Dan saat itu Bu Intan merasa pentil teteknya yang besar itu agak mengeras. Ia sadar mulai melangkah ke suatu arah tertentu. Bu Intan ketika bersendiri di ranjang, sering secara nakal membayangkan Robby. Bu Intan tahu persis pemuda itu sering menelitinya. Ia tahu pemuda itu sangat sering melemparkan tatapan pada bagian-bagian tubuhnya. Da Bu Intan suka. Ia bahkan sering berdebar manakala mata pemuda itu dengan terus terang sering memelototi tubuhnya jika tidak ada orang lain. Bu Intan suka melihat tubuh Robby yang ideal. Tidak terlalu tegap akan tetapi jauh dari kurus. Tidak terlalu tinggi tapi jauh dari pendek. Bahkan Bu Intan pernah sepintas mengukur selangkangan pemuda itu dengan tatapan matanya dan Bu Intan yakin kontol pemuda itu besar dan panjang.
Robby hanya menyesalkan mengapa ia tidak meminta nomor ponsel wanita itu. Bu Intan kadang bertanya dalam hati mengapa Robby tidak meminta nomor ponselnya. Tanpa mereka sadari, benak mereka ternyata sama-sama bertanya-tanya tentang hal yang sama. Robby diam-diam menghayalkan dapat menggeluti tubuh setengah baya itu. Bahkan Robby sangat mendambakan untuk bisa meniduri istri Pak Suriono Rusmanto itu. Dan ketika ia menghayalkan itu, Robby merasakan kontolnya tegang luar biasa. Robby yakin memek Bu Intan tebal dan empuk untuk dientoti.
Setelah kejadian itu mereka hanya sekali-sekali bertemu. Obrolan di antara merekapun hanya sekedar saja karena berada di antara orang-orang lain. Akan tetapi ketika orang banyak lengah, mata mereka seperti saling menyapa dan saling menyatakan kesenangan. Hanya tatapan mata.
*****************************************************************************
Enam bulan kemudian, sekitar hari Rabu tanggal 5 September 2007, rumah besar keluarga Wahyu Sukotjo pagi itu sudah ramai. Mobil berdatangan memenuhi parkiran halaman bangunan kiri dan kanan, serta jalan besar di depan rumah itu. Rumah itu jadi seperti gedung pertemuan saja. Tenda-tenda di pasang rapi menaungi seluruh halaman banguan utama. Hari itu keluarga Wahyu Sukotjo merayakan syukuran besar-besaran untuk 25 tahun usia pernikahan Wahyu Sukotjo dan istrinya.
Banyak teman Ilham yang datang membantu. Kebanyakan dari mereka membantu di bagian depan rumah. Menjadi tukang parkir dadakan, satpam dadakan, ataupun membantu tamu-tamu yang kadang terlihat bingung.
Hanya Robby dan satu orang lagi yang membantu di bagian dapur di belakang. Robby begitu terangsang menyaksikan tampilan Bu Intan hari itu. Bu Intan mengenakan kebaya hijau ketat. Pinggul dan pantatnya yang besar bergoyang ke sana kemari saat Bu Intan berjalan. Kebaya dengan belahan dada yang rendah itu semakin membuat tampilan dada besar Bu Intan terlihat sangat seksi di mata Robby. Sering Bu Intan mempertontonkan dirinya di depan Robby manakala Bu Intan lewat di depan Robby ketika harus ke dapur untuk suatu hal.
Acara berlangsung meriah, tetapi di antara kemeriahan itu terdapat dua pasang mata yang saling menggoda satu sama lain. Lingkaran keluarga dekat Pak Wahyu selalu berada di ruang utama tempat acara berlangsung. Hanya Bu Intan yang tampak sibuk mengatur sana-sini, makanan ini kesini-atau-makanan itu-kesitu, dan lain sebagainya. Sehingga ia kerap ke dapur.
Ada suatu saat ketika dapur sedang sepi dan hanya ada Robbby di sana duduk dekat meja, Bu Intan muncul dan berjalan ke arah meja. Ia menuangkan air putih ke gelas lalu secara perlahan berbisik pada Robby seraya mengangkat gelasnya ke mulut.
“Heh, matanya jangan gitu banget melihatnya, ”ujar Bu Intan perlahan. Bu Intan memang suka ketika anak muda itu mengagumi tubuhnya. Akan tetapi kadang ia begitu tersipu ketika mata anak muda itu memandang begitu vulgar. Ia tidak marah, Bu Intan hanya tidak ingin orang lain tiba-tiba memergoki kelakuan anak muda itu.
“Habis cakep banget, bu,”balas Robby perlahan. Wajahnya lurus ke depan dengan tenang sambil mengawasi situasi. Tangannya menyentuh sedikit jemari Bu Intan. Bu Intan membalas dengan kasar. Ia merenggut jemari Robby dan meremasnya. Dan itu semua ia lakukan dengan sikap tenang, Bu Intan masih meminum air putih dari gelasnya sambil berdiri di sisi Robby. Lalu Bu Intan berbalik, memandang ke sekitar. Ketika ia menyadari sekitaran ruangan itu kosong, Bu Intan menggerakkan jemarinya. Lalu kukunya yang runcing itu mencubit pipi Robby dengan sikap gemas. Lalu Bu Intan berlalu…
“Mmm, bu, minta nomor ponsel dong.” Bu Intan berbalik lagi lalu mengeja nomor ponselnya dengan lancar.
Waktu menunjukkan pukul 13.00, akan tetapi acara itu nampaknya belum juga akan berakhir. Robby sudah berpindah tempat duduk. Kini ia duduk di kursi dekat pintu koridor yang menuju ruang utama. Jika ia memandang lurus ke arah ruangan utama tempat acara berlangsung, maka matanya akan langsung bisa melihat Bu Intan yang duduk di antara deretan ibu-ibu. Dan mereka rupanya telah saling berkirim sms.
“Habis ibu cantik, ayu, seksi, dan lain-lain,”begitu antara lain isi sms Robby.
“Masa sih?”balas Bu Intan.
“Iya, bu. Kalau hanya kita berdua di ruangan ini, ga tau deh, bu,”ucap Robby dalam sms-nya.
“Wow. Emang nak Robby mau ngapain kalau hanya berdua?”
“Ibu maunya apa?”tantang Robby.
“Apa iya, say?” balas Bu Intan.
“Apa dong, sayang?”Robby mendesak.
“Hmm, terserah nak Robby…hihihi..,”demikian balas Bu Intan. Ia tidak ragu menunjukkan kegenitannya.
“Aku akan membuat Bu Intan berkeringat,”
“Aw…! Aahh…! Capek dong…,”balas Bu Intan lagi.
“Iya. Capek dan enak, bu…,”balas Robby. Ketika ia selesai mengetik isi isms tersebut. Matanya langsung bergerak memandang Bu Intan. Dari kejauhan ia melihat Bu Intan menunduk membaca is isms tersebut. Lalu Bu Intan memandang kea rah Robby. Robby membaca sms yang masuk ke ponselnya.
“Kapan kamu bikin aku capek dan enak, sayang?”demikinlah is isms dari Bu Intan. Membaca isi sms itu Robby merasa kontolnya jadi super tegang. Ia memandang ke arah Bu Intan, lalu mereka saling pandang dari jauh. Dan dengan berani Robby menggerakkan tangannya ke selangkangannya. Tangan kirinya membuat gerakan untuk memperbaiki posisi kontolnya yang saat itu memang menegang-keras sekali. Bu Intan melihat semua aksi itu. Bu Intan kontan merasa putingnya mengeras dan memeknya basah. Bu Intan memencet meraih ponselnya.
“Tegang iya, say?”begitu sms yang dibaca Robby di ponselnya.
“Iya nih, Bu. Aku terangsang lihat Bu Intan,”balas Robby. Akan tetapi Robby tidak hanya sampai di situ. Ia tidak lagi ragu-ragu mengirim sms pada Bu Intan, ia melanjutkan.
“Bu Intan, kontolku tegang banget,ahh..”Bu Intan dengan dada berdegup kencang membaca isi sms tersebut. Lalu Bu Intan membalas.
“Sayang, ah, memekku gatel..,”Robby membaca sms tersebut dengan hayal penuh syahwat. Ia memandang lagi ke arah Bu Intan dari jauh. “Bu Intan...?” begitu sms Robby selanjutnya.
“Apa say..?” balas Bu Intan.
Setelah membaca pesan tersebut, mereka saling pandang dari kejauhan.
“Boleh nggak, Bu?” tanya Robby lagi dalam sms-nya.
“Apa..?” balas Bu Intan.
Lalu Robby mengirim sms lagi yang segera di baca oleh Bu Intan. Setelah menulis sms-nya terakhir, Robby pun bernajak pergi.
“Bu Intan, ke lantai dua dong sebentar yok..?” demikianlah isi sms yang dibaca oleh Bu Intan dalam ponselnya.
Begitulah sms di anatar mereka di tengah-tengah acara pernikahan perak keluarga Wahyu Sukotjo. Dan kini Bu Intan terlihat hilir-mudik antara ruangan utama dan dapur. Ia memperlihatkan sikap seolah-olah sedang mengatur para pembantu untuk mengatur sana-sini, padahal ia sedang menganalisa waktu untuk bergerak ke lantai dua.
Di ruang utama, acara terus berlangsung. Khotib yang diundang keluarga itu sedang memberikan ceramah.
Pada saat itulah Bu Intan tanpa ada yang tahu menaiki tangga yang menuju lantai dua. Kegenitan yang tersembunyi rapat-rapat dari tampilannya menuntunnya melangkah menemui pemuda yang telah lama diperhatikannya. Ia berbelok-belok di koridor-koridor yang terbentuk oleh ruangan-ruangan yang ada di lantai dua yang luas itu. Bu Intan sudah memperhitungkan bahwa ia bisa turun lewat tangga mana saja yang dianggapnya aman jika ada sesuatu yang tidak beres dalam aksinya ini. Bu Intan hafal dengan semua sudut lantai dua ini. Sehingga tidak lama kemudian ia sudah melihat Robby menunggu di depan sebuah kamar yang memang sering digunakan oleh teman-teman Ilham jika menginap.
Ketika ia masuk, Robby sudah duduk di sofa yang ada di kamar tersebut. Merak saling pandang dengan seyuman yang misteruius. Mata mereka berbinar penuh birahi.
“Ngapain sih..?” tanya Bu Intan. Ia tetap berdiri. Ia melangkah agak maju dari pintu. Dari matanya terpancar sinar birahi memandangi pemuda yang duduk di sofa.
“Duduk dong, Bu,”ujar Robby. Nafasnya tercekat. Robby menjulurkan tangan meraih jemari ibu setengah baya itu. Dengan gaya yang gemulai Bu Intan membiarkan tangannya diraih pemuda itu dan mengikuti tarikan tangan itu untuk duduk di sofa.
Robby memandang wanita paruh baya di depannya. Begitu sintal. Begitu seksi, begitu semok, pikirnya. Ia mendekatkan duduknya, sehingga tangan kiri perempuan berumur 45 tahun itu kini berada dalam pangkuannya. Ia mengangkat jemari Bu Intan ke bibirnya sambil memandangi mata Bu Intan lalu ia mencium jemari itu. “Mmmuahhh…,”
Bu Intan tersenyum manis memandang Robby ketika jemarinya dicium. Setelah itu mereka saling menatap. Dan tak ada yang bisa menolak ketika mulut mereka saling mendekat. Dan dua insan yang berbeda usia itupun berciuman lembut. Mereka menempelkan bibir dengan pelan. Lalu bagai dikomando mulut mereka saling terbuka. Mata mereka terpejam. Merka berciman dengan lembut dan penuh birahi. Bu Intan merasa dirinya penuh dengan syahwat, sehingga ia dengan antusias akhirnya memutar-mutar kepala membuat mulutnya dengan leluasa melumati bibir pemuda itu. Robby dengan dada berdegup menikmati ciuman itu, sesuatu yang lama ia angankan.
“Cccpppokk.., ”begitulah bunyi ciuman penuh nafsu di antara mereka ketika sejenak mulut mereka terlepas. Bu Intan membuka sejenak matanya yang sayu hanya untuk melihat bibir pemuda itu, lalu dengan penuh nafsu kembali ia membuka mulut untuk melumat bibir anak-muda itu. Tangan kirinya kemudian bergerak ke arah rahang Robby, lalu dengan cara seperti itu Bu Intan mendominasi ciuman, lumatan, dan cipokan penuh birahi itu. Bu Intan menarik rahang Robby agar mulut mereka semakin menempel. Bu Intan membuka mulut lagi lalu mengulum seluruh bibir anak-muda itu.
Robby terangsang tak bisa menahan. Ia mengarahkan tangan ke busungan dada Bu Intan. Perlahan ia meremasi dada busung itu. Robby merasa dada itu sangat besar dan kenyal. Khayal yang selama ini memenuhi malamnya akhirnya terpenuhi. Akhirnya ia bisa meremas dada Bu Intan yang selama ini hanya bisa ia intip secara sembunyi. Ia merasa kontolnya menegang sangat keras. Walau Bu Intan masih memakai pakaian kebaya pestanya secara lengkap akan tetapi semua itu tak mengurangi kenikmatan yang dirasakan oleh Robby dalam alam pikirannya.
Bu Intan meresponnya dengan makin liar. Ia mengisapi-isap bibir Robby, ia meliuk-liukkan lidahnya menjilati lidah dan bibir pemuda itu. Ia makin merapatkan tubuhnya ke badan Robby. Karena nafsunya yang meninggi , Bu Intan membusungkan dadanya.
Tubuh mereka merapat sangat ketat. Kini tangan kiri Robby sudah meremasi dada Bu Intan dari luar kebayanya, sementara tangan kanannya merangkul pinggul wanita itu. Bu Intan menegakkan tubuhnya menikmati remasan-remasan di dadanya, tangan kanannya merema belakang kepala pemuda itu, tangan kirinya membelai penuh nafsu wajah Robby. Bu Intan mencurahkan nafsu seksnya dengan menciumi, melumati, dan mencipoki mulut Robby.
Remasan tangan Robby di dada serta pinggulnya membuat nafsu seks Bu Intan membara. Ia melepas mulutnya dan menengadah. Dan saat itulah mulut Robby meluncur ke leher Bu Intan. Robby menciumi, mengecupi, dan menjilati leher mulus nan wangi itu. Ia memuaskan bibirnya dengan menjelajahi batang leher dan pangkal leher Bu Intan. Lidahnya melata menjilati leher mulus itu, bibirnya mengecupi penuh perasaan. Robby sepenuh nafsunya menikmati penyaluran birahi yang selama ini ia khayalkan. Tangannya tiada henti memberikan remasan penuh gemas di pinggul dan pantat bahenol Bu Intan yang tertutupi kebaya itu. Lalu matanya tak kuasa memandang gundukan daging terbuka di antara dada dan leher Bu Intan. Mulutnya segera turun, ia membuka mulutnya, dan daging itupun dijilatinya, dikecupinya. Bu Intan begitu sesak oleh nafsunya. Tangannya meremasi rambut anak muda yang sedang menjilati dadanya itu. Bu Intan makin resah ketika tangan Robby ikut meremas teteknya yang besar membusung.
“Hohh…,”dengusnya ketika remasan Robby di teteknya semakin dirasanya nikmat. “Mmmuah-mmuahhh-mmuuaahh…cup-cup-cup..,”Bu Intan akhirnya ikut larut dalam aksi Robby. Ia menciumi telingan Robby serta leher Robby.
“Ogghh-ookhhh enank banget sayang...,”Bu Intan mendesahkan birahinya di telinga Robby ketika ia merasa anak muda itu makin liar saja. Saat itu tangan kanan Robby meremas lembut busungan dada kanannya, sementara mulut anak-muda itu menciumi dan mendesakkan mulutnya ke busungan dadanya sebelah kiri. Bu Intan semakin terbakar. Bu Intan lalu secara naluri meremasi paha Robby. Ia dengan penuh nafsu menyalurkan kegatalan dirinya di paha itu. Robby yang memang sedang dilanda syahwat tinggi itu menurunkan tangannya dan memindahkan tangan Bu Intan dari pahanya ke selangkangannya. Dan Bu Intan pun merasa telapak tangan kirinya menyentuh benda kenyal di selangkangan Robby. Bu Intan meremas kontol Robby perlahan, dan itu membuat Robby mendengus.
“Nggghooh bu…ohhh bu…, “desahnya di tengah aksinya menciumi dada Bu Intan.
Bu Intan dengan penuh birahi meremasi kontol pemuda itu dari luar celana jeans Robby, dan Bu Intan jadi tahu betapa kontol itu sangat besar dan panjang. Itu membuat syahwat Bu Intan tak terkendali. Mulutnya bergerak mencium daun telinga Robby, lalu berbisik lirih.
“Ohhh sayang…buka sebentar celanamu sayang..,”
Robby pun menghentikan aksinya lalu secara cepat membuka retsleting celananya. Tangannya bergerak mengeluarkan kontolnya sendiri. Dan Bu Intan akhirnya melihat kontol itu. Tangan kirinya pun bergerak memegang kontol itu. Kontol itu hangat. Bu Intan merasakan tangannya bertemu dengan kekerasan otot kontol itu. Tegang sekali kontol ini, pikir Bu Intan. Dan Bu Intan begitu bernafsu dengan ukuran kontol itu yang besar dan panjang. Nafasnya mendengus-dengus. Lalu ia memandang wajah Robby dengan sinar mata penuh birahi.
“Ohh besar sekali kontolmu sayang…udah besar panjang lagi…,”Bu Intan betul-betul dilanda syahwatnya. Ia meremas-memijat dan mengocok kontol itu perlahan. Bu Intan menarik kulit kontol Robby dengan genggamannya di pangkal batang kontol Robby. Dan Bu Intan pun menyaksikan kepala kontol yang membulat besar dan kemerahan. Bu Intan begitu bernafsu mengamati ukuran kontol itu. Ia sejenak meremasi pangkal batang kontol itu lalu mengocoknya dengan tarikan cepat-pendek. Bibir Bu Intan berkilat karena nafsunya, lalu Robby yang begitu bernafsu dengan Bu Intan sejak dulu langsung membuka mulutnya dan melahap bibir ibu paruh baya itu.
Kedua insan berbeda usia itu kembali saling cipok, saling lumat, dan saling jilat. Kali ini ciuman-ciuman bibr mereka begitu liar. Kepala mereka berputar-putar mencari posisi paling enak untuk melumati dan mengulum bibir pasangannya.
Kali ini yang aktif adalah Bu Intan. Lidahnya dengan liar meliuk-liuk menjilati mulut Robby. Ia membantu aksinya dengan memegang belakang kepala Robby dan menguasai aksi cipokan bibir yang ganas itu. Sementara di bawah tangan kirinya bergerak perlahan mengocok kontol Robby. Tangan kirinya mencengkeram pangkal kontol Robby yang besar itu, dan mengocok kontol pemuda itu dengan lembut.
Aksi itu membuat Robby melayang-layang. Ia akhirnya menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa serta menengadah menikamti kocokan-kocokan Bu Intan di kontolnya yang semakin menegang. Bu Intan dengan nafas tercekat semakin bernafsu mengocoki kontol pemuda itu. Bu Intan dengan tangan kanan merangkul ke belakang kepala pemuda yang sedang menengadah itu. Lalu ia menegakkan kepala itu dan mengarahkan kepala itu lalu ia dengan liar melahap dan melumat bibir Robby. Bu Intan memutar-mutar kepalanya untuk menghisap semua bibir Robby dalam mulutnya. Bu Intan lalu merapatkan tubuhnya dan menyandar di tubuh Robby. Bu Intan merasakan nafsunya semakin gatal.
Robby begitu birahi dan akhirnya tidak sanggup. Ia bagai orang kesurupan dengan buas mencipoki mulut Bu Intan, lalu ia berusaha membuka kebaya Bu Intan.
“Ohhh sayang …jangan Rob…,”Bu Intan menghentikan aksinya ketika Robby dirasanya tak kuasa mengendalikan lagi syahwatnya. Kedua tangan Bu Intan meraih kedua tangan Robby yang berusaha membuka pakaiannya itu. “Ga boleh sayang…,”ujar Bu Intan dengan nafas memburu.
Robby lalu bergerak memeluk Bu Intan. Ia menyembunyikan wajahnya di leher ibu paruh baya itu.
“Ooohhh Bu Intan…maafin aku, bu…aku ga tahan bu…,”bisik Robby parau-lirih. Nafasnya menderu-deru.
“Iya, aku juga sayang…tapi gak boleh sekarang yah…,”ucap Bu Intan. Ia meraih kepala Robby, dan menatap wajah pemuda itu lalu dengan sepenuh birahi ia membuka mulut lalu mencipoki mulut Robby. Lalu ia memandang lagi wajah tampan pemuda itu dengan senyuman nakal. Ia menggerakkan tangan kirinya meraih kontol pemuda itu.
“Aku juga pengen ini sayang…tapi ga sekarang…,”kata Bu Intan sambil kembali mengocok kontol besar itu. Bu Intan secara lembut mendekatkan mulutnya ke mulut pemuda itu yang sekarang diam kelam menahan nafsu seksnya. Ketika bibir mereka bersentuhan tipis, Bu Intan mengelurkan lidahnya lalu secara liar lidah itu bergerak liar di seluruh permukaan bibir Robby. Lidah Bu Intan menyapu seluruh bibir pemuda itu dengan gerakan-gerakan bibirnya yang liar. Robby hanya diam memejamkan mata menikmati aksi Bu Intan. Sesekali Bu Intan membuka mulut lalu menelan seluruh bibir Robby dan mengisap bibir itu panuh gairah.
“Udah dulu iya sayang,”ujar Bu Intan kemudian. “Ibu udah lama ninggalin acara, nanti semua kecarian. Jadi berabe kalau diterusin sekarang say.” Bu Intan akhirnya berdiri lalu bergerak ke cermin untuk merapihkan kekusutan dandanannya. Robby juga ikut berdiri. Ia menutup kembali retsleting jeans-nya. Ia bergerak ke belakang tubuh Bu Intan, lalu dengan lembut merangkul pinggul bulat Bu Intan. Ia menempelkan kontolnya di pantat semok itu. Robby mendesak-desakkan kontolnya di pantat Bu Intan. Lalu mulutnya mendengus-denguskan nafasnya di bahu Bu Intan yang terbuka. Dari pantulan cermin, Bu Intan melihat Robby mengeluarkan lidahnya dan menjilati bahu hingga ke kupingnya.
“Udah iya sayang…,”bisik Bu Intan. Bu Intan menemukan dirinya kembali sangat birahi melihat aksi pemuda itu. Akan tetapi akal sehatnya berbicara tidak mungkin menyelesaikan ini semua di tengah-tengan acara yang sedang berlangsung. Setelah merasa rapi kembali seperti sedia kala, Bu Intan berbalik. Ia mengecup titpis bibir Robby,”udah iya sayang, “bisknya lagi, lalu meraih tangan pemuda itu. Ia membimbing pemuda itu ke pintu. Bu Intan meraih kunci dan membuka pintu itu. Sebelum pintu itu membuka, Robby memeluk pinggang Bu Intan. Bu Intan menyandarkan tubuh bahenolnya di tubuh Robby.
“Ibu cantik!”bisiknya memandang mata Bu Intan.
Bu Intan membalas dengan mengecup bibir pemuda itu. Ia menggerakkan tangan kanannya ke bawah. Bu Intan kembali meremas kontol Robby dari luar celana dalam posisi berdiri di dekat pintu itu. Bibirnya mengecupi bibir Robby dengan lembut.
Bu Intan lalu memberikan sebuah remasan keras penuh kegemasan di kontol Robby dan berbisik dengan wajah dipenuhi birahi…”Aku pengen ngentot sama kamu sayang,”bisik Bu Intan.
“Aku juga pengen ngentotin Bu Intan,”balas Robby.
Lalu setelah berbicara dan bersepakat, Bu Intan akhirnya keluar dari kamar itu.
Tidak ada satupun orang yang tahu kelakuan dua insan itu. Acara terus berlangsung hingga sore hari ketika tamu-tamu mulai beranjak meninggalkan rumah besar milik keluarga Pak Wahyu.
(Bersambung)
Besoknya jam 09 pagi Robby dengan hanya memakai celana dalamnya sedang tiduran santai di kamar kostnya yang tidak jauh dari Kampus UNDIP. Tubunya yang atletis itu ia biarkan terbuka dan tersiram oleh dinginnya AC. Robby saat itu sedang membaca sms yang baru diterimanya dari Bu Intan.
“Sayang, kamu nakal iya kemarin,”demikian is isms Bu Intan.
“Habis aku ngiler banget lihat Bu Intan dengan kebaya kemarin. Pas banget. Bu Intan semok banget, Bu, ”balas Robby.
“Masa sih say…?”tanya Bu Intan.
“Iya, Bu. Pengen banget aku meluk Bu Intan yang lamaaaaa banget,”Robby meneruskan rayuannya.
“Ibu tahu kok nak Robby sering curi-curi pandang selama ini sama ibu, ”sms Bu Intan.
“Iya, Bu. Aku udah lama emang suka lihatin Bu Intan,”balas Robby.
“Hmm, jadi nak Robby mau pacarin ibu iya?” tanya Bu Intan.
“Iya, Bu. Aku kangen ama Bu Intan. Aku suka ama Bu Intan,”balas Robby.
“Tau ga say…nak Robby bikin ibu blingsatan lho kemarin,”sms Bu Intan.
“Bu Intan…!?”tulis Robby dalam sms-nya.
“Apa say.., “balas Bu Intan.
“Aku pengen banget jumpa, Bu…,”sms Robby.
“Aku juga nak Robby…,”balas Bu Intan. “Aku penasaran lho…,”Bu Intan melanjutkan sms-nya.
“Aku juga, Bu. Aku pengen jumpa dan berduaan sama Bu Intan,”rayu Robby dengan mantap.
“Aku juga sayang,”jawab Bu Intan.
“Besok sore bisa ga, Bu?”tanya Robby.
“Aku ga mau kalau sore. Aku maunya dari pagi sampai besok paginya,”sms Bu Intan. Isi sms-nya ini memang menunjukkan nafsu seks-nya yang sangat besar terhadap pemuda itu.
“Ohh Bu…kapan?”balas Robby.
“Pokoknya kalau sudah ada waktu nanti Ibu kasih tahu,”jawab Bu Intan.
“Iya, Bu. Dari dulu sejak pertama lihat Bu Intan, aku selalu menghayal bisa ngentot sama Bu Intan,”sms Robby.
“Ibu juga. Mata nakalmu bikin Ibu sering gatal pengen ngentot sama kamu say,”balas Robby.
Lalu Bu Intan melanjutkan lagi,”Udah satu tahun ini Ibu ga pernah lagi main sama suami. Ibu gatel banget say,”sms Bu Intan.
“Oh Bu. Aku pengen segera jumpa sama ibu,”tulis Robby dalam sms-nya.
“Iya sayang. Ibu juga udah pengen banget. Kemarin aja seandainya lagi ga ada acara ibu udah pengen ditidurin sama kamu. Apalagi pas pegang kontolmu yang besar dan panjang itu say…ibu sange banget sebenarnya waktu itu say…,”
Demikianlah sms-sms antara dua manusia yang memasuki lingkaran perselingkuhan itu. Dan ketika ber-sms itu, Bu Intan sama halnya dengan Robby sedang sendirian di kamarnya. Ia nyaris bugil karena nafsunya pada pemuda yang bernama Robby itu.
Bu Intan hanya tinggal berdua suaminya di rumahnya, serta dua pembantu. Anak paling besar laki-laki sudah menikah dengan 1 anak tinggal di Yogyakarta, anaknya nomor dua Windya Ristanti menikah dengan kakak Ilham yang temannya Robby, sementara anaknya yang paling kecil perempuan, kuliah di UGM. Jadi ketika suaminya kerja, Bu Intan hanya ditemani pembantu. Dan ini membuat Bu Intan dan Robby saling memupuk fantasi birahi di antara mereka. Mereka dengan leluasa merayu dan dirayu melalui telepon atau sms.
Bu Intan begitu rindu-birahi dengan batang perkasa pemuda itu. Ia sudah pernah mengocoknya. Bahkan Bu Intan merasa jemarinya hampir tidak bisa melingkari batang kontol pemuda itu ketika kontol itu menegang maksimal. Dan Bu Intan sering sangek berat manakala membayangkan kontol Robby yang besar dan panjang itu mengeras dalam genggamannya. Dan itu sering membuatnya gelisah di ranjangnya. Ia sangat ingin kontol besar pemuda itu mengentoti memeknya yang sudah sangat gatal. Hayalnya membayangkan pertemuan kelamin mereka akan sangat menempel ketat karena besarnya kontol Robby. Ia sering membayangkan pinggul pemuda itu yang nampak kokoh bergerak naik turun di antara selangkanganya. Bu Intan berjanji dalam hati akan sepenuh perasaan menikmati entotan pemuda itu, ketika waktunya tiba. Bu Intan sangat yakin saat yang ia nanti tidak akan lama lagi. Nafsu seksualnya sangat menuntut untuk disalurkan sepuasnya.
*****************************************************************************Beberapa hari kemudian Bu Intan langsung menyuruh pembantunya pulang kampung beberapa hari ketika suaminya, Pak Suriono Rusmanto, mengatakan akan mengikuti Diklat selama seminggu di Jakarta.
“Sayang besok siang jam 12 ke rumah iya,”demikianlah pesan singkat Bu Intan pada Robby.
“Emang bapak kemana, Bu,”tanya Robby dengan dada bergetar.
“Barusan berangkat ke Jakarta. Bapak ngikutin Diklat seminggu di sana,”sms Bu Intan.
“Oh Iya Bu Intan sayang. Aku kangen Bu…,”
“Mmuuah…,”balas Bu Intan.
Ohhh…mmuuaahhh…mmmuuaahhh….,”demikianlah Robby semakin memanaskan suasana birahi wanita paruh baya itu.
Esoknya dengan motor Tiger2000 miliknya, Robby memasuki gerbang rumah Bu Intan. Siang itu suasana sekitar rumah Bu Intan memang sepi. Di balik pintu yang terbuka sedikit itu, Robby bisa melihat Bu Intan sedang menunggunya masuk. Bu Intan memakai celana sangat pendek yang begitu ketat. Bahkan gundukan memek Bu Intan tercetak dengan jelas karena celana pendek tersebut terbuat dari bahan katun tipis. Di bagian atas Bu Intan memakai kemeja longgar yang bagain bawahnya nyaris menutupi seluruh celana pendek Bu Intan, sehingga Bu Intan sekilas seperti telanjang hanya memakai kemeja.
Bu Intan dengan lenggok gemulai penuh birahi menyambut masuknya anak muda itu. Ia langsung meraih pinggang Robby dan merapatkan tubuh sintalnya ke tubuh pemuda itu. Bu Intan dengan gaya manja menengadah memandang wajah Robby. Bu Intan meraih tangan Robby lalu melingkarkan tangan tersebut agar merangkul pinggulnya.
“Ga kemana-mana kan hari ini?”tanya Bu Intan manja.
“Nggak Bu,”jawab Robby dengan suara parau. Ia belum menguasai keadaan itu, akan tetapi telapak tangannya mengusapi pinggul Bu Intan.
Mereka beriringan berjalan, dan kaki Bu Intan sepenuhnya menuntun langkah-langkah mereka dalam ruangan itu. Bu Intan lalu menghentikan langkahnya di depan sebuah pintu kamar yang terbuka. Ia memutar lalu menghadap Robby. Robby dengan lugas mengikuti setiap bahasa tubuh Bu Intan. Bu Intan memeluk tubuh Robby dan menyandarkan beban tubuhnya pada pemuda itu. Kedua tangannya bergerak melingkari leher Robby. Ia menatap mata Robby lalu tersenyum nakal.
“Muuahh…,”Bu Intan meruncingkan bibirnya dan mengecup manja ke arah mulut pemuda itu, tanpa menyentuh mulut itu. Dan detik itulah Robby mengambil alih suasana. Robby langsung mengetatkan remasannya pada pinggang Bu Intan. Lalu dengan tatapan nanar Robby membuka mulut. Dengan penuh gelora birahi, Bu Intan membuka memejamkan mata dan secercah bibirnya. Robby langsung mengulum bibir Bu Intan dengan sepenuh nafsunya. Bu Intan menyambut lumatan mulut Robby dengan megeluarkan lidahnya. Bu Intan dapat merasakan nafsu yang panas pada mulut, bibir, dan lidah pemuda itu. Dan dengan geliat bibir dan lidah yang sama panasnya Bu Intan menyambut semua itu sepenuh raganya. Bu Intan sangat ingin Robby tahu bahwa ia memiliki nafsu yang sama dengan dirinya.
“Ngmmmahhh…mmccppppphhhh..nngghhh,”mereka sama-sama mendesahkan hal yang sama ketika mulut mereka sejenak terlepas untuk mengambil nafas. Tapi hanya sejenak, karena mulut mereka kembali berpagut dan saling melahap. Bu Intan memutar kepalnya agar mulutnya bisa mendapatkan posisi yang pas untuk memaguti dan mengemuti semua bibir Robby. Robby begitu berdebar menyadari nafsu yang ditunjukkan Bu Intan, sehingga ia tidak ragu meremasi pantat Bu Intan yang bahenol. Robby meremasi pantat montok itu dengan ketat dan vulgar. Ia menekan-nekankan pantat Bu Intan agar kontolnya memperoleh gesekan yang nikmat.
Mmmmcccpppahhh…mmccppphh….mmmcccppphhh…mmmhhhcccppphhh…nngggmmmcccpppmmmhhh…”Bu Intan begitu menguasai aksi ciuman itu. Ia meruncingkan bibirnya dan mengecupi bibir Robby berkali-kali.
Lalu tangan kanan Robby bergerak ke atas. Ia menempatkan telapaknya di gundukan buah dada Bu Intan lalu perkahan meremasi buah dada itu. Robby begitu bernafsu ketika telapak tangannya bertemu dada yang sangat besar. Ia sadar buah dada Bu Intan memang besar. Dan masih padat. Walau terhalang kemeja, akan tetapi Robby betul-betul merasa puas meremasi dada itu.
“Nnnggmmmmhhhhssshhh…,”Bu Intan langsung mendengus ketika merasa dadanya diremas perlahan. Ia makin mengetatkan rangkulannya di leher Robby. Bu intan mengecap-ecapakan mulutnya di mulut Robby. Ia mencipoki bibir pemuda itu penuh nafsu. Kadang lidahnya terjulur keluar untuk menjilati mulut Robby.
“Ohhh…,”Bu Intan sejenak menengadah akibat nikmatnya remasan-remasan Robby di buah dadanya. Lalu sejurus kemudian ia kembali memaguti bibir Robby….”Nnngggmmmmccccpppsshhh…,”Bu Intan mendesah penuh birahi. Kali ini ia menarik tubuh Robby memasuki kamar yang terbuka. Dengan tubuh masih saling menempel ketat dan bibir saling pagut, Robby mendorong daun pintu untuk menutup. Setelah daun pintu tertutup, Bu Intan kembali mengarahkan langkah kaki mereka. Bu Intan lalu mendudukkan Robby di ranjang. Bu Intan berdiri, sementara Robby duduk di ranjang. Syahwat Bu Intan memang sangat liar, dan mereka sekarang bahkan berada di kamar yang biasa digunakan Bu Intan dan suaminya.
Hayal liar Robby benar-benar jadi nyata. Kini ia duduk di ranjang, sementara itu Bu Intan berdiri di antara kedua pahanya yang terbuka. Robby langsung mengarahkan mulutnya ke perut Bu Intan. Ia menyibakkan kemeja longgar itu untuk melihat padat dan mulusnya perut Bu Intan. Robby mencucupi, menciumi, dan menjilati seluruh perut Bu Intan. Dengan bernafsu Robby menjilati dan memaguti kulit perut Bu Intan. Kedua tangan Robby mendekap pinggul Bu Intan. Kadang Robby meremasi pantat dan pinggul Bu Intan.
Bu Intan benar-benar merasa dimanjakan dan dibutuhkan oleh aksi Robby. Ia kadang menggelinjang saat mulut Robby menelusuri perutnya dan pinggulnya. Kadang ia kegelian. Mata Bu Intan terpaku pada seluruh aksi Robby itu. Tangan Bu Intan meremas rambut Robby, dan kadang Bu Intan mendesakkan pinggulnya ke tubuh Robby. Nafsuy seks Bu Intan yang nakal membuatnya meraih pakaian Robby, ia melepaskan pakaian itu sekaligus dengan singlet sport yang menempel tubuh Robby. Kini tubuh bagian atas Robby telah telanjang.
Mengetahui kenakalan syahwat Bu Intan itu, Robby makin liar menciumi dan menjilati perut dan pinggul Bu Intan. Robby lalu membalik tubuh Bu Intan dan melancarkan pagutan bibirnya di punggung Bu Intan. Bu Intan seketika menggelinjang.
“Nnnggghhhh….mmmhh….,”Bu Intan mendesah.
“Ngggccppp….mmmmccppphhhh…,”Robby memuaskan hayal birahinya makain liar.
Robby lalu menggerakkan tangan kanannya lalu menggapai batang paha Bu Intan yang kenyal dan padat itu. Robby merabai dan meremasi pangkal paha yang mulus itu. Bu Intan mendesir, ketika rabaan tangan Robby yang bergerak dari bawah ke atas sepanjang batang pahanya kadang secara nakal berhenti persis di selangkangannya. Robby lalau meneruskan rabaan itu secara ketat dengan menggeseki selangakangan Bu Intan.
“Nnngggkkhhh…hhhhh….,”Bu Intan hanya mendesis.
Aksi kedua insan berbeda usia itu bagaikan sebuah gerakan lambat. Mereka nampaknya benar-benar menikmati setiap detik persentuhan itu.
Robby benar-benar memuaskan birahinya. Ia membolak-balik tubuh Bu Intan yang sedang berdiri itu dengan menjilati sepanjang pertemuan celana pendek ketat Bu Intan dan kulit pinggulnya. Wangi tubuh Bu Intan semakin merasuki syahwat Robby. Tangan kirinya perlahan membuka kancing kemeja Bu Intan. Bu Intan membantu, dan kini Bu Intan telah telanjang tubuhnya di bagia atas. Hanya menyisakan BH putih menampung besarnya tetek Bu Intan.
Nafsu seks Robby benar-benar meningkat.
“Nggmmhhaa…hhhh….mmcccppphhh…mmmhhhccppp…,”Robby terus menciumi dan menjilati kulit mulus Bu Intan. Tangan Robby lalu bergerak lagi sambil menciumi pinggul Bu Intan. Robby menari celana pendek Bu Intan perlahan. Mulut Robby langsung menyergap setiap kulit terbuka ketika celana pendek Bu Intan mulai turun. Kahirnya celana pendek itu meluncur ke bawah.
“Nggghhh….oohhhh…………mmmcccppphhh….mmccpphhh…ooohh Bu…. mmmhhhh… mmmhhh…ohhh Bu… mmmmcccppphhh… mmmccpphh…, ”Robby mendengus manakala akhirnya ia kini melihat celana dalam Bu Intan yang berwarna hitam. Robby langsung membuka mulut lalu memagut pinggul padat Bu Intan persisi di pertemuan celana dalam itu dengan kulit pinggul Bu Intan. Kedua tangan Robby kini masing-masing meraba dan meremas batang paha Bu Intan, dan menggelitiki paha itu.
“Mmmhhh…mmhhh…nnngghhh….,” Bu Intan mendesah-desah. Wajahnya tertunduk menyaksikan semua perbuatan anak muda itu di sekitar pinggul dan selangkanagnnya. Dan Bu Intan bisa melihat kulit mulusnya di sekitar pinggul kini telah dihiasi cupangan-cupangan merah. Rabaan dan remasan Robby di pahanya membuatnya nanar, ia mendesakkan pinggulnya ke tubuh pemuda itu sambil kedua tangannya meremasi secara ketat rambut hitam Robby.
Robby perlahan membuka retsleting celananya. Ia secara cepat melepaskan celana jeansnya. Kini mereka hanya ditutupi celana dalam dan beha. Nafsu seks di antara mereka makin bergelora.
Bu Intan lalu bergerak. Ia mengangkat kaki kanannya ke sisi tempat tidur. Robby menyambut kaki itu, lalu Robby meraih kedua pangkal paha Bu Intan. Bu Intan akhirnya duduk dalam pangkuan Robby. Bu Intan mengangkat satu lagi kakinya, dan ia kini duduk mengangkangi Robby. Mereka saling peluk dengan ketat. Wajah mereka sangat dekat. Mereka saling pandang dengan nanar, lalu kedua mulut mereka membuka dan medekat.
“Nnngggmmmhhhcccppphhh….,”begitulah bunyi pertemuan mulut mereka. Dengan mata terpejam Bu Intan dan Robby saling memagut dan melumat. Lidah mereka meliuk-liuk member kepuasan pada hayal masing-masing.
“Mmmmcccpppp…mmmuuuhh…mmccppphh…,”bunyi cipokan dan jilatan mengiringi ketatnya aksi kedua insan itu. Bu Intan merasakan memeknya bertemu dengan gumpalan daging yang hangat dan besar. Bu Intan menggerakkan pinggulnya menggesiki kontol Robby dengan memeknya. Walaupun mereka masing memakai celana dalam, gesekan-gesekan antara kontol dan memek itu begitu membuai nafsu. Bu Intan mendesakkan selangkangannya ke selangkanagn Robby. Robby membalas dengan menekankan kontolnya ke memek yang mulai membesar itu. Bu Intan begitu dilanda syahwat. Ia mengayun-ayunkan pinggulnya. Ia begitu merasa nikmat menggeseki memeknya dengan kontol Robby.
Mulut mereka kadang terlepas, lalu melekat lagi seakan hendak mencari sesuatu di mulut yang lain. Bu Intan memutar-mutarkan kepala untuk mendapatkan posisi yang enak melumat bibir Robby. Tangan Robby merabai dan meremasi seluruh tubuh Bu Intan. Bu Intan benar-benar terbakar nafsu.
“Nnngghhhooohhh sayang…mmmhhhh…oohhhh,”akhirnya Bu Intan mendesah. Ia menengadah menikmati semua itu. Pada saat itulah Robby membuka mulut menciumi batang leher Bu Intan. Dengan bernafsu ia menjilati dan mengecupi leher Bu Intan. Tangannnya lalu bergerak menurunkan tali beha dari pundak Bu Intan. Lalu mulutnya menggilir kulit pundak Bu Intan yang mulus itu. Lidahnya menjilat-jilat. Bu Intan makin melengkungkan tubuhnya. Tangan Robby bergerak lagi membuka kaitan beha di punggung Bu Intan, dan seketika mata Robby menyaksikan pemandangn yang membuat birahinya makin panas. Buah dada itu begitu besar dan mulus.
“Oooo Bu Intan..hhhmmmcccppphh…,”Robby mendengus lalu mulutnya mencaplok tetek Bu Intan. Mulut Robby langsung mengisap ujung tetek itu.
“Ohhhh sayang…,”Bu Intan mendesah manakala mulut Robby mencaplok buah dadaya.”Ohhh sayang…hisap sayang..ohhh sayang…isap susu ibu sayang…oohhh Robby sayang…ohhh,”Bu Intan mengerang.
“Mmmmccppphhh…mmmcpphh…,”Robby benar-benar memuaskan dirinya dengan mengecupi dan menjilat susu Bu Intan. Ia mengemut dan mengisap. Kedua bukit susu Bu Intan memerah dihisapi Robby. Kadang puting itu ia hisap dengan kuat, membuat Bu Intan menjerit-jerit. Mulut Bu Intan lalu terbuka dan ia mencium kuping Robby dan mendesahkan nafsunya di kuping itu. Robby mendengar semua desahan tertahan yang dibisikkan Bu Intan di kupingnya.
“Oooohhh sayang..ia gitu sayang…ohh hisap sayang…emut ujungnya sayang….aaaahhh…oohhh Robby…ohhhh sayang…hisap sayanag…ohhhh sayang hisap susuku..ohhh…ohhhh Robby kamu suka susuku sayang…mmmhhhhmmghhhh..oohhh Robby…,”
Robby mengemut puting susu Bu Intan, ia menariknya lalu melepasnya. Ia mengemut lagi, menarik puting susu itu, lalu melepasnya. Robby berulang kali melakukan hal itu di tetek kiri-kanan Bu Intan. Bu Intan menyaksikan semua perlakuan itu. Ia begitu merasa dicintai, dikagumi, dan dibutuhkan. Bu Intan meremasi rambut Robby. Selangkangan mereka betul-betul menempel sangat erat. Bu Intan ingin Robby tahu bahwa ia benar-benar menginginkan pemuda itu. Di telinga Robby, Bu Intan membisikkan bahwa ia suka dengan Robby. Selagi mulutnya menjilat, mengisap, dan mengemuti susu yang besar itu, Robby mendengar semua bisikan penuh nafsu Bu Intan.
“Mmmmhhhhmmmhh..ooohh…ohhh Robby…ohhh sayang enaknya susuku dihisapin gitu…aahh isapin tetek ibu sayang…kamu suka tetek ibu kan sayang..jilatin susu ibu sayang…mmmhhhooohhhh..iyah gituh sayang..oohhh….ohh jilatin sayang…ohh sayang enaknya…ohhh hisapin susuku…ohh sayang, kamu daru dulu pengen sama tetek ibu kan sayang..ohhh Robby…dari dulu kamu sering bayangin tetek ibu kan…ohh Robby, ibu juga dari dulu pengen begini sama kamu Robby..oohhh dari dulu ibu juga pengen tetek ibu dihisapin sama kamu sayang..ohh Robby, susu ibu besar yah..kamu suka susu ibu yang besar ini kan sayang…ohh sayang dari dulu kamu sering membayangkan susu ibu yang besar ini kan…ohh sayang emut putingnya sayang..yah…yahh..gitu sayang…oohh enaknya sayang….oohhh sayang enaknya susuku dihisap seperti itu…ohhh sedot sayang..ohh sedot tetek ibu sayang..ohhh…ooohhh Robby enaknya..ohh sayang…emut yang kuat sayang…ohh enaknya..ohhh sayang…ohh enaknya susuku dihisapin gitu….ohhh cupangin semua sayang..ohh..sayang…ohh Robby cupangin tetek ibu sayang..ohhh..,”Bu Intan tak henti-hentinya mendesahkan nafsunya di telinga Robby.
Robby begitu bergelora mendengar desah nafsu ibu setengah baya itu. Ia mencupangi seluruh permukaan susu Bu Intan yang besar itu. Tangannya meremas pangkal tetek Bu Intan dan mulutnya melekati ujung susu besar itu. Ia terpejam melakukan itu semua. Ia begitu menikmati penyaluran nafsu seksnya yang telah lama ia dambakan terhadap wanita paruh baya itu.
Getaran nafsu yang luar biasa membuat Bu Intan akhirnya mendesakkan tubuhnya. Tubuh Robby terdorong menimpa kasur empuk itu. Robby terlentang. Bu Intan merangkak mengarahkan kedua susunya untuk kembali dijilati Robby. Dari bawah mulut Robby menyedoti dengan kuat puting susu itu. Kedua tangannya meremasi susu besar itu. Bu Intan merasa puting susunya begitu membengkak karena nafsu. Dan hisapan dan emutan mulut Robby membuat puting itu memerah. Bu Intan merasakan memeknya sangat gatal dan basah. Bu Intan saat itu merasa sangat ingin segera dientoti oleh pemuda itu. Ia begitu menginginkan anak muda itu segera menggaulinya. Tetapi ia ingin memuaskan fantasi anak muda itu yang ia tahu sering menghayalkan tubuhnya.
“Sayang, ke tengah sayang…,”ujar Bu Intan. Dan Robby segera bergerak ke tengah. Kini Robby telentang di tengah-tengah ranjang. Kepalanya menyandar pada bantal di ujung kepala kasur itu. Bu Intan mendekatinya sambil merangkak. Lalu ketika sampai di sisi kiri tubuh Robby, Bu Intan menunduk lalu melumat mulut Robby penuh nafsu, hanya sejenak. Bu Intan lalu berdiri pada lutunya, tangannya lalu bergerak ke selangkangan Robby. Bu Intan melepas celana dalam Robby. Robby begitu terpana dengan aksi ibu setengah baya itu. Tangan kanan Bu Intan lalu meraih kontol Robby. Mata Bu Intan melekat pada kontol itu. Bu Intan meremas kontol Robby dengan gemas, lalu bu Intan pun mengocok kontol Robby. Jemari Bu Intan nyaris tidak sanggup melingkari batang kontol itu. Tangan istri Suriono Rusmanto itu bergerak mengocoki dengan perlahan kontol pemuda itu. Dari perlakuannya itu sangat jelas tergambar bahwa Bu Intan memang sudah lama memendam nafsu seksnya terhadap Robby.
Bu Intan yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam itu mengocoki kontol Robby penuh perasaan. Kemudian Bu Intan merebahkan tubuhnya merapat di sisi Robby, tangan kanannya masih mengocok kontol anak-muda itu. Kini mulut Bu Intan bergerak menciumi perut Robby. Bu Intan menunduk mencucupi, menjilati, dan memaguti kulit Robby mulai dari perut sampai dada. Di dada Robby, mulut Bu Intan membuka mulut lalu mengecup sebentar puting susu Robby sejenak lalu kemudian Bu Intan mengemuti puting susu itu penuh nafsu.
“Ohhh bu…oohh enaknya bu ohh…nnngggghhhooohhhh enaknya kontolku dikocokin gitu bu…ooohhh…ooohhh sayang…ooohhh Bu Intan…ooohh Bu Intan sayang….ooohhh kocok yang enak bu ohhh….nnnggghhhhssshhh…aaaahhhhhssshhhhhhsssaaahhhh….oooh Bu Intan oohh… …oooohhh hisap putingku bu oohh….ooohhhssshhh iyahhh…hhhssshhh ooohhh yahhh jilatin bu…ooohhh enaknya…,”Robby mendengus-dengus menahan nikmatnya jilatan dan emutan Bu Intan di putingnya, terutama kocokon tangan Bu Intan dikontolnya. Robby menggeliat menyaksikan semua aksi Bu Intan. Sementara Bu Intan semakin bernafsu mengemuti dan menciumi puting Robby, hal yang sama sekali belum pernah ia lakukan terhadap suaminya. Apalagi mendengar erangan penuh nafsu anak muda itu membuatnya makin suka. Bu Intan merasakan betapa batang kontol Robby yang dikocokinnya itu semakin kaku, semakain besar dan berdenyut.
Bu Intan menggesek seluruh tubuhnya ke tubuh Robby. Ia semakin merapatkan tubuhnya. Syahwat Bu Intan semakin liar. Ia mengemut puting serta mengocoki kontol Robby dengan getaran tubuh yang panas.
“Ooohhhhh Bu Intan ooohhhhhssshhhhss…,”Robby makin mengerang saking menahan nafsunya. Mendengar itu, Bu Intan menyudahi emutannya di puting Robby. Tetapi tangannya tetap memegangi kontol Robby. Bu Intan mengangkat wajahnya. Ia tersenyum mesum pada Robby, matanya berkilat penuh birahi. Masih dalam keadaan berbaring di sisi Robby serta tangan yang meremasi kontol, mulut Bu Intan mendekati mulut Robby. Bu Intan membuka mulut lalu ia menciumi bibir Robby dan melumatnya. Robby balas mengeluarkan lidah dan menyedot lidah Bu Intan. Tetapi hanya sebentar, karena Bu Intan menarik mulutnya. Mulut Robby terbuka, mulut Bu Intan kembali mendekat. Mereka berciuman titpis saja, lalu Bu Intan menarik lagi bibirnya. Begitu terus sambil Robby merasakan enaknya kontolnya dikocokin Bu Intan.
“Nnngggmmhhhhh enak sayang?”tanya Bu Intan.
“Ohh iya Bu. Enak Bu..,”balas Robby.
“Ohhh sayang besarnya kontolmu ini. Ohh Robby sayang…,”Bu Intan memejamkan mata dan memagut mulut Robby.
“Ohh enak banget Bu kontolku dikocokin gitu,”ujar Robby ketika bibir mereka kembali lepas.
Bu Intan mendekatkan wajahnya semakin dekat, bibir dan hidung mereka bersentuhan tipis. Mereka saling pandang penuh nakal.
“Kamu dah lama pengen main sama ibu kan?”tanya Bu Intan.
“Ohhh iya Bu Intan,”jawab Robby.
“Ibu tahu kamu sering ngeliatin ibu dengan nafsu…,”ujar Bu Intan.”Ibu tahu kamu sering curi pandang susu ibu kan? Kamu dari dulu pengen begini sama ibu kan sayang…nnngggmmmhhhh..,”ucap Bu Intan sambil memagut bibir Robby. Robby membalas dan kali ini ia tangannya bergerak. Ia meraih kepala pipi Bu Intan lalu menahan gerakan Bu Intan dan dengan begitu Robby secara rakus menjilati dan menciumi mulut wanita paruh baya itu. Bu Intan begitu suka dengan perlakuan itu.
“Oooo sayang…kontolmu panjang sayang…kontolmu keras banget Robby…ohhh Robby ibu suka sama kontiolmu yang besar dan panjang…oooohhh Robby ibu udah gatel banget sayang…ohh Robby sayang entotin ibu sekarang…,”Bu Intan menggeliat-geliat sambil menciumi bibir Robby. Ia lalu mendekap pipi Robby dan memberi isyarat agar Robby bangkit. Robby paham. Ia langsung bangkit dan kini Bu Intanlah yang telentang di kasur. Robby dengan tidak sabar bergerak ke selengakangan Bu Intan. Ia membuka paha Bu Intan, lalu menempatkan tubuhnya di antara paha yang terbuka itu. Ia memandangi celana dalam Bu Intan yang sudah basah. Ohhh memek ini busung banget, pikir Robby.
Bu Intan melihat Robby menunduk dan kemudian ia merasakan celana dalamnya diciumi. Robby memang dengan bernafsu langsung menciumi celana dalam Bu Intan yang sangat merangsang dalam pandangannya itu. Robby membuka mulutnya melahap celana dalam itu.
Bu Intan menaikkan pantatnya menyambut mulut Robby,”Ooooohhhh sayang…ooohhh Robby buka celana dalam ibu sekarang sayang..oohhh sayang ibu pengen ngentot sekarang sayang…ooohhh…ibu udah sange banget sayang… oohhh Robby entoti ibu sekarang…nnhhhhnnnngggggssshhhh…oohhh sayang entoti ibu sekarang…,”Bu Intan menggeliat-geliat dan menaikkan pinggul menggeseki mulut Robby.
Robby yang memang sudah sangat bernafsu langsung membuka celana dalam Bu Intan. Dan ketika akhirnya celana dalam itu terbuka Robby bisa melihat lebatnya jembut Bu Intan. Memek Bu Intan yang montok membusung semakin merangsang Robby dengan adanya jembut yang lebat itu.
“Oooohhhh Bu Intan lebatnya jembutmu ohhh bu,”ucap Robby lalu menunduk lagi dan menciumi memek Bu Intan.
“Ssssshhhhhhhnnnggggssshhh….,”Bu Intan langsung mendesis bagai kucing ketika merasa kulit memeknya yang sensitif disentuh lidah Robby.
Robby bergerak lagi menciumi pangkal paha bagian dalam Bu Intan. Ia mencupangui paha itu sampai memerah. “Oooohhh Bu Intan memekmu tebal bu…ohhh Bu Intan…ohhh Bu Intan memekmu montok banget Bu..ohhhssmmmmhhhhh…,”kembali Robby menjilati memek itu.
“Nnnnngggssshhhhhaaahhhhsshhh….aaahhh sayang entotin ibu sekarang sayang…ooohhhhhssshhhh….,”Bu Intan kembali menggeliat mengangkat pinggulnya menyambut mulut Robby. Bu Intan merasakan lidah anak muda itu menjulur memasuki lobang memeknya. Ia merasakan mulut pemuda itu menciumi bibir memeknya yang sangat basah. “Oooohhh sayang…ooohhhh sayang…ooohhh sayang…,”Bu Intan hanya bisa mendesah keeanakan.
Akhirnya Robby menyudahi ciumannya di memek Bu Intan. Ia menempatkan posisi, lalu tangannya bergerak memegang kontolnya. Robby mengocok kontolnya sebentar, lalu kemudian ia mulai mengarahkan kepala kontolnya yang besar ke lobang memek Bu Intan. Robby mendorong sedikit dan ujung kontol itupun masuk sedikit ke lobang memek Bu Intan. Robby lalu bergerak menindih tubuh bugil Bu Intan.
Bu Intan merasakan betapa kepala kontol yang besar itu mulai masuk sedikit ke lobang memeknya. Ia merasakan betapa kontol itu tegang dan besar. Bu Intan langsung menggerakkan kaki menjepit paha Robby. Ia merangkul bahu anak muda itu. Bu Intan memandang betapa warna birahi tergambar di wajah pemuda itu. Dan Bu Intan menyambutnya dengan memagut bibir Robby. Robby menempatkan siku di sisi kepala Bu Intan, lalu ia mulai menikmati kontolnya yang masih masuk sedikit itu. Robby mengocok lobang memek Bu Intan dengan kepala kontolnya saja. Dan itu membuat Bu Intan mendesah-desah merasakan nikmat.
“Oooooohhhhhsshhhhnnggghhhhmmmssshhh Robby ooohhhhssshhh…,”desahan Bu Intan begitu merangsang. Ia memejamkan mata menikmati kocokan kontol anak muda itu. “Nnnnnggggsshhh sayang…oohhh enaknya sayang…ooohhhh sayang oooohhhssss besarnya kontolmu sayang ooohh…oohhh tekan lagi sayang..oohhh masukin terus kontolmu sayang…ooohhh sayang oooohhh Robby entoti lobang memek ibu ooo….,”Bu Intan begitu penuh syahwat merasakan kontol muda yang sedang menggaulinya. Dan itu membuat fantasi seksnya makin liar.
“Oooohhh Bu Intan ohhhh enaknya ngentot sama Bu Intan…oooh Bu Intan sayang ooohhhssshhssmmmhhh…,”Robby begitu bernafsu menggeluti dan mengocoki lobang memek ibu setengah baya itu dengan kepala kontolnya. Lalu Robby kembali menggerakkan pinggulnya mendorong. Robby menekan lalu kontolnya yang besar dan panjang itupun masuk semua.
Bu Intan langsung membuka mata. Ia merasakan besarnya kontol pemuda itu. Bu Intan begitu terangsang dengan panjangnya kontol itu serta tegangnya batang kontol itu. Ia melihat Robby terpejam. Bu Intan lalu menciumi mulut Robby lalu berbisik di telinga Robby, “Ooooohhhh sayang besarnya kontolmu sayang…ooohhh enaknya…ohhhh kontolmu panjang sekali Robby sayang..ooohhh sayang..oohhh Robby enak banget memek ibu sayang ooohhhsss… nnmmmsshh…ooohh entoti lobang memek ibu sayang oohhh…mmmmhhhhssshhh ooohhh Robby, kamu dari dulu pengen ngentotin ibu kayak gini kan sayang…oooohhh sayang besarnya kontolmu Robby ooohhh…ooohh kocok memekku sayang..ooohhh ibu suka ngentot sama kamu nak Robby ooosshhh….ooohh senggamai ibu sayang….oohh entoti…oohhh sayang…enaknya ooohhh Robby sayang gauli ibu sayang…oohhhh…,”Bu Intan semakin menuntaskan fantasi birahinya terhadap anak muda itu. Robby begitu menikmati mengentoti wanita paruh baya itu. Ia menaik-turunkan pinggulnya. Kontolnya yang besar keluar masuk lobang memek Bu Intan. Robby begitu terangsang dengan kemontokan dan ketelanjangan Bu Intan yang sedang digenjotinya itu. Kadang ia teringat dengan Ilham temannya dan kepada Pak Suriono suami Bi Intan, akan tetapi justru itu membuat nafsu birahinya terhadap Bu Intan makin tak terbendung. Dengan penuh perasaan ia mengentoti wanita paruh baya itu. Ia menekan kontolnya dengan dalam sehingga ujung kontolnya masuk sangat dalam, dan membuat Bu Intan menggelinjang penuh syahwat birahi.
“Ooooogghhhsshhh sayang…kontolmu masuk dalam banget sayang…oohhh Robby panjangnya kontolmu sayang…oohhh tekan lagi sayang..ooohhh iyah sayang…iyah sayang..oohhh yah gituh sayang…oohhh iyah sayang..oohhh dalam banget kontolmu masuk Robby oohhh panjangnya kontolmu sayang…..iyah..oohhh kontolmu samapi mentok rahim ibu sayang…ohhh sayang ohhh sayang tekan lagi sayang…ohhh sayang tekan sedalmnya sayang biar kontolmu masuk mulut rahim ibu sayang…oohhh iyah sayang..ohhhh yah gituhh…ohhh Robby kontolmu masuk rahim ibu sayang…ohhhh sayang kepala kontolmu masuk sayang…oohhh sayang besar sekali kepala kontolmu sayang…ohhhh Robby kepala kontolmu masuk ke rahim ibu sayang ooohhhhssshhmmmhhh..sshhhaahhh kepala kontolmu masuk sampai rahim ibu nak Robby ooohhhh enaknya sayang…oohhhh enaknya kontolmu…ohhh enaknya kontolmu…ohhh…oohhh entotin ibu sayang…oohhh enaknya entotanmu Robby…oohhh ebaknya entotanmu sayang…oohhh Robby sayang..ibu keenakan sayang…oohhh lobang memek ibu keeanakan sayang…ohhhh sayang…ooohhhsssmmmhh…,”Bu Intan begitu bernafsu dengan ukuran kontol Robby yang keluar masuk lobang memeknya. Bu Intan semakain menjepitkan kakinya ke paha Robby dan ia mendesakkan pinggulnya keatas menerima entotan-entotan Robby. Bu Intan begitu bernafsu dengan kontol pemuda itu. Bu Intan sangat ingin setiap tusukan kontol Robby langsung memasuki rahimnya. Ia begitu gatal dan penuh birahi.
“Oooohhhh Bu Intan sayang…enaknya menggauli tubuhmu Bu Intan…ohhh enaknya kontolku masuk memek Bu Intan…ooongggggsshhh aaahhhsss oohh Bu Intan enaknya lobang memekmu Bu…ooohhh Bu Intan…oooo Bu Intan rasanya kontolku masuk dalam banget bu….ooohhh enaknya mengentoti memekmu bu…oohhh Bu Intan sayang…oohhh sayang…ooohhh sayang…oohh bu aku keenakan bu…aku suka ngentot sama ibu…oohhh…,”Robby juga memuaskan fantasi seksnya terhadap Bu Intan yang selama ini menggoda hayalnya.
“Oooohhhgghhsshhooohhh iyah sayang…oh ibu juga suka ngentot sama kamu sayang…ibu bisa ketagihan ngentot sama kamu sayang..ohhh kontolmu besar sayang..ohhh sayang kontolmu panjang sayang..ohhh enaknya kontolmu.. ibu bisa ketagihan sayangooo.... ohhhh…ohh tekan lagi sayang…oooggsshhh sayangku Robby oooohh ….aaaaacccchhhsssshhh…enaknya entotanmu…oooouuugghhh sayang kontolmu mentok rahimku sayang…oooghh sayang masuki rahim ibu sayang…ohhh enaknya…ohhh enaknya….oooohhhgghhhsshh enaknya kontolmu…,”Bu Intan mendesakkan tubuhnya ke tubuh Robby untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih.
Selangkangan mereka kadang melekat erat. Pangkal batang kontol Robby sampai mentok dengan selangkangan Bu Intan. Kadang mereka saling memompa dengan cepat. Mereka saling menggenjot penuh birahi. Robby mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan. Ia begitu bernafsu menggagahi wanita paruh baya itu. Mereka kadang memiliki rasa hayal yang sama saat itu. Di mana mereka melakukan perselingkuhan yang penuh mesum itu di rumah Bu Intan, bahkan di ranjang yang biasa digunakan oleh Bu Intan dan suaminya Suriono Rusmanto. Dan itu semua hanya membuat hayal syahwat kedua insan berbeda usia itu makin bergelora dan nakal.
“Oooohhh sayang…enaknya ngentot sama kamu…ohhh Robby ibu suka kontolmu sayang..iyah sayang..oohh iyahh sayang…oohh iyah gituh sayang…ooohh entoti terus lobang memekku..oooghhh sayang enaknya entotanmu…oohhh sayangku Robby…oooohhh…ooohhh…ooohhh… ooohhh… ooohhh… ooohhh…aaacccghhh sayang sebentar lagi ibu mau kelura sayang..ooohhh emtoti yang kuat sayang… ooohh pompa memek ibu…ooohhh yahhh sayang…oohh Robby oohh gagahi ibu sayang…ooocchhh sebnetar lagi sayang…ooohhh… ooohhh… ooohhhsss…. Ooohhh… ooohhh…,”Bu Intan makin merapatkan pinggulnya untuk mendapatkan tusukan-tusukan kontol Robby yang paling dalam.
“Oooohhhhh sayangku Bu Intan…oohhh enaknya ngentoti memekmu bu…ooohhh enaknyabu… ooohhh Bu Intan lobang memekmu enak…,”Robby makin mempercepat entotannya. Ia makin mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan yang begitu terbuka.”Ooooghh Bu Intan aku juga mau keluar bu…oohhh enak banget bu…oohggg enaknya kontolku bu…,”
“Ooohhhggg sayang entot yang dalam sayang….tusuk yang dalam sayang…yahh masukin kontol panjangmu lebih dalam lagi sayang biar enak sayang oohgghhhhsshh..oogghh besarnya kontolmu Robby…ohhgg makin tegang sayang…oohgg kontolmu makin besar sayang….sayangku Robby tekan kontolmu lebih dalam sayang….oogghh masukin kontolmu makin dalam ke rahim ibu sayang…oohhh sayangku tekan kontolmu biar masuk rahim ibu sayang…ohhh yahh…oohh yah …oohh yahhh gituhh sayang…ohhhh sayangku…masukin rahimku sayang…oohhh sayang keluarin spermamu sayang…oogghh yahh sayang oohh masukin spermamu dalam rahim ibu sayang…oohhh tekan lebih dalam sayang biar spermamu masuk rahim ibu sayang…oohggg…oosshh yah sayangku…oohhh yahh sayang….oohhh keluarin manimu sayang…oohh sayang keluarin spermamu dalam rahimku sayang…oogghh sayang… ooohhssshhhss entotin lobang memek ibu sayang…oohhsshhh Robby sayang keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang..ohhh sayang keluarin spermamu yang banyak sayang…oohhggg Robby oohhh Robby sayang..keluarin spermamu yang banyak ke dalam rahim ibu sayang biar ibu hamil sayang…ooohhgggg sayangku Robby..ohhh sayangku Robby ibu pengen hamil oleh spermamu sayang…oohhh yah entotin terus memek ibu sayang…ooohhh Robby ibu pengen hamil oleh kontolmu sayang…oohhh keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu sayang biar ibu hamil…ooohh ibu masih bisa hamil sayang…oohhh Robby sayang hamili ibu sayang…oohhh sayang entot ibu samapai hamil sayang…oohhh Robby hamili ibu sayang…kamu pengen ibu hamil kan sayang…ooohhhsssmmmhh kamu pengen ngentotin ibu sampai hamil kan sayang…oohhh …oohhh keluarin manimu yang banyak dalam rahimku sayang…ooohhh Robby sayang hamili ibu…aahhh hamili ibu sayang…entoti ibu samapai hamil…,”
Robby semakin liar menggenjot tubuh Bu Intan. Hayalnya benar-benar terpuaskan. Robby memang sering berhayal bisa ngentotin Bu Intan sampai ibu paruh baya itu hamil. Ia semakin menggoyangkan pinngulnya. Ujung kontolnya semakin gatal. Robby menusukkan kontolnya dengan tusukan yang dalam. Dan akhirnya ia merasa akan mengeluarkan spermanya.
“Ohhh Bu Intan aku mau keluar…ooooooooooooooooohhhhhhh sayangku Bu Intan…aaacchhh ooohhh Bu Intan aku keluar sayang….ohhh spermaku lagi banyak bu…oohhh Bu Intan kuhamili kau Bu…oohhh Bu Intan aku keluar…oohh Bu Intan ini spermaku sayang…ooooooooooooohhh ooooggghhhh sayang akan kubuntingin kau bu…oooooooooooooogghhh….,”Robby menekan kontolnya sedalam-dalamnya sambil mengerang.
Selangkangan mereka menempel begitu ketat. Gerakan-gerakan ritmis dan otomastis mengiringi menempelnya kedua pinggul mereka. Gerakan-gerakan ritmis itu menandakan kedua kelamin mereka sedang memompakan sperma masing-masing. Bu Intan begitu puas oleh persetubuhan itu. Tangannya dan kakainya mendekap kuat pinggul dan pantat Robby. Bu Intan sangat ingin kontol pemuda itu masuk makin dalam ke rahimnya. Dan Bu Intan merasakan kepala kontol anak muda itu memasuki rahimnya dan ia merasakan kontol yang besar dan panjang itu berdenyut-denyut. Bu Intan merasakan kontol itu mengganguk-angguk dalam lobang rahimnya menyemprotkan sperma yang begitu banyak memasuki rahimnya. Bu Intan tidak tahu mengapa ia begitu ingin dihamili oleh Robby.
Bu Intan mendesah setelah persetubuhan nikmat itu. Ia berbisik di telinga Robby, “Ohhh sayang, spermamu banyak banget masuk rahim ibu. Oh sayang ibu bisa hamil sayang…ooogghhh sayangku Robby, ibu pengen banget hamil oleh kontolmu ini sayang…,”
Nafas Robby menderu-deru. Persetubuhan dengan Bu Intan yang bertubuh montok semok dan merangsang itu betul-betul menimbulkan nikmat yang luar biasa. Dan kini nafasnya dan nafas Bu Intan bagai bersahutan-sahutan.
Robby mengangkat wajahnya, dan memandangi wajah wanita paruh baya itu. Lalu ia melumat bibir Bu Intan dan berbisk, “Aku juga pengen ibu hamil. Ohhgghhh Bu Intan, sejak pertama kali bertemu ibu, aku sudah pengen banget menghamilimu bu..,”desah Robby.
“Aku juga sayang. Sejak pertama kali jumpa sama kamu, ibu tahu kamu pengen ngentot sama ibu. Matamu yang sering curi pandang sama ibu membuat ibu tahu kamu pengen banget ngentotin ibu, dan ibu tahu kamu pengen mengahamili ibu…mmmmhhhh…,”Bu Intan membalas dengan mengecup bibir Robby.