Ilham,
22 tahun, adalah anak orang kaya di kota Semarang. Rumahnya besar dan
megah, bahkan terlihat bak gedung pertemuan saja. Terdiri dari banyak
sekali ruangan serta pekarangan yang luas. Ayahnya, Wahyu Sukotjo,
bekerja di perusahaan pertambangan terkemuka di dunia.
Rumah
besar keluarga Wahyu Sukotjo terdiri dari tiga bangunan. Bangunan utama
adalah ditempati oleh Pak Wahyu dan istrinya. Bangunan utama ini diapit
oleh dua bangunan di kiri-kanannya. Bangunan kiri ditempati anak paling
bontot keluarga itu. Bangunan kanan adalah tempat di mana tamu-tamu
biasanya menginap. Sedangkan lantai dua rumah besar itu ditempati Ilham.
Lantai dua memiliki banyak ruangan dan kamar yang mana sering digunakan
oleh Ilham untuk menampung teman-temannya yang berkunjung.
Ilham
adalalah anak ke-3 dari empat bersaudara. Dua orang kakaknya adalah
laki-laki dan sudah menikah semua. Yang paling bontot adalah seorang
perempuan yang masih menginjak kelas 3 SMU. Kakaknya yang paling besar,
bernama Herry Sukotjo, berumur 36 tahun memiliki 2 orang anak, sekarang
menetap di Jakarta. Sementara kakaknya yang nomor dua, bernama Setyadi
Sukotjo, berumur 28 tahun memiliki seorang anak, dan tinggal di
Purwokerto.
Ilham
kuliah di Universitas Diponegoro, sebuah kampus negeri ternama di kota
itu bahkan juga salah satu kampus ternama di Indonesia. Ilham sering
membawa teman-teman sekampusnya ke rumah, apalagi Ilham bukanlah pemuda
yang sombong. Jadi rumah Ilham yang besar itu tidak pernah sepi, ada
saja teman-temannya yang saban hari berkunjung ke rumahnya. Tetapi hanya
ada beberapa teman dekat saja yang paling kerap berkunjung ke rumah
itu. Kadang beberapa di antara mereka bahkan sampai menginap
berhari-hari. Keluarga Ilham tidak pernah memprotes itu semua. Apalagi
mereka juga tahu prestasi Ilham di kampus cukup cemerlang.
Salah
satu dari beberapa teman kampus Ilham yang sering menginap di rumah
Ilham adalah Robby. Robby adalah pemuda asal Banjarnegara, Jawa Tengah,
yang kuliah di Fakultas Tekhnik UNDIP. Robby bahkan pernah diminta Ilham
tinggal di rumahnya saja, tetapi ditolak oleh Robby. Robby kadang
bahkan sering terlibat dalam acara-acara yang diadakan oleh keluarga
Ilham, walaupun hanya sekedar membantu Ilham temannya itu. Pertemanan
Ilham dan Robby memang sudah berlangsung sejak semester satu. Mereka
teman se-jurusan di Fakultas Tekhnik.
Oleh
karena itu keluarga dekat dan keluraga jauh Ilham banyak yang sudah
mengenal Robby dan beberapa teman Ilham lainnya. Salah satunya adalah
Intan Priana. Teman-teman Ilham memanggil wanita itu dengan sebutan Bu
Intan. Bu Intan, wanita berumur 45 tahun, adalah istri dari Suriono
Rusmanto, 51 tahun. Bu Intan dan Suriono Rusmanto adalah orang tua
Windya Ristanti. Sedangkan Windya Ristanti adalah istri dari kakak Ilham
yang bernama Setyadi Sukotjo. Bu Intan sering bertemu dengan
teman-teman Ilham manakala keluarga besannya itu mengadakan acara.
Bu
Intan asli dari Sukabumi. Kulitnya mulus-kulit langsat. Postur tubuhnya
standar orang Indonesia, akan tetapi beberapa bagian tubuhnya akan
membuat laki-laki iseng akan sering memelototinya. Dadanya, pinggulnya,
dan pantatnya memang bisa menciptakan khayal mesum seseorang. Dan
seseorang yang paling sering mencuri pandang ke Bu Intan adalah Robby.
Robby
pertamakali bertemu Bu Intan dua tahun lalu ketika keluarga Ilham
mengadakan acara tujuh bulanan kehamilan Carol, istri Herry Sukotjo,
kakak Ilham. Pakaian kebaya ketat yang mecetak lekuk-lekuk tubuh Bu
Intan sangat menyita perhatian. Robby yang waktu itu ikut bantu-bantu di
rumah temannya itu begitu terpukau dan meneguk air liur menyaksikan Bu
Intan.
Akan
tetapi Robby tidak pernah menunjukkan secara terbuka lirikan-lirikan
matanya ke bagian-bagian tubuh Bu Intan. Hanya satu orang yang mungkin
tahu, yaitu Bu Intan sendiri. Bu Intan tahu ketika orang-orang lengah,
maka mata Robby selalu jelalatan melihat dadanya. Mereka sering beradu
pandang, akan tetapi hanya sekilasan saja. Tidak lebih-tidak kurang.
Maka
seringlah Robby onani di kamar mandi sambil menghayalkan Bu Intan yang
berbody semok. Ia sering meremas-remas kontolnya sambil memandangi foto
Bu Intan yang tanpa sepengetahuan orang sengaja di ambilnya dari album
foto keluarga yang ditemukan Robby di kamar Ilham.
Beberapa
kali mereka pernah bertemu lagi di rumah itu dalam acara-acara lain,
dan di antara beberapa pertemuan itu pernah terjadi obrolan singkat.
Walau Bu Intan tidak sedang memakai kebaya, akan tetapi pandangan mata
Robby selalu terlempar ke bagian-bagian tubuh Bu Intan. Seperti ketika
suatu sore, enam bulan lalu, Robby bertemu dengan Bu Intan di rumah itu.
Robby ketika itu sedang bergegas turun dari lantai dua untuk keluar
membeli rokok. Di bawah, di bangunan untuk tamu, ia bertemu dengan Bu
Intan yang sedang duduk membaca Koran.
“Eh, Bu Intan, selamat sore, Bu,”sapa Robby ramah. Ia berlaku biasa saja.
“Heh, nak Robby. Sore juga. Mau pulang?”balas Bu Intan sambil melipat Koran.
“Ah, nggak kok, Bu. Mau beli rokok aja keluar sebentar. Bapak mana, Bu?”
“Belum
datang. Ini saya lagi nunggu bapak. Karena besok mau ke Jakarta
sama-sama Papa dan Mama-nya Ilham.” Saat itu Bu Intan hanya berpakaian
santai. Celana panjang berbahan longgar serta kemeja wanita. Robby lalu
memutuskan duduk sejenak menemani Bu Intan yang sintal itu.
“Emang
ada acara apa di Jakarta, Bu?” tanya Robby sambil bergerak duduk. Ia
mengambil tempat duduk di kursi yang berada di depan kanan Bu Intan.
Mereka sama-sama menghadapi sebuah meja yang ada di teras bangunan itu.
Cuaca di rumah dan di pekarangan sungguh sejuk.
“Mas
Herry lusa merayakan Ultah anaknya paling besar. Jadi Mas Herry minta
orang-tuanya datang. Kami hanya diajak menemani saja,”ujar Bu Intan
menerangkan dengan mimik bersahabat. Lalu perempuan itu merasakan
hidungnya mencium parfum yang dipakai Robby. ”Eh, nak Ilham mana?” tanya
Bu Intan selanjutnya.
“Ilham
lagi jumpain dosennya, Bu,” ucap Robby. Di hadapan Bu Intan yang sedang
sendiri itu Robby tidak menyembunyikan kekaguman dan keterpesonaanya
akan keayuan Bu Intan. Dan Bu Intan sangat merasa dirinya begitu
dipandangi oleh sepasang mata anak muda yang duduk di dekatnya itu.
Memang Bu Intan tidak melihat mata itu memandangi secara jelalatan atau
secara begitu kurang ajar, akan tetapi ia sering memergoki mata itu
secara sembunyi menatap ke arah dadanya ketika ia lengah. Dan Bu Intan
entah mengapa tidak menunjukkan sikap menegur.
Di
mata Bu Intan, di antara teman-teman Ilham yang sering datang Robby
merupakan sosok yang tampan. Robby-lah teman dekat yang paling sering
diajak ke mana-mana saja oleh Ilham. Rambutnya ikal serta hidung agak
mancung. Wajah ovalnya menambah kemanisan di wajah pemuda itu. Dan Bu
Intan sangat paham bahwa dari sekian banyak teman-teman Ilham, Robby-lah
satu-satunya yang memberi atensi padanya, pemuda itu kerap mencoba
mengajak berbicara walau hanya sejenak. Dan entah mengapa Bu Intan hafal
bahwa pemuda di depannya ini selalu wangi oleh parfum.
Robby
menikmati keberduaanya dengan Bu Intan. Ia dengan percaya diri menggoda
secara wajar wanita paruh baya di depannya itu. Robby tahu
keberaniaanya muncul sejak ia bertemu dengan Pak Suriono Rusmanto, suami
dari Bu Intan. Pak Suriono Rusmanto adalah Kepala Bagian di salah satu
instansi Dinas di Semarang. Di usianya yang sekarang 51 tahun, sosok Pak
Suriono Rusmanto kadang terlihat kelelahan membawa perutnya yang sangat
buncit. Kaki-kaki yang pendek menambah tampilan yang terkesan lucu.
Dalam benak Robby sering muncul kesimpulan bahwa Pak Suriono Rusmanto
pasti tidak bisa meladeni nafsu seks Bu Intan.
Godaan-godaan
Robby memang tidak pernah kurang ajar. Malah godaan-godaan itu jika
dilontarkan pada anak-anak ABG hanyalah guyonan basi, tetapi menjadi
godaan yang tidak seharusnya jika dilontarkan kepada wanita paruh baya.
“Eh, ketawanya jangan bablas, Bu. Ntar hidungnya jatuh lho.”
“Ketawanya ntar habis lho, Bu.”
Hanya
goodaan seperti itu yang ia lontarkan manakala ia menceritakan hal-hal
lucu. Tetapi yang membuat Robby makin berani adalah ketika sore itu
Ilham datang.
“Eh,
itu nak Ilham dah datang.” Kedatangan Ilham menjadi isyarat bagi Robby
bahwa obrolan mereka harus segera diakhiri. Robby bergegas bangkit. Bu
Intan juga bergegas bangkit dan ia hendak menuju bangunan utama. Jadi ia
berjalan bersisian dengan Robby di koridor yang menuju bangunan utama.
“Hfft, gara-gara ngobrol ama ibu jadi lupa beli rokok nih,”ujar Robby dengan suara mendayu sambil menggaruk rambutnya.
“Makanya kamu itu malah ngelucu terus sih.”timpal Bu Intan dengan suara agak manja.
“Mmmhhf, jadi asem nih mulut. Ga ada yang diisep.”ucap Robby lagi santai.
“Hihihi,
isep permen aja biar ga asem.” Mereka hampir sampai di semacam
persimpangan empat di koridor rumah itu. Arah ke kiri menuju dapur dan
tangga ke atas, ke kanan menuju ke bangunan utama, dan lurus akan menuju
ke bangunan di sisi lain juga menuju pekarangan lainnya.
“Mana
dong permennya?” tanya Robby sambil berhenti dan menjulurkan tangannya.
Ia tersenyum manis pada wanita itu. Wanita paruh baya itupun berhenti,
ia dengan senyum yang agak manja memandang wajah Robby.
“Ih,
beli sendiri dong,” ucap Bu Intan sambil seketika ia menepuk pelan
telapak tangan Robby yang terjulur meminta. Bu Intan sangat paham dalam
posisi mereka berhadapan begini mata pemuda ini mencuri pandang belahan
dadanya yang tidak tertutup sempurna oleh kemeja longgarnya.
“Kirain
Bu Intan punya,”sahut Robby tersenyum dan ia dengan berani menatap dada
Bu Intan. Lalu dengan senyum yang manis ia berkata lagi,”oke deh. Aku
ke atas dulu Bu,”Robby tersenyum mengangguk pamit kepada Bu Intan. Robby
melangkah melewati sisi Bu Intan hendak menuju ke arah tangga yang
menuju ke lantai dua.
“Iya.
Kamu ini,”Bu Intan nyeletuk. Akan tetapi tangan kirinya bergerak, lalu
jari-jarinya mencubit lengan Robby. Tindakan ini membuat langkah Robby
berhenti sejenak, ia memalingkan wajah memandang Bu Intan. Bu Intan
hanya diam membalas tatapan Robby. Rona wajahnya berada di antara
tersenyum dan menantang manja. Lalu Robby berlalu sambil tersenyum
sangat manis pada ibu setengah baya itu. Dan Robby tahu ia tidak boleh
melanjutkan keberduaan itu sekarang. Akan tetapi benak Robby langsung
memutuskan bahwa segera nanti ia akan menindak-lanjuti sinyal itu.
Dan
Bu Intan sangat senang karena Robby tidak membalas. Bu Intan begitu
suka pemuda itu tidak terburu-buru menanggapinya. Dan saat itu Bu Intan
merasa pentil teteknya yang besar itu agak mengeras. Ia sadar mulai
melangkah ke suatu arah tertentu. Bu Intan ketika bersendiri di ranjang,
sering secara nakal membayangkan Robby. Bu Intan tahu persis pemuda itu
sering menelitinya. Ia tahu pemuda itu sangat sering melemparkan
tatapan pada bagian-bagian tubuhnya. Da Bu Intan suka. Ia bahkan sering
berdebar manakala mata pemuda itu dengan terus terang sering memelototi
tubuhnya jika tidak ada orang lain. Bu Intan suka melihat tubuh Robby
yang ideal. Tidak terlalu tegap akan tetapi jauh dari kurus. Tidak
terlalu tinggi tapi jauh dari pendek. Bahkan Bu Intan pernah sepintas
mengukur selangkangan pemuda itu dengan tatapan matanya dan Bu Intan
yakin kontol pemuda itu besar dan panjang.
Robby
hanya menyesalkan mengapa ia tidak meminta nomor ponsel wanita itu. Bu
Intan kadang bertanya dalam hati mengapa Robby tidak meminta nomor
ponselnya. Tanpa mereka sadari, benak mereka ternyata sama-sama
bertanya-tanya tentang hal yang sama. Robby diam-diam menghayalkan dapat
menggeluti tubuh setengah baya itu. Bahkan Robby sangat mendambakan
untuk bisa meniduri istri Pak Suriono Rusmanto itu. Dan ketika ia
menghayalkan itu, Robby merasakan kontolnya tegang luar biasa. Robby
yakin memek Bu Intan tebal dan empuk untuk dientoti.
Setelah
kejadian itu mereka hanya sekali-sekali bertemu. Obrolan di antara
merekapun hanya sekedar saja karena berada di antara orang-orang lain.
Akan tetapi ketika orang banyak lengah, mata mereka seperti saling
menyapa dan saling menyatakan kesenangan. Hanya tatapan mata.
*****************************************************************************
Enam
bulan kemudian, sekitar hari Rabu tanggal 5 September 2007, rumah besar
keluarga Wahyu Sukotjo pagi itu sudah ramai. Mobil berdatangan memenuhi
parkiran halaman bangunan kiri dan kanan, serta jalan besar di depan
rumah itu. Rumah itu jadi seperti gedung pertemuan saja. Tenda-tenda di
pasang rapi menaungi seluruh halaman banguan utama. Hari itu keluarga
Wahyu Sukotjo merayakan syukuran besar-besaran untuk 25 tahun usia
pernikahan Wahyu Sukotjo dan istrinya.
Banyak
teman Ilham yang datang membantu. Kebanyakan dari mereka membantu di
bagian depan rumah. Menjadi tukang parkir dadakan, satpam dadakan,
ataupun membantu tamu-tamu yang kadang terlihat bingung.
Hanya
Robby dan satu orang lagi yang membantu di bagian dapur di belakang.
Robby begitu terangsang menyaksikan tampilan Bu Intan hari itu. Bu Intan
mengenakan kebaya hijau ketat. Pinggul dan pantatnya yang besar
bergoyang ke sana kemari saat Bu Intan berjalan. Kebaya dengan belahan
dada yang rendah itu semakin membuat tampilan dada besar Bu Intan
terlihat sangat seksi di mata Robby. Sering Bu Intan mempertontonkan
dirinya di depan Robby manakala Bu Intan lewat di depan Robby ketika
harus ke dapur untuk suatu hal.
Acara
berlangsung meriah, tetapi di antara kemeriahan itu terdapat dua pasang
mata yang saling menggoda satu sama lain. Lingkaran keluarga dekat Pak
Wahyu selalu berada di ruang utama tempat acara berlangsung. Hanya Bu
Intan yang tampak sibuk mengatur sana-sini, makanan ini
kesini-atau-makanan itu-kesitu, dan lain sebagainya. Sehingga ia kerap
ke dapur.
Ada
suatu saat ketika dapur sedang sepi dan hanya ada Robbby di sana duduk
dekat meja, Bu Intan muncul dan berjalan ke arah meja. Ia menuangkan air
putih ke gelas lalu secara perlahan berbisik pada Robby seraya
mengangkat gelasnya ke mulut.
“Heh,
matanya jangan gitu banget melihatnya, ”ujar Bu Intan perlahan. Bu
Intan memang suka ketika anak muda itu mengagumi tubuhnya. Akan tetapi
kadang ia begitu tersipu ketika mata anak muda itu memandang begitu
vulgar. Ia tidak marah, Bu Intan hanya tidak ingin orang lain tiba-tiba
memergoki kelakuan anak muda itu.
“Habis
cakep banget, bu,”balas Robby perlahan. Wajahnya lurus ke depan dengan
tenang sambil mengawasi situasi. Tangannya menyentuh sedikit jemari Bu
Intan. Bu Intan membalas dengan kasar. Ia merenggut jemari Robby dan
meremasnya. Dan itu semua ia lakukan dengan sikap tenang, Bu Intan masih
meminum air putih dari gelasnya sambil berdiri di sisi Robby. Lalu Bu
Intan berbalik, memandang ke sekitar. Ketika ia menyadari sekitaran
ruangan itu kosong, Bu Intan menggerakkan jemarinya. Lalu kukunya yang
runcing itu mencubit pipi Robby dengan sikap gemas. Lalu Bu Intan
berlalu…
“Mmm, bu, minta nomor ponsel dong.” Bu Intan berbalik lagi lalu mengeja nomor ponselnya dengan lancar.
Waktu
menunjukkan pukul 13.00, akan tetapi acara itu nampaknya belum juga
akan berakhir. Robby sudah berpindah tempat duduk. Kini ia duduk di
kursi dekat pintu koridor yang menuju ruang utama. Jika ia memandang
lurus ke arah ruangan utama tempat acara berlangsung, maka matanya akan
langsung bisa melihat Bu Intan yang duduk di antara deretan ibu-ibu. Dan
mereka rupanya telah saling berkirim sms.
“Habis ibu cantik, ayu, seksi, dan lain-lain,”begitu antara lain isi sms Robby.
“Masa sih?”balas Bu Intan.
“Iya, bu. Kalau hanya kita berdua di ruangan ini, ga tau deh, bu,”ucap Robby dalam sms-nya.
“Wow. Emang nak Robby mau ngapain kalau hanya berdua?”
“Ibu maunya apa?”tantang Robby.
“Apa iya, say?” balas Bu Intan.
“Apa dong, sayang?”Robby mendesak.
“Hmm, terserah nak Robby…hihihi..,”demikian balas Bu Intan. Ia tidak ragu menunjukkan kegenitannya.
“Aku akan membuat Bu Intan berkeringat,”
“Aw…! Aahh…! Capek dong…,”balas Bu Intan lagi.
“Iya.
Capek dan enak, bu…,”balas Robby. Ketika ia selesai mengetik isi isms
tersebut. Matanya langsung bergerak memandang Bu Intan. Dari kejauhan ia
melihat Bu Intan menunduk membaca is isms tersebut. Lalu Bu Intan
memandang kea rah Robby. Robby membaca sms yang masuk ke ponselnya.
“Kapan
kamu bikin aku capek dan enak, sayang?”demikinlah is isms dari Bu
Intan. Membaca isi sms itu Robby merasa kontolnya jadi super tegang. Ia
memandang ke arah Bu Intan, lalu mereka saling pandang dari jauh. Dan
dengan berani Robby menggerakkan tangannya ke selangkangannya. Tangan
kirinya membuat gerakan untuk memperbaiki posisi kontolnya yang saat itu
memang menegang-keras sekali. Bu Intan melihat semua aksi itu. Bu Intan
kontan merasa putingnya mengeras dan memeknya basah. Bu Intan memencet
meraih ponselnya.
“Tegang iya, say?”begitu sms yang dibaca Robby di ponselnya.
“Iya
nih, Bu. Aku terangsang lihat Bu Intan,”balas Robby. Akan tetapi Robby
tidak hanya sampai di situ. Ia tidak lagi ragu-ragu mengirim sms pada Bu
Intan, ia melanjutkan.
“Bu Intan, kontolku tegang banget,ahh..”Bu Intan dengan dada berdegup kencang membaca isi sms tersebut. Lalu Bu Intan membalas.
“Sayang,
ah, memekku gatel..,”Robby membaca sms tersebut dengan hayal penuh
syahwat. Ia memandang lagi ke arah Bu Intan dari jauh. “Bu Intan...?”
begitu sms Robby selanjutnya.
“Apa say..?” balas Bu Intan.
Setelah membaca pesan tersebut, mereka saling pandang dari kejauhan.
“Boleh nggak, Bu?” tanya Robby lagi dalam sms-nya.
“Apa..?” balas Bu Intan.
Lalu Robby mengirim sms lagi yang segera di baca oleh Bu Intan. Setelah menulis sms-nya terakhir, Robby pun bernajak pergi.
“Bu Intan, ke lantai dua dong sebentar yok..?” demikianlah isi sms yang dibaca oleh Bu Intan dalam ponselnya.
Begitulah
sms di anatar mereka di tengah-tengah acara pernikahan perak keluarga
Wahyu Sukotjo. Dan kini Bu Intan terlihat hilir-mudik antara ruangan
utama dan dapur. Ia memperlihatkan sikap seolah-olah sedang mengatur
para pembantu untuk mengatur sana-sini, padahal ia sedang menganalisa
waktu untuk bergerak ke lantai dua.
Di ruang utama, acara terus berlangsung. Khotib yang diundang keluarga itu sedang memberikan ceramah.
Pada
saat itulah Bu Intan tanpa ada yang tahu menaiki tangga yang menuju
lantai dua. Kegenitan yang tersembunyi rapat-rapat dari tampilannya
menuntunnya melangkah menemui pemuda yang telah lama diperhatikannya. Ia
berbelok-belok di koridor-koridor yang terbentuk oleh ruangan-ruangan
yang ada di lantai dua yang luas itu. Bu Intan sudah memperhitungkan
bahwa ia bisa turun lewat tangga mana saja yang dianggapnya aman jika
ada sesuatu yang tidak beres dalam aksinya ini. Bu Intan hafal dengan
semua sudut lantai dua ini. Sehingga tidak lama kemudian ia sudah
melihat Robby menunggu di depan sebuah kamar yang memang sering
digunakan oleh teman-teman Ilham jika menginap.
Ketika
ia masuk, Robby sudah duduk di sofa yang ada di kamar tersebut. Merak
saling pandang dengan seyuman yang misteruius. Mata mereka berbinar
penuh birahi.
“Ngapain
sih..?” tanya Bu Intan. Ia tetap berdiri. Ia melangkah agak maju dari
pintu. Dari matanya terpancar sinar birahi memandangi pemuda yang duduk
di sofa.
“Duduk
dong, Bu,”ujar Robby. Nafasnya tercekat. Robby menjulurkan tangan
meraih jemari ibu setengah baya itu. Dengan gaya yang gemulai Bu Intan
membiarkan tangannya diraih pemuda itu dan mengikuti tarikan tangan itu
untuk duduk di sofa.
Robby
memandang wanita paruh baya di depannya. Begitu sintal. Begitu seksi,
begitu semok, pikirnya. Ia mendekatkan duduknya, sehingga tangan kiri
perempuan berumur 45 tahun itu kini berada dalam pangkuannya. Ia
mengangkat jemari Bu Intan ke bibirnya sambil memandangi mata Bu Intan
lalu ia mencium jemari itu. “Mmmuahhh…,”
Bu
Intan tersenyum manis memandang Robby ketika jemarinya dicium. Setelah
itu mereka saling menatap. Dan tak ada yang bisa menolak ketika mulut
mereka saling mendekat. Dan dua insan yang berbeda usia itupun berciuman
lembut. Mereka menempelkan bibir dengan pelan. Lalu bagai dikomando
mulut mereka saling terbuka. Mata mereka terpejam. Merka berciman dengan
lembut dan penuh birahi. Bu Intan merasa dirinya penuh dengan syahwat,
sehingga ia dengan antusias akhirnya memutar-mutar kepala membuat
mulutnya dengan leluasa melumati bibir pemuda itu. Robby dengan dada
berdegup menikmati ciuman itu, sesuatu yang lama ia angankan.
“Cccpppokk..,
”begitulah bunyi ciuman penuh nafsu di antara mereka ketika sejenak
mulut mereka terlepas. Bu Intan membuka sejenak matanya yang sayu hanya
untuk melihat bibir pemuda itu, lalu dengan penuh nafsu kembali ia
membuka mulut untuk melumat bibir anak-muda itu. Tangan kirinya kemudian
bergerak ke arah rahang Robby, lalu dengan cara seperti itu Bu Intan
mendominasi ciuman, lumatan, dan cipokan penuh birahi itu. Bu Intan
menarik rahang Robby agar mulut mereka semakin menempel. Bu Intan
membuka mulut lagi lalu mengulum seluruh bibir anak-muda itu.
Robby
terangsang tak bisa menahan. Ia mengarahkan tangan ke busungan dada Bu
Intan. Perlahan ia meremasi dada busung itu. Robby merasa dada itu
sangat besar dan kenyal. Khayal yang selama ini memenuhi malamnya
akhirnya terpenuhi. Akhirnya ia bisa meremas dada Bu Intan yang selama
ini hanya bisa ia intip secara sembunyi. Ia merasa kontolnya menegang
sangat keras. Walau Bu Intan masih memakai pakaian kebaya pestanya
secara lengkap akan tetapi semua itu tak mengurangi kenikmatan yang
dirasakan oleh Robby dalam alam pikirannya.
Bu
Intan meresponnya dengan makin liar. Ia mengisapi-isap bibir Robby, ia
meliuk-liukkan lidahnya menjilati lidah dan bibir pemuda itu. Ia makin
merapatkan tubuhnya ke badan Robby. Karena nafsunya yang meninggi , Bu
Intan membusungkan dadanya.
Tubuh
mereka merapat sangat ketat. Kini tangan kiri Robby sudah meremasi dada
Bu Intan dari luar kebayanya, sementara tangan kanannya merangkul
pinggul wanita itu. Bu Intan menegakkan tubuhnya menikmati
remasan-remasan di dadanya, tangan kanannya merema belakang kepala
pemuda itu, tangan kirinya membelai penuh nafsu wajah Robby. Bu Intan
mencurahkan nafsu seksnya dengan menciumi, melumati, dan mencipoki mulut
Robby.
Remasan
tangan Robby di dada serta pinggulnya membuat nafsu seks Bu Intan
membara. Ia melepas mulutnya dan menengadah. Dan saat itulah mulut Robby
meluncur ke leher Bu Intan. Robby menciumi, mengecupi, dan menjilati
leher mulus nan wangi itu. Ia memuaskan bibirnya dengan menjelajahi
batang leher dan pangkal leher Bu Intan. Lidahnya melata menjilati leher
mulus itu, bibirnya mengecupi penuh perasaan. Robby sepenuh nafsunya
menikmati penyaluran birahi yang selama ini ia khayalkan. Tangannya
tiada henti memberikan remasan penuh gemas di pinggul dan pantat bahenol
Bu Intan yang tertutupi kebaya itu. Lalu matanya tak kuasa memandang
gundukan daging terbuka di antara dada dan leher Bu Intan. Mulutnya
segera turun, ia membuka mulutnya, dan daging itupun dijilatinya,
dikecupinya. Bu Intan begitu sesak oleh nafsunya. Tangannya meremasi
rambut anak muda yang sedang menjilati dadanya itu. Bu Intan makin resah
ketika tangan Robby ikut meremas teteknya yang besar membusung.
“Hohh…,”dengusnya
ketika remasan Robby di teteknya semakin dirasanya nikmat.
“Mmmuah-mmuahhh-mmuuaahh…cup-cup-cup..,”Bu Intan akhirnya ikut larut
dalam aksi Robby. Ia menciumi telingan Robby serta leher Robby.
“Ogghh-ookhhh
enank banget sayang...,”Bu Intan mendesahkan birahinya di telinga Robby
ketika ia merasa anak muda itu makin liar saja. Saat itu tangan kanan
Robby meremas lembut busungan dada kanannya, sementara mulut anak-muda
itu menciumi dan mendesakkan mulutnya ke busungan dadanya sebelah kiri.
Bu Intan semakin terbakar. Bu Intan lalu secara naluri meremasi paha
Robby. Ia dengan penuh nafsu menyalurkan kegatalan dirinya di paha itu.
Robby yang memang sedang dilanda syahwat tinggi itu menurunkan tangannya
dan memindahkan tangan Bu Intan dari pahanya ke selangkangannya. Dan Bu
Intan pun merasa telapak tangan kirinya menyentuh benda kenyal di
selangkangan Robby. Bu Intan meremas kontol Robby perlahan, dan itu
membuat Robby mendengus.
“Nggghooh bu…ohhh bu…, “desahnya di tengah aksinya menciumi dada Bu Intan.
Bu
Intan dengan penuh birahi meremasi kontol pemuda itu dari luar celana
jeans Robby, dan Bu Intan jadi tahu betapa kontol itu sangat besar dan
panjang. Itu membuat syahwat Bu Intan tak terkendali. Mulutnya bergerak
mencium daun telinga Robby, lalu berbisik lirih.
“Ohhh sayang…buka sebentar celanamu sayang..,”
Robby
pun menghentikan aksinya lalu secara cepat membuka retsleting
celananya. Tangannya bergerak mengeluarkan kontolnya sendiri. Dan Bu
Intan akhirnya melihat kontol itu. Tangan kirinya pun bergerak memegang
kontol itu. Kontol itu hangat. Bu Intan merasakan tangannya bertemu
dengan kekerasan otot kontol itu. Tegang sekali kontol ini, pikir Bu
Intan. Dan Bu Intan begitu bernafsu dengan ukuran kontol itu yang besar
dan panjang. Nafasnya mendengus-dengus. Lalu ia memandang wajah Robby
dengan sinar mata penuh birahi.
“Ohh
besar sekali kontolmu sayang…udah besar panjang lagi…,”Bu Intan
betul-betul dilanda syahwatnya. Ia meremas-memijat dan mengocok kontol
itu perlahan. Bu Intan menarik kulit kontol Robby dengan genggamannya di
pangkal batang kontol Robby. Dan Bu Intan pun menyaksikan kepala kontol
yang membulat besar dan kemerahan. Bu Intan begitu bernafsu mengamati
ukuran kontol itu. Ia sejenak meremasi pangkal batang kontol itu lalu
mengocoknya dengan tarikan cepat-pendek. Bibir Bu Intan berkilat karena
nafsunya, lalu Robby yang begitu bernafsu dengan Bu Intan sejak dulu
langsung membuka mulutnya dan melahap bibir ibu paruh baya itu.
Kedua
insan berbeda usia itu kembali saling cipok, saling lumat, dan saling
jilat. Kali ini ciuman-ciuman bibr mereka begitu liar. Kepala mereka
berputar-putar mencari posisi paling enak untuk melumati dan mengulum
bibir pasangannya.
Kali
ini yang aktif adalah Bu Intan. Lidahnya dengan liar meliuk-liuk
menjilati mulut Robby. Ia membantu aksinya dengan memegang belakang
kepala Robby dan menguasai aksi cipokan bibir yang ganas itu. Sementara
di bawah tangan kirinya bergerak perlahan mengocok kontol Robby. Tangan
kirinya mencengkeram pangkal kontol Robby yang besar itu, dan mengocok
kontol pemuda itu dengan lembut.
Aksi
itu membuat Robby melayang-layang. Ia akhirnya menyandarkan tubuhnya ke
sandaran sofa serta menengadah menikamti kocokan-kocokan Bu Intan di
kontolnya yang semakin menegang. Bu Intan dengan nafas tercekat semakin
bernafsu mengocoki kontol pemuda itu. Bu Intan dengan tangan kanan
merangkul ke belakang kepala pemuda yang sedang menengadah itu. Lalu ia
menegakkan kepala itu dan mengarahkan kepala itu lalu ia dengan liar
melahap dan melumat bibir Robby. Bu Intan memutar-mutar kepalanya untuk
menghisap semua bibir Robby dalam mulutnya. Bu Intan lalu merapatkan
tubuhnya dan menyandar di tubuh Robby. Bu Intan merasakan nafsunya
semakin gatal.
Robby
begitu birahi dan akhirnya tidak sanggup. Ia bagai orang kesurupan
dengan buas mencipoki mulut Bu Intan, lalu ia berusaha membuka kebaya Bu
Intan.
“Ohhh
sayang …jangan Rob…,”Bu Intan menghentikan aksinya ketika Robby
dirasanya tak kuasa mengendalikan lagi syahwatnya. Kedua tangan Bu Intan
meraih kedua tangan Robby yang berusaha membuka pakaiannya itu. “Ga
boleh sayang…,”ujar Bu Intan dengan nafas memburu.
Robby lalu bergerak memeluk Bu Intan. Ia menyembunyikan wajahnya di leher ibu paruh baya itu.
“Ooohhh Bu Intan…maafin aku, bu…aku ga tahan bu…,”bisik Robby parau-lirih. Nafasnya menderu-deru.
“Iya,
aku juga sayang…tapi gak boleh sekarang yah…,”ucap Bu Intan. Ia meraih
kepala Robby, dan menatap wajah pemuda itu lalu dengan sepenuh birahi ia
membuka mulut lalu mencipoki mulut Robby. Lalu ia memandang lagi wajah
tampan pemuda itu dengan senyuman nakal. Ia menggerakkan tangan kirinya
meraih kontol pemuda itu.
“Aku
juga pengen ini sayang…tapi ga sekarang…,”kata Bu Intan sambil kembali
mengocok kontol besar itu. Bu Intan secara lembut mendekatkan mulutnya
ke mulut pemuda itu yang sekarang diam kelam menahan nafsu seksnya.
Ketika bibir mereka bersentuhan tipis, Bu Intan mengelurkan lidahnya
lalu secara liar lidah itu bergerak liar di seluruh permukaan bibir
Robby. Lidah Bu Intan menyapu seluruh bibir pemuda itu dengan
gerakan-gerakan bibirnya yang liar. Robby hanya diam memejamkan mata
menikmati aksi Bu Intan. Sesekali Bu Intan membuka mulut lalu menelan
seluruh bibir Robby dan mengisap bibir itu panuh gairah.
“Udah
dulu iya sayang,”ujar Bu Intan kemudian. “Ibu udah lama ninggalin
acara, nanti semua kecarian. Jadi berabe kalau diterusin sekarang say.”
Bu Intan akhirnya berdiri lalu bergerak ke cermin untuk merapihkan
kekusutan dandanannya. Robby juga ikut berdiri. Ia menutup kembali
retsleting jeans-nya. Ia bergerak ke belakang tubuh Bu Intan, lalu
dengan lembut merangkul pinggul bulat Bu Intan. Ia menempelkan kontolnya
di pantat semok itu. Robby mendesak-desakkan kontolnya di pantat Bu
Intan. Lalu mulutnya mendengus-denguskan nafasnya di bahu Bu Intan yang
terbuka. Dari pantulan cermin, Bu Intan melihat Robby mengeluarkan
lidahnya dan menjilati bahu hingga ke kupingnya.
“Udah
iya sayang…,”bisik Bu Intan. Bu Intan menemukan dirinya kembali sangat
birahi melihat aksi pemuda itu. Akan tetapi akal sehatnya berbicara
tidak mungkin menyelesaikan ini semua di tengah-tengan acara yang sedang
berlangsung. Setelah merasa rapi kembali seperti sedia kala, Bu Intan
berbalik. Ia mengecup titpis bibir Robby,”udah iya sayang, “bisknya
lagi, lalu meraih tangan pemuda itu. Ia membimbing pemuda itu ke pintu.
Bu Intan meraih kunci dan membuka pintu itu. Sebelum pintu itu membuka,
Robby memeluk pinggang Bu Intan. Bu Intan menyandarkan tubuh bahenolnya
di tubuh Robby.
“Ibu cantik!”bisiknya memandang mata Bu Intan.
Bu
Intan membalas dengan mengecup bibir pemuda itu. Ia menggerakkan tangan
kanannya ke bawah. Bu Intan kembali meremas kontol Robby dari luar
celana dalam posisi berdiri di dekat pintu itu. Bibirnya mengecupi bibir
Robby dengan lembut.
Bu
Intan lalu memberikan sebuah remasan keras penuh kegemasan di kontol
Robby dan berbisik dengan wajah dipenuhi birahi…”Aku pengen ngentot sama
kamu sayang,”bisik Bu Intan.
“Aku juga pengen ngentotin Bu Intan,”balas Robby.
Lalu setelah berbicara dan bersepakat, Bu Intan akhirnya keluar dari kamar itu.
Tidak
ada satupun orang yang tahu kelakuan dua insan itu. Acara terus
berlangsung hingga sore hari ketika tamu-tamu mulai beranjak
meninggalkan rumah besar milik keluarga Pak Wahyu.
(Bersambung)
Besoknya
jam 09 pagi Robby dengan hanya memakai celana dalamnya sedang tiduran
santai di kamar kostnya yang tidak jauh dari Kampus UNDIP. Tubunya yang
atletis itu ia biarkan terbuka dan tersiram oleh dinginnya AC. Robby
saat itu sedang membaca sms yang baru diterimanya dari Bu Intan.
“Sayang, kamu nakal iya kemarin,”demikian is isms Bu Intan.
“Habis aku ngiler banget lihat Bu Intan dengan kebaya kemarin. Pas banget. Bu Intan semok banget, Bu, ”balas Robby.
“Masa sih say…?”tanya Bu Intan.
“Iya, Bu. Pengen banget aku meluk Bu Intan yang lamaaaaa banget,”Robby meneruskan rayuannya.
“Ibu tahu kok nak Robby sering curi-curi pandang selama ini sama ibu, ”sms Bu Intan.
“Iya, Bu. Aku udah lama emang suka lihatin Bu Intan,”balas Robby.
“Hmm, jadi nak Robby mau pacarin ibu iya?” tanya Bu Intan.
“Iya, Bu. Aku kangen ama Bu Intan. Aku suka ama Bu Intan,”balas Robby.
“Tau ga say…nak Robby bikin ibu blingsatan lho kemarin,”sms Bu Intan.
“Bu Intan…!?”tulis Robby dalam sms-nya.
“Apa say.., “balas Bu Intan.
“Aku pengen banget jumpa, Bu…,”sms Robby.
“Aku juga nak Robby…,”balas Bu Intan. “Aku penasaran lho…,”Bu Intan melanjutkan sms-nya.
“Aku juga, Bu. Aku pengen jumpa dan berduaan sama Bu Intan,”rayu Robby dengan mantap.
“Aku juga sayang,”jawab Bu Intan.
“Besok sore bisa ga, Bu?”tanya Robby.
“Aku
ga mau kalau sore. Aku maunya dari pagi sampai besok paginya,”sms Bu
Intan. Isi sms-nya ini memang menunjukkan nafsu seks-nya yang sangat
besar terhadap pemuda itu.
“Ohh Bu…kapan?”balas Robby.
“Pokoknya kalau sudah ada waktu nanti Ibu kasih tahu,”jawab Bu Intan.
“Iya, Bu. Dari dulu sejak pertama lihat Bu Intan, aku selalu menghayal bisa ngentot sama Bu Intan,”sms Robby.
“Ibu juga. Mata nakalmu bikin Ibu sering gatal pengen ngentot sama kamu say,”balas Robby.
Lalu Bu Intan melanjutkan lagi,”Udah satu tahun ini Ibu ga pernah lagi main sama suami. Ibu gatel banget say,”sms Bu Intan.
“Oh Bu. Aku pengen segera jumpa sama ibu,”tulis Robby dalam sms-nya.
“Iya
sayang. Ibu juga udah pengen banget. Kemarin aja seandainya lagi ga ada
acara ibu udah pengen ditidurin sama kamu. Apalagi pas pegang kontolmu
yang besar dan panjang itu say…ibu sange banget sebenarnya waktu itu
say…,”
Demikianlah
sms-sms antara dua manusia yang memasuki lingkaran perselingkuhan itu.
Dan ketika ber-sms itu, Bu Intan sama halnya dengan Robby sedang
sendirian di kamarnya. Ia nyaris bugil karena nafsunya pada pemuda yang
bernama Robby itu.
Bu
Intan hanya tinggal berdua suaminya di rumahnya, serta dua pembantu.
Anak paling besar laki-laki sudah menikah dengan 1 anak tinggal di
Yogyakarta, anaknya nomor dua Windya Ristanti menikah dengan kakak Ilham
yang temannya Robby, sementara anaknya yang paling kecil perempuan,
kuliah di UGM. Jadi ketika suaminya kerja, Bu Intan hanya ditemani
pembantu. Dan ini membuat Bu Intan dan Robby saling memupuk fantasi
birahi di antara mereka. Mereka dengan leluasa merayu dan dirayu melalui
telepon atau sms.
Bu
Intan begitu rindu-birahi dengan batang perkasa pemuda itu. Ia sudah
pernah mengocoknya. Bahkan Bu Intan merasa jemarinya hampir tidak bisa
melingkari batang kontol pemuda itu ketika kontol itu menegang maksimal.
Dan Bu Intan sering sangek berat manakala membayangkan kontol Robby
yang besar dan panjang itu mengeras dalam genggamannya. Dan itu sering
membuatnya gelisah di ranjangnya. Ia sangat ingin kontol besar pemuda
itu mengentoti memeknya yang sudah sangat gatal. Hayalnya membayangkan
pertemuan kelamin mereka akan sangat menempel ketat karena besarnya
kontol Robby. Ia sering membayangkan pinggul pemuda itu yang nampak
kokoh bergerak naik turun di antara selangkanganya. Bu Intan berjanji
dalam hati akan sepenuh perasaan menikmati entotan pemuda itu, ketika
waktunya tiba. Bu Intan sangat yakin saat yang ia nanti tidak akan lama
lagi. Nafsu seksualnya sangat menuntut untuk disalurkan sepuasnya.
*****************************************************************************Beberapa
hari kemudian Bu Intan langsung menyuruh pembantunya pulang kampung
beberapa hari ketika suaminya, Pak Suriono Rusmanto, mengatakan akan
mengikuti Diklat selama seminggu di Jakarta.
“Sayang besok siang jam 12 ke rumah iya,”demikianlah pesan singkat Bu Intan pada Robby.
“Emang bapak kemana, Bu,”tanya Robby dengan dada bergetar.
“Barusan berangkat ke Jakarta. Bapak ngikutin Diklat seminggu di sana,”sms Bu Intan.
“Oh Iya Bu Intan sayang. Aku kangen Bu…,”
“Mmuuah…,”balas Bu Intan.
Ohhh…mmuuaahhh…mmmuuaahhh….,”demikianlah Robby semakin memanaskan suasana birahi wanita paruh baya itu.
Esoknya
dengan motor Tiger2000 miliknya, Robby memasuki gerbang rumah Bu Intan.
Siang itu suasana sekitar rumah Bu Intan memang sepi. Di balik pintu
yang terbuka sedikit itu, Robby bisa melihat Bu Intan sedang menunggunya
masuk. Bu Intan memakai celana sangat pendek yang begitu ketat. Bahkan
gundukan memek Bu Intan tercetak dengan jelas karena celana pendek
tersebut terbuat dari bahan katun tipis. Di bagian atas Bu Intan memakai
kemeja longgar yang bagain bawahnya nyaris menutupi seluruh celana
pendek Bu Intan, sehingga Bu Intan sekilas seperti telanjang hanya
memakai kemeja.
Bu
Intan dengan lenggok gemulai penuh birahi menyambut masuknya anak muda
itu. Ia langsung meraih pinggang Robby dan merapatkan tubuh sintalnya ke
tubuh pemuda itu. Bu Intan dengan gaya manja menengadah memandang wajah
Robby. Bu Intan meraih tangan Robby lalu melingkarkan tangan tersebut
agar merangkul pinggulnya.
“Ga kemana-mana kan hari ini?”tanya Bu Intan manja.
“Nggak
Bu,”jawab Robby dengan suara parau. Ia belum menguasai keadaan itu,
akan tetapi telapak tangannya mengusapi pinggul Bu Intan.
Mereka
beriringan berjalan, dan kaki Bu Intan sepenuhnya menuntun
langkah-langkah mereka dalam ruangan itu. Bu Intan lalu menghentikan
langkahnya di depan sebuah pintu kamar yang terbuka. Ia memutar lalu
menghadap Robby. Robby dengan lugas mengikuti setiap bahasa tubuh Bu
Intan. Bu Intan memeluk tubuh Robby dan menyandarkan beban tubuhnya pada
pemuda itu. Kedua tangannya bergerak melingkari leher Robby. Ia menatap
mata Robby lalu tersenyum nakal.
“Muuahh…,”Bu
Intan meruncingkan bibirnya dan mengecup manja ke arah mulut pemuda
itu, tanpa menyentuh mulut itu. Dan detik itulah Robby mengambil alih
suasana. Robby langsung mengetatkan remasannya pada pinggang Bu Intan.
Lalu dengan tatapan nanar Robby membuka mulut. Dengan penuh gelora
birahi, Bu Intan membuka memejamkan mata dan secercah bibirnya. Robby
langsung mengulum bibir Bu Intan dengan sepenuh nafsunya. Bu Intan
menyambut lumatan mulut Robby dengan megeluarkan lidahnya. Bu Intan
dapat merasakan nafsu yang panas pada mulut, bibir, dan lidah pemuda
itu. Dan dengan geliat bibir dan lidah yang sama panasnya Bu Intan
menyambut semua itu sepenuh raganya. Bu Intan sangat ingin Robby tahu
bahwa ia memiliki nafsu yang sama dengan dirinya.
“Ngmmmahhh…mmccppppphhhh..nngghhh,”mereka
sama-sama mendesahkan hal yang sama ketika mulut mereka sejenak
terlepas untuk mengambil nafas. Tapi hanya sejenak, karena mulut mereka
kembali berpagut dan saling melahap. Bu Intan memutar kepalnya agar
mulutnya bisa mendapatkan posisi yang pas untuk memaguti dan mengemuti
semua bibir Robby. Robby begitu berdebar menyadari nafsu yang
ditunjukkan Bu Intan, sehingga ia tidak ragu meremasi pantat Bu Intan
yang bahenol. Robby meremasi pantat montok itu dengan ketat dan vulgar.
Ia menekan-nekankan pantat Bu Intan agar kontolnya memperoleh gesekan
yang nikmat.
Mmmmcccpppahhh…mmccppphh….mmmcccppphhh…mmmhhhcccppphhh…nngggmmmcccpppmmmhhh…”Bu
Intan begitu menguasai aksi ciuman itu. Ia meruncingkan bibirnya dan
mengecupi bibir Robby berkali-kali.
Lalu
tangan kanan Robby bergerak ke atas. Ia menempatkan telapaknya di
gundukan buah dada Bu Intan lalu perkahan meremasi buah dada itu. Robby
begitu bernafsu ketika telapak tangannya bertemu dada yang sangat besar.
Ia sadar buah dada Bu Intan memang besar. Dan masih padat. Walau
terhalang kemeja, akan tetapi Robby betul-betul merasa puas meremasi
dada itu.
“Nnnggmmmmhhhhssshhh…,”Bu
Intan langsung mendengus ketika merasa dadanya diremas perlahan. Ia
makin mengetatkan rangkulannya di leher Robby. Bu intan
mengecap-ecapakan mulutnya di mulut Robby. Ia mencipoki bibir pemuda itu
penuh nafsu. Kadang lidahnya terjulur keluar untuk menjilati mulut
Robby.
“Ohhh…,”Bu
Intan sejenak menengadah akibat nikmatnya remasan-remasan Robby di buah
dadanya. Lalu sejurus kemudian ia kembali memaguti bibir
Robby….”Nnngggmmmmccccpppsshhh…,”Bu Intan mendesah penuh birahi. Kali
ini ia menarik tubuh Robby memasuki kamar yang terbuka. Dengan tubuh
masih saling menempel ketat dan bibir saling pagut, Robby mendorong daun
pintu untuk menutup. Setelah daun pintu tertutup, Bu
Intan kembali mengarahkan langkah kaki mereka. Bu Intan lalu
mendudukkan Robby di ranjang. Bu Intan berdiri, sementara Robby duduk di
ranjang. Syahwat Bu Intan memang sangat liar, dan mereka sekarang
bahkan berada di kamar yang biasa digunakan Bu Intan dan suaminya.
Hayal
liar Robby benar-benar jadi nyata. Kini ia duduk di ranjang, sementara
itu Bu Intan berdiri di antara kedua pahanya yang terbuka. Robby
langsung mengarahkan mulutnya ke perut Bu Intan. Ia menyibakkan kemeja
longgar itu untuk melihat padat dan mulusnya perut Bu Intan. Robby
mencucupi, menciumi, dan menjilati seluruh perut Bu Intan. Dengan
bernafsu Robby menjilati dan memaguti kulit perut Bu Intan. Kedua tangan
Robby mendekap pinggul Bu Intan. Kadang Robby meremasi pantat dan
pinggul Bu Intan.
Bu
Intan benar-benar merasa dimanjakan dan dibutuhkan oleh aksi Robby. Ia
kadang menggelinjang saat mulut Robby menelusuri perutnya dan
pinggulnya. Kadang ia kegelian. Mata Bu Intan terpaku pada seluruh aksi
Robby itu. Tangan Bu Intan meremas rambut Robby, dan kadang Bu Intan
mendesakkan pinggulnya ke tubuh Robby. Nafsuy seks Bu Intan yang nakal
membuatnya meraih pakaian Robby, ia melepaskan pakaian itu sekaligus
dengan singlet sport yang menempel tubuh Robby. Kini tubuh bagian atas
Robby telah telanjang.
Mengetahui
kenakalan syahwat Bu Intan itu, Robby makin liar menciumi dan menjilati
perut dan pinggul Bu Intan. Robby lalu membalik tubuh Bu Intan dan
melancarkan pagutan bibirnya di punggung Bu Intan. Bu Intan seketika
menggelinjang.
“Nnnggghhhh….mmmhh….,”Bu Intan mendesah.
“Ngggccppp….mmmmccppphhhh…,”Robby memuaskan hayal birahinya makain liar.
Robby
lalu menggerakkan tangan kanannya lalu menggapai batang paha Bu Intan
yang kenyal dan padat itu. Robby merabai dan meremasi pangkal paha yang
mulus itu. Bu Intan mendesir, ketika rabaan tangan Robby yang bergerak
dari bawah ke atas sepanjang batang pahanya kadang secara nakal berhenti
persis di selangkangannya. Robby lalau meneruskan rabaan itu secara
ketat dengan menggeseki selangakangan Bu Intan.
“Nnngggkkhhh…hhhhh….,”Bu Intan hanya mendesis.
Aksi
kedua insan berbeda usia itu bagaikan sebuah gerakan lambat. Mereka
nampaknya benar-benar menikmati setiap detik persentuhan itu.
Robby
benar-benar memuaskan birahinya. Ia membolak-balik tubuh Bu Intan yang
sedang berdiri itu dengan menjilati sepanjang pertemuan celana pendek
ketat Bu Intan dan kulit pinggulnya. Wangi tubuh Bu Intan semakin
merasuki syahwat Robby. Tangan kirinya perlahan membuka kancing kemeja
Bu Intan. Bu Intan membantu, dan kini Bu Intan telah telanjang tubuhnya
di bagia atas. Hanya menyisakan BH putih menampung besarnya tetek Bu
Intan.
Nafsu seks Robby benar-benar meningkat.
“Nggmmhhaa…hhhh….mmcccppphhh…mmmhhhccppp…,”Robby
terus menciumi dan menjilati kulit mulus Bu Intan. Tangan Robby lalu
bergerak lagi sambil menciumi pinggul Bu Intan. Robby menari celana
pendek Bu Intan perlahan. Mulut Robby langsung menyergap setiap kulit
terbuka ketika celana pendek Bu Intan mulai turun. Kahirnya celana
pendek itu meluncur ke bawah.
“Nggghhh….oohhhh…………mmmcccppphhh….mmccpphhh…ooohh
Bu…. mmmhhhh… mmmhhh…ohhh Bu… mmmmcccppphhh… mmmccpphh…, ”Robby
mendengus manakala akhirnya ia kini melihat celana dalam Bu Intan yang
berwarna hitam. Robby langsung membuka mulut lalu memagut pinggul padat
Bu Intan persisi di pertemuan celana dalam itu dengan kulit pinggul Bu
Intan. Kedua tangan Robby kini masing-masing meraba dan meremas batang
paha Bu Intan, dan menggelitiki paha itu.
“Mmmhhh…mmhhh…nnngghhh….,”
Bu Intan mendesah-desah. Wajahnya tertunduk menyaksikan semua perbuatan
anak muda itu di sekitar pinggul dan selangkanagnnya. Dan Bu Intan bisa
melihat kulit mulusnya di sekitar pinggul kini telah dihiasi
cupangan-cupangan merah. Rabaan dan remasan Robby di pahanya membuatnya
nanar, ia mendesakkan pinggulnya ke tubuh pemuda itu sambil kedua
tangannya meremasi secara ketat rambut hitam Robby.
Robby
perlahan membuka retsleting celananya. Ia secara cepat melepaskan
celana jeansnya. Kini mereka hanya ditutupi celana dalam dan beha. Nafsu
seks di antara mereka makin bergelora.
Bu
Intan lalu bergerak. Ia mengangkat kaki kanannya ke sisi tempat tidur.
Robby menyambut kaki itu, lalu Robby meraih kedua pangkal paha Bu Intan.
Bu Intan akhirnya duduk dalam pangkuan Robby. Bu Intan mengangkat satu
lagi kakinya, dan ia kini duduk mengangkangi Robby. Mereka saling peluk
dengan ketat. Wajah mereka sangat dekat. Mereka saling pandang dengan
nanar, lalu kedua mulut mereka membuka dan medekat.
“Nnngggmmmhhhcccppphhh….,”begitulah
bunyi pertemuan mulut mereka. Dengan mata terpejam Bu Intan dan Robby
saling memagut dan melumat. Lidah mereka meliuk-liuk member kepuasan
pada hayal masing-masing.
“Mmmmcccpppp…mmmuuuhh…mmccppphh…,”bunyi
cipokan dan jilatan mengiringi ketatnya aksi kedua insan itu. Bu Intan
merasakan memeknya bertemu dengan gumpalan daging yang hangat dan besar.
Bu Intan menggerakkan pinggulnya menggesiki kontol Robby dengan
memeknya. Walaupun mereka masing memakai celana dalam, gesekan-gesekan
antara kontol dan memek itu begitu membuai nafsu. Bu Intan mendesakkan
selangkangannya ke selangkanagn Robby. Robby membalas dengan menekankan
kontolnya ke memek yang mulai membesar itu. Bu Intan begitu dilanda
syahwat. Ia mengayun-ayunkan pinggulnya. Ia begitu merasa nikmat
menggeseki memeknya dengan kontol Robby.
Mulut
mereka kadang terlepas, lalu melekat lagi seakan hendak mencari sesuatu
di mulut yang lain. Bu Intan memutar-mutarkan kepala untuk mendapatkan
posisi yang enak melumat bibir Robby. Tangan Robby merabai dan meremasi
seluruh tubuh Bu Intan. Bu Intan benar-benar terbakar nafsu.
“Nnngghhhooohhh
sayang…mmmhhhh…oohhhh,”akhirnya Bu Intan mendesah. Ia menengadah
menikmati semua itu. Pada saat itulah Robby membuka mulut menciumi
batang leher Bu Intan. Dengan bernafsu ia menjilati dan mengecupi leher
Bu Intan. Tangannnya lalu bergerak menurunkan tali beha dari pundak Bu
Intan. Lalu mulutnya menggilir kulit pundak Bu Intan yang mulus itu.
Lidahnya menjilat-jilat. Bu Intan makin melengkungkan tubuhnya. Tangan
Robby bergerak lagi membuka kaitan beha di punggung Bu Intan, dan
seketika mata Robby menyaksikan pemandangn yang membuat birahinya makin
panas. Buah dada itu begitu besar dan mulus.
“Oooo
Bu Intan..hhhmmmcccppphh…,”Robby mendengus lalu mulutnya mencaplok
tetek Bu Intan. Mulut Robby langsung mengisap ujung tetek itu.
“Ohhhh
sayang…,”Bu Intan mendesah manakala mulut Robby mencaplok buah
dadaya.”Ohhh sayang…hisap sayang..ohhh sayang…isap susu ibu sayang…oohhh
Robby sayang…ohhh,”Bu Intan mengerang.
“Mmmmccppphhh…mmmcpphh…,”Robby
benar-benar memuaskan dirinya dengan mengecupi dan menjilat susu Bu
Intan. Ia mengemut dan mengisap. Kedua bukit susu Bu Intan memerah
dihisapi Robby. Kadang puting itu ia hisap dengan kuat, membuat Bu Intan
menjerit-jerit. Mulut Bu Intan lalu terbuka dan ia mencium kuping Robby
dan mendesahkan nafsunya di kuping itu. Robby mendengar semua desahan
tertahan yang dibisikkan Bu Intan di kupingnya.
“Oooohhh
sayang..ia gitu sayang…ohh hisap sayang…emut ujungnya
sayang….aaaahhh…oohhh Robby…ohhhh sayang…hisap sayanag…ohhhh sayang
hisap susuku..ohhh…ohhhh Robby kamu suka susuku
sayang…mmmhhhhmmghhhh..oohhh Robby…,”
Robby
mengemut puting susu Bu Intan, ia menariknya lalu melepasnya. Ia
mengemut lagi, menarik puting susu itu, lalu melepasnya. Robby berulang
kali melakukan hal itu di tetek kiri-kanan Bu Intan. Bu Intan
menyaksikan semua perlakuan itu. Ia begitu merasa dicintai, dikagumi,
dan dibutuhkan. Bu Intan meremasi rambut Robby. Selangkangan mereka
betul-betul menempel sangat erat. Bu Intan ingin Robby tahu bahwa ia
benar-benar menginginkan pemuda itu. Di telinga Robby, Bu Intan
membisikkan bahwa ia suka dengan Robby. Selagi mulutnya menjilat,
mengisap, dan mengemuti susu yang besar itu, Robby mendengar semua
bisikan penuh nafsu Bu Intan.
“Mmmmhhhhmmmhh..ooohh…ohhh
Robby…ohhh sayang enaknya susuku dihisapin gitu…aahh isapin tetek ibu
sayang…kamu suka tetek ibu kan sayang..jilatin susu ibu
sayang…mmmhhhooohhhh..iyah gituh sayang..oohhh….ohh jilatin sayang…ohh
sayang enaknya…ohhh hisapin susuku…ohh sayang, kamu daru dulu pengen
sama tetek ibu kan sayang..ohhh Robby…dari dulu kamu sering bayangin
tetek ibu kan…ohh Robby, ibu juga dari dulu pengen begini sama kamu
Robby..oohhh dari dulu ibu juga pengen tetek ibu dihisapin sama kamu
sayang..ohh Robby, susu ibu besar yah..kamu suka susu ibu yang besar ini
kan sayang…ohh sayang dari dulu kamu sering membayangkan susu ibu yang
besar ini kan…ohh sayang emut putingnya sayang..yah…yahh..gitu
sayang…oohh enaknya sayang….oohhh sayang enaknya susuku dihisap seperti
itu…ohhh sedot sayang..ohh sedot tetek ibu sayang..ohhh…ooohhh Robby
enaknya..ohh sayang…emut yang kuat sayang…ohh enaknya..ohhh sayang…ohh
enaknya susuku dihisapin gitu….ohhh cupangin semua
sayang..ohh..sayang…ohh Robby cupangin tetek ibu sayang..ohhh..,”Bu
Intan tak henti-hentinya mendesahkan nafsunya di telinga Robby.
Robby
begitu bergelora mendengar desah nafsu ibu setengah baya itu. Ia
mencupangi seluruh permukaan susu Bu Intan yang besar itu. Tangannya
meremas pangkal tetek Bu Intan dan mulutnya melekati ujung susu besar
itu. Ia terpejam melakukan itu semua. Ia begitu menikmati penyaluran
nafsu seksnya yang telah lama ia dambakan terhadap wanita paruh baya
itu.
Getaran
nafsu yang luar biasa membuat Bu Intan akhirnya mendesakkan tubuhnya.
Tubuh Robby terdorong menimpa kasur empuk itu. Robby terlentang. Bu
Intan merangkak mengarahkan kedua susunya untuk kembali dijilati Robby.
Dari bawah mulut Robby menyedoti dengan kuat puting susu itu. Kedua
tangannya meremasi susu besar itu. Bu Intan merasa puting susunya begitu
membengkak karena nafsu. Dan hisapan dan emutan mulut Robby membuat
puting itu memerah. Bu Intan merasakan memeknya sangat gatal dan basah.
Bu Intan saat itu merasa sangat ingin segera dientoti oleh pemuda itu.
Ia begitu menginginkan anak muda itu segera menggaulinya. Tetapi ia
ingin memuaskan fantasi anak muda itu yang ia tahu sering menghayalkan
tubuhnya.
“Sayang,
ke tengah sayang…,”ujar Bu Intan. Dan Robby segera bergerak ke tengah.
Kini Robby telentang di tengah-tengah ranjang. Kepalanya menyandar pada
bantal di ujung kepala kasur itu. Bu Intan mendekatinya sambil
merangkak. Lalu ketika sampai di sisi kiri tubuh Robby, Bu Intan
menunduk lalu melumat mulut Robby penuh nafsu, hanya sejenak. Bu Intan
lalu berdiri pada lutunya, tangannya lalu bergerak ke selangkangan
Robby. Bu Intan melepas celana dalam Robby. Robby begitu terpana dengan
aksi ibu setengah baya itu. Tangan kanan Bu Intan lalu meraih kontol
Robby. Mata Bu Intan melekat pada kontol itu. Bu Intan meremas kontol
Robby dengan gemas, lalu bu Intan pun mengocok kontol Robby. Jemari Bu
Intan nyaris tidak sanggup
melingkari batang kontol itu. Tangan istri Suriono Rusmanto itu bergerak
mengocoki dengan perlahan kontol pemuda itu. Dari perlakuannya itu
sangat jelas tergambar bahwa Bu Intan memang sudah lama memendam nafsu
seksnya terhadap Robby.
Bu
Intan yang bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam itu
mengocoki kontol Robby penuh perasaan. Kemudian Bu Intan merebahkan
tubuhnya merapat di sisi Robby, tangan kanannya masih mengocok kontol
anak-muda itu. Kini mulut Bu Intan bergerak menciumi perut Robby. Bu
Intan menunduk mencucupi, menjilati, dan memaguti kulit Robby mulai dari
perut sampai dada. Di dada Robby, mulut Bu Intan membuka mulut lalu
mengecup sebentar puting susu Robby sejenak lalu kemudian Bu Intan
mengemuti puting susu itu penuh nafsu.
“Ohhh
bu…oohh enaknya bu ohh…nnngggghhhooohhhh enaknya kontolku dikocokin
gitu bu…ooohhh…ooohhh sayang…ooohhh Bu Intan…ooohh Bu Intan
sayang….ooohhh kocok yang enak bu
ohhh….nnnggghhhhssshhh…aaaahhhhhssshhhhhhsssaaahhhh….oooh Bu Intan oohh…
…oooohhh hisap putingku bu oohh….ooohhhssshhh iyahhh…hhhssshhh ooohhh
yahhh jilatin bu…ooohhh enaknya…,”Robby mendengus-dengus menahan
nikmatnya jilatan dan emutan Bu Intan di putingnya, terutama kocokon
tangan Bu Intan dikontolnya. Robby menggeliat menyaksikan semua aksi Bu
Intan. Sementara Bu Intan semakin bernafsu mengemuti dan menciumi puting
Robby, hal yang sama sekali belum pernah ia lakukan terhadap suaminya.
Apalagi mendengar erangan penuh nafsu anak muda itu membuatnya makin
suka. Bu Intan merasakan betapa batang kontol Robby yang dikocokinnya
itu semakin kaku, semakain besar dan berdenyut.
Bu
Intan menggesek seluruh tubuhnya ke tubuh Robby. Ia semakin merapatkan
tubuhnya. Syahwat Bu Intan semakin liar. Ia mengemut puting serta
mengocoki kontol Robby dengan getaran tubuh yang panas.
“Ooohhhhh
Bu Intan ooohhhhhssshhhhss…,”Robby makin mengerang saking menahan
nafsunya. Mendengar itu, Bu Intan menyudahi emutannya di puting Robby.
Tetapi tangannya tetap memegangi kontol Robby. Bu Intan mengangkat
wajahnya. Ia tersenyum mesum pada Robby, matanya berkilat penuh birahi.
Masih dalam keadaan berbaring di sisi Robby serta tangan yang meremasi
kontol, mulut Bu Intan mendekati mulut Robby. Bu Intan membuka mulut
lalu ia menciumi bibir Robby dan melumatnya. Robby balas mengeluarkan
lidah dan menyedot lidah Bu Intan. Tetapi hanya sebentar, karena Bu
Intan menarik mulutnya. Mulut Robby terbuka, mulut Bu Intan kembali
mendekat. Mereka berciuman titpis saja, lalu Bu Intan menarik lagi
bibirnya. Begitu terus sambil Robby merasakan enaknya kontolnya
dikocokin Bu Intan.
“Nnngggmmhhhhh enak sayang?”tanya Bu Intan.
“Ohh iya Bu. Enak Bu..,”balas Robby.
“Ohhh sayang besarnya kontolmu ini. Ohh Robby sayang…,”Bu Intan memejamkan mata dan memagut mulut Robby.
“Ohh enak banget Bu kontolku dikocokin gitu,”ujar Robby ketika bibir mereka kembali lepas.
Bu Intan mendekatkan wajahnya semakin dekat, bibir dan hidung mereka bersentuhan tipis. Mereka saling pandang penuh nakal.
“Kamu dah lama pengen main sama ibu kan?”tanya Bu Intan.
“Ohhh iya Bu Intan,”jawab Robby.
“Ibu
tahu kamu sering ngeliatin ibu dengan nafsu…,”ujar Bu Intan.”Ibu tahu
kamu sering curi pandang susu ibu kan? Kamu dari dulu pengen begini sama
ibu kan sayang…nnngggmmmhhhh..,”ucap Bu Intan sambil memagut bibir
Robby. Robby membalas dan kali ini ia tangannya bergerak. Ia meraih
kepala pipi Bu Intan lalu menahan gerakan Bu Intan dan dengan begitu
Robby secara rakus menjilati dan menciumi mulut wanita paruh baya itu.
Bu Intan begitu suka dengan perlakuan itu.
“Oooo
sayang…kontolmu panjang sayang…kontolmu keras banget Robby…ohhh Robby
ibu suka sama kontiolmu yang besar dan panjang…oooohhh Robby ibu udah
gatel banget sayang…ohh Robby sayang entotin ibu sekarang…,”Bu Intan
menggeliat-geliat sambil menciumi bibir Robby. Ia lalu mendekap pipi
Robby dan memberi isyarat agar Robby bangkit. Robby paham. Ia langsung
bangkit dan kini Bu Intanlah yang telentang di kasur. Robby dengan tidak
sabar bergerak ke selengakangan Bu Intan. Ia membuka paha Bu Intan,
lalu menempatkan tubuhnya di antara paha yang terbuka itu. Ia memandangi
celana dalam Bu Intan yang sudah basah. Ohhh memek ini busung banget,
pikir Robby.
Bu
Intan melihat Robby menunduk dan kemudian ia merasakan celana dalamnya
diciumi. Robby memang dengan bernafsu langsung menciumi celana dalam Bu
Intan yang sangat merangsang dalam pandangannya itu. Robby membuka
mulutnya melahap celana dalam itu.
Bu
Intan menaikkan pantatnya menyambut mulut Robby,”Ooooohhhh
sayang…ooohhh Robby buka celana dalam ibu sekarang sayang..oohhh sayang
ibu pengen ngentot sekarang sayang…ooohhh…ibu udah sange banget sayang…
oohhh Robby entoti ibu sekarang…nnhhhhnnnngggggssshhhh…oohhh sayang
entoti ibu sekarang…,”Bu Intan menggeliat-geliat dan menaikkan pinggul
menggeseki mulut Robby.
Robby
yang memang sudah sangat bernafsu langsung membuka celana dalam Bu
Intan. Dan ketika akhirnya celana dalam itu terbuka Robby bisa melihat
lebatnya jembut Bu Intan. Memek Bu Intan yang montok membusung semakin
merangsang Robby dengan adanya jembut yang lebat itu.
“Oooohhhh Bu Intan lebatnya jembutmu ohhh bu,”ucap Robby lalu menunduk lagi dan menciumi memek Bu Intan.
“Ssssshhhhhhhnnnggggssshhh….,”Bu
Intan langsung mendesis bagai kucing ketika merasa kulit memeknya yang
sensitif disentuh lidah Robby.
Robby
bergerak lagi menciumi pangkal paha bagian dalam Bu Intan. Ia
mencupangui paha itu sampai memerah. “Oooohhh Bu Intan memekmu tebal
bu…ohhh Bu Intan…ohhh Bu Intan memekmu montok banget
Bu..ohhhssmmmmhhhhh…,”kembali Robby menjilati memek itu.
“Nnnnngggssshhhhhaaahhhhsshhh….aaahhh
sayang entotin ibu sekarang sayang…ooohhhhhssshhhh….,”Bu Intan kembali
menggeliat mengangkat pinggulnya menyambut mulut Robby. Bu Intan
merasakan lidah anak muda itu menjulur memasuki lobang memeknya. Ia
merasakan mulut pemuda itu menciumi bibir memeknya yang sangat basah.
“Oooohhh sayang…ooohhhh sayang…ooohhh sayang…,”Bu Intan hanya bisa
mendesah keeanakan.
Akhirnya
Robby menyudahi ciumannya di memek Bu Intan. Ia menempatkan posisi,
lalu tangannya bergerak memegang kontolnya. Robby mengocok kontolnya
sebentar, lalu kemudian ia mulai mengarahkan kepala kontolnya yang besar
ke lobang memek Bu Intan. Robby mendorong sedikit dan ujung kontol
itupun masuk sedikit ke lobang memek Bu Intan. Robby lalu bergerak
menindih tubuh bugil Bu Intan.
Bu
Intan merasakan betapa kepala kontol yang besar itu mulai masuk sedikit
ke lobang memeknya. Ia merasakan betapa kontol itu tegang dan besar. Bu
Intan langsung menggerakkan kaki menjepit paha Robby. Ia merangkul bahu
anak muda itu. Bu Intan memandang betapa warna birahi tergambar di
wajah pemuda itu. Dan Bu Intan menyambutnya dengan memagut bibir Robby.
Robby menempatkan siku di sisi kepala Bu Intan, lalu ia mulai menikmati
kontolnya yang masih masuk sedikit itu. Robby mengocok lobang memek Bu
Intan dengan kepala kontolnya saja. Dan itu membuat Bu Intan
mendesah-desah merasakan nikmat.
“Oooooohhhhhsshhhhnnggghhhhmmmssshhh
Robby ooohhhhssshhh…,”desahan Bu Intan begitu merangsang. Ia memejamkan
mata menikmati kocokan kontol anak muda itu. “Nnnnnggggsshhh
sayang…oohhh enaknya sayang…ooohhhh sayang oooohhhssss besarnya kontolmu
sayang ooohh…oohhh tekan lagi sayang..oohhh masukin terus kontolmu
sayang…ooohhh sayang oooohhh Robby entoti lobang memek ibu ooo….,”Bu
Intan begitu penuh syahwat merasakan kontol muda yang sedang
menggaulinya. Dan itu membuat fantasi seksnya makin liar.
“Oooohhh
Bu Intan ohhhh enaknya ngentot sama Bu Intan…oooh Bu Intan sayang
ooohhhssshhssmmmhhh…,”Robby begitu bernafsu menggeluti dan mengocoki
lobang memek ibu setengah baya itu dengan kepala kontolnya. Lalu Robby
kembali menggerakkan pinggulnya mendorong. Robby menekan lalu kontolnya
yang besar dan panjang itupun masuk semua.
Bu
Intan langsung membuka mata. Ia merasakan besarnya kontol pemuda itu.
Bu Intan begitu terangsang dengan panjangnya kontol itu serta tegangnya
batang kontol itu. Ia melihat Robby terpejam. Bu Intan lalu menciumi
mulut Robby lalu berbisik di telinga Robby, “Ooooohhhh sayang besarnya
kontolmu sayang…ooohhh enaknya…ohhhh kontolmu panjang sekali Robby
sayang..ooohhh sayang..oohhh Robby enak banget memek ibu sayang
ooohhhsss… nnmmmsshh…ooohh entoti lobang memek ibu sayang
oohhh…mmmmhhhhssshhh ooohhh Robby, kamu dari dulu pengen ngentotin ibu
kayak gini kan sayang…oooohhh sayang besarnya kontolmu Robby
ooohhh…ooohh kocok memekku sayang..ooohhh ibu suka ngentot sama kamu nak
Robby ooosshhh….ooohh senggamai ibu sayang….oohh entoti…oohhh
sayang…enaknya ooohhh Robby sayang gauli ibu sayang…oohhhh…,”Bu Intan
semakin menuntaskan fantasi birahinya terhadap anak muda
itu. Robby begitu menikmati mengentoti wanita paruh baya itu. Ia
menaik-turunkan pinggulnya. Kontolnya yang besar keluar masuk lobang
memek Bu Intan. Robby begitu terangsang dengan kemontokan dan
ketelanjangan Bu Intan yang sedang digenjotinya itu. Kadang ia teringat
dengan Ilham temannya dan kepada Pak Suriono suami Bi Intan, akan tetapi
justru itu membuat nafsu birahinya terhadap Bu Intan makin tak
terbendung. Dengan penuh perasaan ia mengentoti wanita paruh baya itu.
Ia menekan kontolnya dengan dalam sehingga ujung kontolnya masuk sangat
dalam, dan membuat Bu Intan menggelinjang penuh syahwat birahi.
“Ooooogghhhsshhh
sayang…kontolmu masuk dalam banget sayang…oohhh Robby panjangnya
kontolmu sayang…oohhh tekan lagi sayang..ooohhh iyah sayang…iyah
sayang..oohhh yah gituh sayang…oohhh iyah sayang..oohhh dalam banget
kontolmu masuk Robby oohhh panjangnya kontolmu sayang…..iyah..oohhh
kontolmu samapi mentok rahim ibu sayang…ohhh sayang ohhh sayang tekan
lagi sayang…ohhh sayang tekan sedalmnya sayang biar kontolmu masuk mulut
rahim ibu sayang…oohhh iyah sayang..ohhhh yah gituhh…ohhh Robby
kontolmu masuk rahim ibu sayang…ohhhh sayang kepala kontolmu masuk
sayang…oohhh sayang besar sekali kepala kontolmu sayang…ohhhh Robby
kepala kontolmu masuk ke rahim ibu sayang ooohhhhssshhmmmhhh..sshhhaahhh
kepala kontolmu masuk sampai rahim ibu nak Robby ooohhhh enaknya
sayang…oohhhh enaknya kontolmu…ohhh enaknya kontolmu…ohhh…oohhh entotin
ibu sayang…oohhh enaknya entotanmu Robby…oohhh ebaknya entotanmu
sayang…oohhh Robby sayang..ibu keenakan sayang…oohhh lobang memek ibu
keeanakan sayang…ohhhh sayang…ooohhhsssmmmhh…,”Bu Intan begitu bernafsu
dengan ukuran kontol Robby yang keluar masuk lobang memeknya. Bu Intan
semakain menjepitkan kakinya ke paha Robby dan ia mendesakkan pinggulnya
keatas menerima entotan-entotan Robby. Bu Intan begitu bernafsu dengan
kontol pemuda itu. Bu Intan sangat ingin setiap tusukan kontol Robby
langsung memasuki rahimnya. Ia begitu gatal dan penuh birahi.
“Oooohhhh
Bu Intan sayang…enaknya menggauli tubuhmu Bu Intan…ohhh enaknya
kontolku masuk memek Bu Intan…ooongggggsshhh aaahhhsss oohh Bu Intan
enaknya lobang memekmu Bu…ooohhh Bu Intan…oooo Bu Intan rasanya kontolku
masuk dalam banget bu….ooohhh enaknya mengentoti memekmu bu…oohhh Bu
Intan sayang…oohhh sayang…ooohhh sayang…oohh bu aku keenakan bu…aku suka
ngentot sama ibu…oohhh…,”Robby juga memuaskan fantasi seksnya terhadap
Bu Intan yang selama ini menggoda hayalnya.
“Oooohhhgghhsshhooohhh
iyah sayang…oh ibu juga suka ngentot sama kamu sayang…ibu bisa
ketagihan ngentot sama kamu sayang..ohhh kontolmu besar sayang..ohhh
sayang kontolmu panjang sayang..ohhh enaknya kontolmu.. ibu bisa
ketagihan sayangooo.... ohhhh…ohh tekan lagi sayang…oooggsshhh sayangku
Robby oooohh ….aaaaacccchhhsssshhh…enaknya entotanmu…oooouuugghhh sayang
kontolmu mentok rahimku sayang…oooghh sayang masuki rahim ibu
sayang…ohhh enaknya…ohhh enaknya….oooohhhgghhhsshh enaknya kontolmu…,”Bu
Intan mendesakkan tubuhnya ke tubuh Robby untuk mendapatkan kenikmatan
yang lebih.
Selangkangan
mereka kadang melekat erat. Pangkal batang kontol Robby sampai mentok
dengan selangkangan Bu Intan. Kadang mereka saling memompa dengan cepat.
Mereka saling menggenjot penuh birahi. Robby mendesakkan pinggulnya ke
selangkangan Bu Intan. Ia begitu bernafsu menggagahi wanita paruh baya
itu. Mereka kadang memiliki rasa hayal yang sama saat itu. Di mana
mereka melakukan perselingkuhan yang penuh mesum itu di rumah Bu Intan,
bahkan di ranjang yang biasa digunakan oleh Bu Intan dan suaminya
Suriono Rusmanto. Dan itu semua hanya membuat hayal syahwat kedua insan
berbeda usia itu makin bergelora dan nakal.
“Oooohhh
sayang…enaknya ngentot sama kamu…ohhh Robby ibu suka kontolmu
sayang..iyah sayang..oohh iyahh sayang…oohh iyah gituh sayang…ooohh
entoti terus lobang memekku..oooghhh sayang enaknya entotanmu…oohhh
sayangku Robby…oooohhh…ooohhh…ooohhh… ooohhh… ooohhh… ooohhh…aaacccghhh
sayang sebentar lagi ibu mau kelura sayang..ooohhh emtoti yang kuat
sayang… ooohh pompa memek ibu…ooohhh yahhh sayang…oohh Robby oohh gagahi
ibu sayang…ooocchhh sebnetar lagi sayang…ooohhh… ooohhh… ooohhhsss….
Ooohhh… ooohhh…,”Bu Intan makin merapatkan pinggulnya untuk mendapatkan
tusukan-tusukan kontol Robby yang paling dalam.
“Oooohhhhh
sayangku Bu Intan…oohhh enaknya ngentoti memekmu bu…ooohhh enaknyabu…
ooohhh Bu Intan lobang memekmu enak…,”Robby makin mempercepat
entotannya. Ia makin mendesakkan pinggulnya ke selangkangan Bu Intan
yang begitu terbuka.”Ooooghh Bu Intan aku juga mau keluar bu…oohhh enak
banget bu…oohggg enaknya kontolku bu…,”
“Ooohhhggg
sayang entot yang dalam sayang….tusuk yang dalam sayang…yahh masukin
kontol panjangmu lebih dalam lagi sayang biar enak sayang
oohgghhhhsshh..oogghh besarnya kontolmu Robby…ohhgg makin tegang
sayang…oohgg kontolmu makin besar sayang….sayangku Robby tekan kontolmu
lebih dalam sayang….oogghh masukin kontolmu makin dalam ke rahim ibu
sayang…oohhh sayangku tekan kontolmu biar masuk rahim ibu sayang…ohhh
yahh…oohh yah …oohh yahhh gituhh sayang…ohhhh sayangku…masukin rahimku
sayang…oohhh sayang keluarin spermamu sayang…oogghh yahh sayang oohh
masukin spermamu dalam rahim ibu sayang…oohhh tekan lebih dalam sayang
biar spermamu masuk rahim ibu sayang…oohggg…oosshh yah sayangku…oohhh
yahh sayang….oohhh keluarin manimu sayang…oohh sayang keluarin spermamu
dalam rahimku sayang…oogghh sayang… ooohhssshhhss entotin lobang memek
ibu sayang…oohhsshhh Robby sayang keluarin spermamu yang banyak dalam
rahim ibu sayang..ohhh sayang keluarin spermamu yang banyak
sayang…oohhggg Robby oohhh Robby sayang..keluarin spermamu yang banyak
ke dalam rahim ibu sayang biar ibu hamil sayang…ooohhgggg sayangku
Robby..ohhh sayangku Robby ibu pengen hamil oleh spermamu sayang…oohhh
yah entotin terus memek ibu sayang…ooohhh Robby ibu pengen hamil oleh
kontolmu sayang…oohhh keluarin spermamu yang banyak dalam rahim ibu
sayang biar ibu hamil…ooohh ibu masih bisa hamil sayang…oohhh Robby
sayang hamili ibu sayang…oohhh sayang entot ibu samapai hamil
sayang…oohhh Robby hamili ibu sayang…kamu pengen ibu hamil kan
sayang…ooohhhsssmmmhh kamu pengen ngentotin ibu sampai hamil kan
sayang…oohhh …oohhh keluarin manimu yang banyak dalam rahimku
sayang…ooohhh Robby sayang hamili ibu…aahhh hamili ibu sayang…entoti ibu
samapai hamil…,”
Robby
semakin liar menggenjot tubuh Bu Intan. Hayalnya benar-benar
terpuaskan. Robby memang sering berhayal bisa ngentotin Bu Intan sampai
ibu paruh baya itu hamil. Ia semakin menggoyangkan pinngulnya. Ujung
kontolnya semakin gatal. Robby menusukkan kontolnya dengan tusukan yang
dalam. Dan akhirnya ia merasa akan mengeluarkan spermanya.
“Ohhh
Bu Intan aku mau keluar…ooooooooooooooooohhhhhhh sayangku Bu
Intan…aaacchhh ooohhh Bu Intan aku keluar sayang….ohhh spermaku lagi
banyak bu…oohhh Bu Intan kuhamili kau Bu…oohhh Bu Intan aku keluar…oohh
Bu Intan ini spermaku sayang…ooooooooooooohhh ooooggghhhh sayang akan
kubuntingin kau bu…oooooooooooooogghhh….,”Robby menekan kontolnya
sedalam-dalamnya sambil mengerang.
Selangkangan
mereka menempel begitu ketat. Gerakan-gerakan ritmis dan otomastis
mengiringi menempelnya kedua pinggul mereka. Gerakan-gerakan ritmis itu
menandakan kedua kelamin mereka sedang memompakan sperma masing-masing.
Bu Intan begitu puas oleh persetubuhan itu. Tangannya dan kakainya
mendekap kuat pinggul dan pantat Robby. Bu Intan sangat ingin kontol
pemuda itu masuk makin dalam ke rahimnya. Dan Bu Intan merasakan kepala
kontol anak muda itu memasuki rahimnya dan ia merasakan kontol yang
besar dan panjang itu berdenyut-denyut. Bu Intan merasakan kontol itu
mengganguk-angguk dalam lobang rahimnya menyemprotkan sperma yang begitu
banyak memasuki rahimnya. Bu Intan tidak tahu mengapa ia begitu ingin
dihamili oleh Robby.
Bu
Intan mendesah setelah persetubuhan nikmat itu. Ia berbisik di telinga
Robby, “Ohhh sayang, spermamu banyak banget masuk rahim ibu. Oh sayang
ibu bisa hamil sayang…ooogghhh sayangku Robby, ibu pengen banget hamil
oleh kontolmu ini sayang…,”
Nafas
Robby menderu-deru. Persetubuhan dengan Bu Intan yang bertubuh montok
semok dan merangsang itu betul-betul menimbulkan nikmat yang luar biasa.
Dan kini nafasnya dan nafas Bu Intan bagai bersahutan-sahutan.
Robby
mengangkat wajahnya, dan memandangi wajah wanita paruh baya itu. Lalu
ia melumat bibir Bu Intan dan berbisk, “Aku juga pengen ibu hamil.
Ohhgghhh Bu Intan, sejak pertama kali bertemu ibu, aku sudah pengen
banget menghamilimu bu..,”desah Robby.
“Aku
juga sayang. Sejak pertama kali jumpa sama kamu, ibu tahu kamu pengen
ngentot sama ibu. Matamu yang sering curi pandang sama ibu membuat ibu
tahu kamu pengen banget ngentotin ibu, dan ibu tahu kamu pengen
mengahamili ibu…mmmmhhhh…,”Bu Intan membalas dengan mengecup bibir
Robby.
Jual Obat Aborsi Asli Obat Telat Bulan Murah Disini jual Obat Aborsi Asli, Jual Obat Aborsi Aman Dan Murah, Obat Pelancar Haid, Obat Telat Bulan, Obat Terlambat Datang Bulan, Obat Telah Haid, Obat Penggugur Kandungan, Obat Penggugur Janin Yang Aman Dan Tanpa Efek Samping Dan Yang Paling Ampuh,
BalasHapusDr. Ilham Online 24 Jam
Hp. 081224433667
Hp. 089693030551
Website
www.caramelunturkankandunganlengkap.blogspot.com
www.caramelunturkankandungancepat.blogspot.com
www.felitasex.blogspot.com
Jual Obat Aborsi Asli Obat Telat Bulan Murah Disini jual Obat Aborsi Asli, Jual Obat Aborsi Aman Dan Murah, Obat Pelancar Haid, Obat Telat Bulan, Obat Terlambat Datang Bulan, Obat Telah Haid, Obat Penggugur Kandungan, Obat Penggugur Janin Yang Aman Dan Tanpa Efek Samping Dan Yang Paling Ampuh,
BalasHapusDr. Ilham Online 24 Jam
Hp. 081224433667
Hp. 089693030551
Website
www.caramelunturkankandunganlengkap.blogspot.com
www.caramelunturkankandungancepat.blogspot.com
www.felitasex.blogspot.com
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKhusus Dewasa 17+
BalasHapusBokep Top Indo
Download Bokep Gratis
Cerita Sex Dewasa
Cerita Anak dewasa Sex
Trik Dapat Cewek Haus Ssex
Cara Puaskan Tante-Tante Girang
Ikut Menyimak artikel anda min, klo sempet berkunjung balik ya min, Kilk artikel aku www.kedaiobatimport.com ..
Aku Tunggu artikel anda berikutnya Ya.. #Pembaca_Setia_Blog_ANDA By: Faris Des'tavino
INFO KESEHATAN DAN KECANTIKAN
✔ Obat Pembesar Penis Vimax Asli
✔ Alat Vacum Pembesar Penis
✔ Pembesar Penis Celana Vakoou Usa
✔ Pelangsing Fruit Plant
✔ Obat Perangsang Wanita
✔ Obat Penyubur Sperma
✔ Obat Kuat Sex
✔ Obat Bius Liquid Sex
✔ Alat Pembesar Panyudara
✔ Pemerah Bibir
✔ Perontok Bulu Kaki
✔ Cream Pemutih Wajah
✔ Obat Peninggi Badan
✔ Obat Perapat Vagina
✔ Cream Pembesar Pantat
✔ Obat Penggemuk Badan
✔ Alat Bantu Sex Wanita
✔ Alat Bantu Sex Pria
BalasHapusBest sangat cerita-cerita kat web ni. Rasa nak datang setiap hari. Terima kasih admin kerana menyajikan cerita2
bermutu. Tumpang iklan ya admin
Sedih. Hidup makin perit. Gaji tak cukup. Anak nak sekolah.
Mana nak cari duit?. Kalau lah ada cara mudah nak cari duit kan senang.
Tak perlu susah-susah macam ni..
Macam mana kalau ada?.
Betul ke?. Mudahnya... Terima kasih tuan..
[[Dapat RM8000 pendapatan pasif dengan cara yang sangat mudah]]
CERITA DEWASA
BalasHapusKEHILANGAN KEPRAWANAN
DI ENTOT KONTOL GEDE
NGENTOT SAMA SOPIR NAKAL
JAPAN SEX
NGENTOT SAMA TANTE
Jual Vimax Asli Banjarmasin
BalasHapusJual Vimax Asli Lampung
Vimax Asli Bandung
Hammer Of Thor Di Bandung
Vimax Asli Bandung
Jual Pill KLG Asli Bandung
ALAT BANTU SEX PRIA & WANITA DI BANDUNG
Jual Hammer Of Thor Obat Kuat Di Surabaya
BalasHapusJual Vimax Asli Canada Di Medan
Jual Viagra USA 100mg Di Medan
Jual Hammer Of Thor Di Bali
Jual Obat Anabolic Rx24 Di Surabaya
Jual Obat Forex Asli Di Surabaya
Jual Vimax Asli Canada Di Sidoarjo
Jual Hammer Of Thor Asli Di Medan
Jual Viagra Asli Di Surabaya
Jual Hammer Of Thor Asli Di Sidoarjo
Film Bokep, Film Dewasa, Film Porno, Film Semi, Film Semi Indo, Film Semi Jepang, Nonton Film Bokep, Bokep Online, Download Bokep Online, Bokep HD,
BalasHapusJual Viagra Asli Di Bandung
BalasHapusJual Viagra Asli Usa Di Bandung
Jual Viagra Asli Eceran Di Bandung
Jual Viagra Asli Pfizer 100Mg Di Bandung
Toko Obat Kuat Viagra Asli Di Bandung
Agen Viagra Pfizer Asli Di Bandung